2.Para Most Wanted

7 1 0
                                    

Kini lorong kelas 12 IPS sangat gaduh. Teriakan siswi SMA Sakura memenuhi lorong. Terdapat gerombolan cowo yang sedang berjalan dengan seorang cowo yang dipanggilnya Pak Bos memimpin di depannya menuju lapangan basket. Mereka akan tanding basket dengan adik kelasnya yang sudah mencari gara-gara dengan mereka.

Bel dan Sindi yang melihat itu pun bingung. Tadi mereka habis dari perpustakaan dan tidak sengaja melihat kegaduhan yang terjadi dilorong kelas 12 IPS.

Damian, Remon, Alvi, Rian dan Jo. Kelima Cowo most wanted di SMA Sakura itu akan tanding dengan adik kelasnya yang tidak tahu diri, Argana Darendra.

Disini lah mereka, dilapangan basket SMA Sakura. Sang pemimpin, Damian Rivaldi Sanjaya tengah berhadapan dengan seorang Argana Darendra. Aura yang sangat mencekam ketika kedua pemimpin itu saling beradu tatap.

"Semoga berhasil." Bisik Daren tepat ditelinga Damian. Damian menatap adik kelas nya itu sengit. "Ga usah belagu." Rahang Damian mengeras, tentu saja ia geram dengan adik kelas nya ini. Lihat saja, baru jadi adik kelas aja udah belagu.

Tiupan peluit babak pertama, kedua tim mulai memperlihatkan skil nya dalam bermain basket. Terutama Damian yang sudah terkenal dengan permainan basketnya yang sangat luar biasa.

Bel dan Sindi yang ikut menonton pertandingan itu pun dibuat menganga dengan cara main Damian. Apalagi aura yang dikeluarkan Damian, ditambah dengan tatapan mata elang nya, membuat Damian terlihat arrgg menakutkan.

Babak pertama selesai dengan skor 3:1, 3 untuk tim Damian dan 1 untuk tim Daren. Kedua tim tersebut menepi untuk beristirahat dan menunggu babak selanjutnya.

"Damiannn!!!" Teriakan menggelegar itu sungguh membuat telinga berdengung. Siapa lagi jika bukan Sheril, kekasih damian. Ah entah lah kenapa Damian masih pempertahankan hubungannya dengan toa masjid ini.

Keempat teman Damian hanya menghela napasnya, lelah. Ini si Damian apa kaga budeg ya pacaran sama cewe cem toa masjid gini.

Sheril berlari kecil menghampiri sang pujaan hati dengan diikuti dua orang temannya yang ikut berjalan dibelakangnya.

"Dam kamu pasti capek ya? Dam ada yang sakit gak? Yang mana yang sakit? Sampe keringetan gini coba." Ucap Sheril dengan sejuta kehebohan nya. Sedangkan Damian hanya memutar bola matanya jengah melihat tingkah laku Sheril.

"Heh cabe brisik banget lu ye. Lu kira si Damian abis tawuran apa pake ditanya ada yang sakit apa enggak." Sewot Rian, gatau apa orang lagi capek begini tingkat emosinya jadi bertambah.

"Apaansi lo yan. Bilang aja lo sirik karna lo jomblo." Balas Sheril tak kalah sewot.

"Dih gua? Iri sama lo? Seburuk itukah hidup gue." Nyinyir Rian yang langsung dapat pelototan dari Sheril.

"Yan,  udah diemin aja elah orang kaya gitu mah." Alvi menganggukan kepalanya setuju dengan ucapan Remon.

"Lo ngapain sih disini?!" Baru saja Sheril ingin membalas ucapan teman-teman Damian, namun suara Damian membuatnya tutup mulut dan beralih memandang pujaan hatinya itu.

"Ih ko gitu sih Damian, aku kan cuman mau kasih kamu air minum sama semangat aja."  Sheril menaruh botol air mineral yang ia bawa tadi di lantai lapangan. Lalu ia duduk disamping Damian sambil memeluk tangan Damian.

Dengan cepat Damian menarik tangannya dari lilitan tangan Sheril, tidak suka. Sedangkan Sheril hanya mendengus. Teman-teman Damian hanya bisa menatap Sheril rendah. Dasar murahan.

Sementara kedua teman Sheril yang sedari tadi diam hanya memperhatikan Sheril. Tidak bukan keduanya namun hanya Diva yang memperhatikan Sheril sedangkan Madu sedari tadi hanya memperhatikan Alvi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ABELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang