prolog

34 8 9
                                    

Seorang gadis kecil sedang memandang kearah gadis seumurannya yang sedang bersendagurau dengan ayah dan ibunya. Dengan pandangan sayup, dia memperhatikan mereka dengan pertanyaan "kapan aku kaya gadis itu?" di otaknya.

"Bel, ayok kita pulang nak." Seorang wanita dewasa menghapirinya. "Iya bunda." Gadis kecil yang dipanggil Bel itu pun dengan wajah sedihnya menatap wanita yang dipanggilnya Bunda itu.

"Kenapa, hmm?" Wanita dewasa itu berjongkok di hadapan Bela, si gadis kecil itu. Bel pun menggeleng cepat sambil berucap "Gapapa ko bun?" Setelahnya ia tersenyum hingga menampilkan gingsulnya yang membuatnya tambah manis.

Wanita dewasa itu akhirnya berdiri. Dia tersenyum sambil mengelus rambut indah Bel. Kemudian, ia mengulurkan tangannya.

"Yuk kita pulang." Tangan kecil itu pun membalas uluran tangan wanita dewasa itu. "Hayu" dengan senyum yang merekah, mereka meninggalkan tempat itu.

"Satu,,,,dua,,,tiga,,,hap" Bel tertawa senang kearah wanita dewasa disampingnya saat menuruni trotoar untuk menyebrang jalan.

Setelah menyebrang, mereka berhenti di trotoar jalan untuk menunggu angkot lewat. Saat menunggu, Bel bernyanyi bunda hanya tersenyum melihatnya.

"Satu satu Bela sayang Bunda,,,,dua dua juga sayang Bunda,,,tiga tiga tetap sayang Bunda,,,satu dua tiga Bela sayang Bunda" wanita yang dipanggil Bunda, tersenyum memperhatikan Bel bernyanyi.

"Ko Bunda semua?" Tanya bundanya sambil mengelus rambut Bel. Bela hanya terkekeh. "Dasar" kata bunda mencoel hidung Bel gemas. Sangat lucu.

Tak lama angkot berhenti dihadapan mereka. Mereka pun segera menaiki angkot tersebut. Bel duduk di bagian paling belakang dekat dengan jendela yang akan menampilkan kendaraan yang ada di belakang angkot yang mereka naiki. Sedangkan Bunda ada di sampingnya.

Bel memandang Bunda yang sedang memperhatikan jalan didepan. Bel tersenyum, dia sungguh menyayangi wanita dihadapannya ini begitu juga sebaliknya.

Bel mengalihkan pandangannya kearah belakang. Memerhatikan motor yang sedang menyalip-nyalip kendaraan lain karena sekarang keadaannya sedang macet dan sedikit gerimis.

"Ayah, Ibu apa kalian juga menyayangi Bel seperti Bunda menyayangi Bel?" Bel menghela napasnya. "Ayah, Ibu kalian dimana? Bel kangen. Kapan kalian datang menemui Bel?"

Abelia, seorang gadis kecil yang cantik. Namun sayang, ia tidak pernah bertemu dengan kedua orang tuanya. Bagaimana wajah Ayah, Ibu nya pun ia tidak tahu. Dari kecil ia hanya dirawat oleh Bunda, Ibu pantinya.

Udah lama banget aku tuh sebenernya mau publish cerita ini. Ntah kenapa kalo mau publish tuh rasanya minder sama cerita-cerita yang lain😌. takut aja gtu buat publish. Tapi hari ini aku beraniin buat pulbish ceritanya, semoga kalian suka ya🤗😚😚

ABELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang