Maaf kalo masih ada typo"😅 Semoga suka sama ceritanya...happy reading🤗😚😚
A
Allahu Akbar....Allahu Akbar....
..........Seorang gadis cantik bangun ketika mendengar suara azan. Dia membangunkan adiknya yang masih tertidur nyenyak disampingnya. Setelah itu mereka turun dari tempat tidur menuju kamar mandi.
_______
Saat solat...
Sang imam menengok kebelakang. "Sudah?" Makmum mengangguk. Sang imam menghadap kedepan, kearah kiblat dan mulai membaca niat nya sebagai imam.
......"Assalamu'alaikum Warahmatullah...Assalamu'alaikum Warahmatullah..."
Sang imam mengucap salam dilanjutkan dengan membaca doa. Kemudian mereka mengaji bersama.
Rumah panti Kasih Bunda. Lantunan ayat suci Al-Qur'an sangat merdu dan indah di dengar. Memang sudah jadi rutinitas panti saat selasai melaksanakan solat mereka akan lanjut mengaji.
"Bel bantu bunda nyiapin sarapan ya?" Yang ditanya pun tersenyum manis. "Iya bun, kalo gitu Bel keatas dulu ya mau naro mukena." Bunda mengangguk.
Panti ini memang berlantai dua. Itu juga belum lama dibangun menjadi tingkat. Karena baru-baru ini banyak donatur yang menyumbangkan hartanya ke panti Kasih Bunda ini.
__________
Di meja makan
"Bang Abi mau makan pake apa bang?" Bel mengambil piring abang pantinya. "Capchai." Tidak membentak tidak ada unsur marah namun sangat dingin.
Abi memang begitu. Ntah hanya dengan Bel atau dengan yang lain juga, sikap nya sangat dingin. Satu yang Bel ketahui, Bang Abi berubah. Dulu dia pernah ramah dengan Bel bahkan selalu mengajak Bel bermain. Namun saat abangnya ini menginjak bangku SMA sikapnya jadi berubah dingin.
Yang lain hanya melihat Bel prihatin. Bel selalu bersikap ramah dengan Abi berharap semua akan seperti dulu lagi, namun Bang Abi selalu membalas keramahan Bel dengan sikap dinginnya.
Bunda tersenyum manis kearah Bel, menyalurkan kekuatan dan memberi semangat kepada Bel.
Bel menaruh piring berisi nasi dan capchai dihadapan Abi. Kemudian ia beralih ke samping Abi, ada adik pantinya yaitu Dafa. Bel mengambilkan Dafa sarapan. Begitu seterusnya sampai semuanya kebagian dan tentunya dibantu oleh bunda juga.
Setelah sarapan mereka pun bersiap untuk berangkat sekolah. Sebenarnya hanya Abi, Bel, Risa, Abdi dan Dafa saja sih yang berangkat sedangkan yang lain, mereka belum sekolah.
Mereka pergi kesekolah dengan berjalan kaki. Dan seperti biasa Abi selalu jalan paling belakang, memperhatikan adik-adiknya. Dengan tatapan yang dingin dan tidak ada suara yang keluar dari mulutnya.
"Kita duluan ya ka." Kata Risa. Risa, Abdi dan Dafa memang disekolahkan di tempat yang sama agar mereka bisa menjaga satu sama lain. "Assalamualaikum." Ucap mereka serentak.
"Waalaikumsalam, belajar yang bener ya kalian." Ucap Bel menjawab salam adik-adiknya. Sedangkan Abdi hanya diam memandangi mereka. Dia juga menjawab salam di dalam hati mungkin.
Setelah kepergian adik-adiknya, Bel pun melanjutkan jalannya menuju sekolah denga keadaan yang sunyi sepi. Inilah yang tidak ia sukai, setelah kepergian adik-adiknya suasana antara ia dan Abi seketika menjadi canggung.
Bel memutuskan untuk jalan duluan. Ia bingung mau membahas apa dengan Abi. Pun kalau ia menemukan pembahasan dan bertanya kepada abangnya itu, abangnya pasti hanya menjawab singkat. Hufft.
Sesampainya disekolah, Bel berhenti di depan gerbang untuk menunggu Abi. Sedangkan yang ditunggu melengos begitu saja, berjalan menuju kelasnya tanpa menghiraukan Bel. Padahal kan ada yang ingin dibicarakan oleh Bel.
Bel berlari mengejar Abi sampai dilorong kelas 11 Ips.
"Bang, bang abi tunggu." Abi pun akhirnya berhenti tanpa ingin memutar badannya. "Hmmm bang nanti Bel gak langsung pulang ya." Ucap Bel sambil menundukkan kepalanya.
"Kenapa?" Kini Abi sudah menghadap kearah gadis yang hampir 16 tahun ini menemani hidupnya sebagai adik dipanti.
Bel mengangkat kepalanya, mencoba menatap mata elang abangnya. Dia takut, takut jika Abi akan memarahinya kalau ia memberi tahu alasan mengapa ia tidak langsung pulang ke panti.
"Hmm bel...bell." Ucap Bel terbata-bata.
"Ikut abang." Abi berjalan menuju taman belakang sekolah. Dan diikuti Bel dibelakangnya.
"Kenapa gak langsung pulang?" Ucap Abi setelah sampai di taman belakang sekolah. Bel terlihat gelisah, keringat memenuhi pelipisnya.
"Tatap mata abang bel!" Kata Abi setengah membentak. Denga takut Bel mengangkat kepala nya dan menatap mata abangnya itu.
"Kenapa?" Tanya Abi, lagi. Kali ini dengan nada yang lebih lembut. Bel menghela napasnya pelan. Bel kembali menunduk. Sedangkan Abi masih menunggu jawaban dari adiknya.
"Kerja." Cicit Bel. Abi menaikkan alisnya. Tatapan nya tidak bisa dibaca.
"Kenapa kamu kerja?" Tanya Abi dengan nada yang kembali mendingin. Dengan ragu Bel mentap Abi, matanya dan mata sang abang pun beradu. Namun Abi memutus kontak matanya dengan Bel. Bel kembalu menunduk
"Bel pengen bantu bang abi. Bel kasian liat bang abi kerja dan cape sendiri. Bel...bell...pengen bantu bunda juga." Suara Bel bergetar. Abi menghela napasnya kasar.
"Bel kamu ini masih kecil, tugas kamu belajar bukan kerja." Kata Abi, geram.
"Tapi abang juga masih sekolah, abang juga butuh belajar. Tapi abang masih bisa ngimbangin antara kerja dan belajar."
"Kamu gak ngerti bel kamu gak ngerti." Abi tidak mau kebablasan, ia pun langsung pergi meninggalkan adiknya. Beberapa langkah kemudian, ia berhenti.
"Keluar, abang gak ngizinin kamu." Ucap Abi tegas tanpa membalik badannya. Kemudia Abi melanjutkan langkahnya.
Sebenarnya Abi sudah tau tentang ini dari Sindi, teman sebangku Bel. Makanya Abi langsung mengajak Bel ketaman belakang saat Bel ingin berbicara dengannya. Karena Abi tau, Bel akan membahas masalah ini.
Bel menatap punggung tegap Abi yang menjauh darinya. Bel menghela nafasnya, ia pasrah jika sudah seperti ini.
Abi memang dingin, namun bukan berarti ia tidak sayang dengan adik-adiknya terutama Bel. Dia menyayangi Bel dengan caranya sendiri.
Gimana ceritanya? Jan lupa buat tinggalin jejak ya biar aku jadi tambah semangat bikin cerita nya hehe😅😚 makasih buat yang udah baca😚😚
.
.
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABEL
RandomIni cerita tentang gadis manis dan polos dengan sejuta keceriaanya. Dia bernama Abelia, namanya singkat, sesingkat jalan hidupnya? "Bel seneng banget akhirnya bel bakal tinggal bareng ayah." "Lo udah ketemu sama ayah lo?" Gadis itu mengangguk cepa...