3. TRAGEDI DI KANTIN

30 8 5
                                    

🔥🔥🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔥🔥🔥

Di dunia ini terlalu banyak orang berkata-kata, tetapi hanya sedikit yang mau mendengarkan..

Suasana kantin terlihat begitu ramai,walaupun ini masih jam istirahat pertama.ketika Deandra duduk di bangku kosong di pojok kanan kantin sendirian banyak orang yang memperhatikannya seperti biasa dia memutar bola matanya malas.tanpa memperdulikan lagi dia memakan nasi gorengnya dengan memakai headset walaupun masih kedengaran bisikan orang di sekitarnya.baru saja beberapa menit dia bisa memakan makanannya dengan santai tiba-tiba ada cairan kental dingin di kepalanya dan suara lantang di samping mejanya.

"Berani-beraninya yah Lo lapor keguru kalau gue main hp."

Deandra menatap sekilas tanpa memperdulikan perkataan basa-basinya dan memakan kembali makanannya dengan sesekali menyanyikan lagu kesukaannya.

Wajah gadis itu memerah dan menunjuk wajah dyeza dengan geram."Lo, dengar gue nggak sih hah,siapa suruh Lo lapor keguru kalau gua main hp!"teriak gadis itu.
dan lagi-lagi tidak ada pun suara yang dikeluarkan oleh Deandra dan hanya memakan makanannya kembali.

"berani-beraninya nih cupu!"ujar gadis itu dengan menutup matanya sebentar dan membukanya lagi.baru saja dia akan berbicara ada seseorang yang menghentikannya.

"Udah Lah ra,kita bully saja langsung nih cupu.muak gue liat nih mukanya."

Maura melirik kearah Carlie yang baru saja berbicara dan menatap kearah Deandra dengan senyuman miring."Dari tadi Lo diam terus yah?dimana mulut Lo tadi waktu ngadu ke guruh hah!mana keberanian Lo tadi waktu dikelas hah, JAWAB JANGAN DIAM AJA!"ujar lantang Maura yang masih menatap kearah Deandra."ah atau jangan-jangan lo itu cuma cari sensasi ajah di depan guru."sambung Maura tersenyum miring dan diangguki teman-temannya,setuju dengan penuturan Maura,bergumam serentak mengolok olok Deandra yang masih diam.

"Berani di kandang doang dia."

"Kalau mau cari perhatian tuh jangan bawa-bawa nama kami kali."

"Dasar caper."

Melihat Deandra masih terdiam Maura semakin menghujat Deandra dengan pedas.dia mau lihat sampai mana dia masih diam tanpa mau menatapnya dan hanya terdiam.

"Lo kalau mau caper sama guru itu jangan bawa nama gue,Lo itu kalau terlahir bodoh yah bodoh jangan sok-sokan Lo-"

"Memang benarkan kalau kamu itu main hp di jam pelajaran,aku sebagai seorang pelajar akan pasti melaporkan tindakan kurang ajar mu dikelas jadi dari mananya aku caper."Sela Deandra sambil menatap kearah Maura dengan alis yang terangkat satu tinggi.

"Lo, bisa-bisanya enteng ngomong gitu yah.gara-gara Lo gue dihukum panas-panasan di lapangan hp gue disita dan Lo bilang memang benar."Maura berkacak pinggang sambil melihat ke arah Deandra sinis.

Deandra menggedikan bahunya acuh dan berujar malas."itu kan kesalahan kamu siapa suruh main hp di kelas,bukan salah aku juga."memang benarkan apa yang dikatakannya kalau ini memang bukan salahnya siapa suruh dia memainkan hp ketika jam pelajaran dimulai.dan sekarang dia dibilang caper sama guru,cih buat apa juga capek-capek caper keguru nggak guna juga.memang yah kalau sudah salah masih aja ngeles dan pasti akan melemparkan kesalahannya ke orang lain.dasar Manusia nggak punya etika.

Deandra berdecak dan menyekal tangan maura ketika melihat tangannya yang hampir menampar pipinya."menyebalkan belum saja aku menyelesaikan ucapanku eh malah mau ditampar untung saja aku memiliki refleks yang bagus.kalau tidak udah kena nih pipi."ujar hati Deandra yang masih menyekal tangan maura dengan malas.

"Lo!lepasin tangan gue."seru lantang Maura yang melihat tangannya yang dicekal oleh Deandra."apa-apaan ini kenapa tangan gue bisa dicekal nih cupu,aw mana sakit lagi tangan gue,nih tangan atau apa sih susah banget ditarik?"ujar hati Maura sambil mencoba melepaskan cekalannya dari deandra.walaupun wajahnya masih tenang tapi didalam hatinya dia sangat ketakutan ketika melihat ke arah Deandra , wajahnya yang agak menyeramkan menurutnya.

Carlie yang baru saja sadar kalau tangan Maura dicekal segera ke sana baru saja ingin menjambak rambut panjang coklat pekat Deandra, dia malah terjatuh kelantai sebab Deandra menghindar dan menarik baju belakang Carlie sambil membanting kelantai dengan kuat

Bugh

dan terdengar suara bantingan cukup keras yang dapat didengar oleh seluruh siswa-siswi , membuat semua orang melongo ketika menatap Deandra yang katanya tidak bisa melawan malah bisa membuat ratu bully kesakitan dan Carlie si famous terjatuh dengan keras,begitupun Sheila dan Vanya yang masih saja melongo melihat kedua temannya dikalahkan oleh seorang gadis yang selalu menjadi bahan bullyan nya dengan teman-temannya.

"Carlie.heh!kalian berdua jangan hanya berdiam diri saja disitu. bantu gue!"seru Maura kesal ketika melihat teman-temannya yang lain hanya menonton kejadian tadi dengan tampang konyol dan tangannya yang masih dicekal."sial!"

Sheila mendorong tubuh Vanya ke depan dan berujar gugup."l-lo duluan baru gu-gue."

"Lah,kok gue sih."protes Vanya ketika Sheila masih saja mendorong tubuhnya.

"Ayo sana nanti Maura marah."sambung Sheila yang masih mendorong Vanya.

"Iya-iya ini isssh,sabar dong."rutuk Vanya sambil berjalan kearah Deandra dan ketika ingin mengambil bajunya seketika saja dia ditendang oleh Deandra diperut dan membuat nya terjungkal kebelakang kalau saja tidak ada Sheila yang langsung berlari menangkapnya,tapi belum beberapa menit tiba-tiba saja tubuhnya oleng dan menindih Sheila dibelakang.

"Ahhh,Vanya tubuh gue."teriak Sheila kesakitan ketika tubuhnya ditindih oleh Vanya dengan keras.

Maura yang melihat teman-temannya terjatuh menatap kearah Deandra marah dan baru saja ingin lagi menampar pipi Deandra dengan tangan satunya yang masih terbebas malah meleset dan membuatnya semaki terkunci.

Deandra tersenyum miring melihat kearah maura dan mengayungkan tangannya yang satu ke pipi Maura.

Plak

Plak

Plak

Brugh

belum cukup menamparnya sampai terjatuh Deandra menjambak rambut Maura dengan keras sampai kepalanya menengadah ke atas.

"Bagaimana sakit?"tanya Deandra dingin sambil melihat kearah Maura kesakitan ditambah sudut bibirnya berdarah.

"Lo!"tunjuk Maura marah ke wajah Deandra sambil menahan air matanya.

"Kamu kalau masih saja berbicara omong kosong,lebih baik diam!daripada kamu jadi bisu."desis Deandra dingin sambil mengangkat satu alisnya tinggi.

Deandra melepaskan Jambakannya dan berdiri mengambil handphone nya dimeja.ketika dia ingin beranjak pergi dia menolehkan wajahnya ke sekitar kantin yang masih melihat kejadian tadi berdecak sinis ketika semua orang melihatnya dengan syok dan penasaran,melangkahkan kakinya keluar dari kantin yang membuatnya muak tanpa melihat kebelakang lagi.

dia menghilang di tikungan koridor membuat semua orang bernafas lega.entahlah mungkin takut kepada aksi Deandra barusan atau mungkin auranya?

kantin semakin ramai gara-gara pertengkaran yang tidak terduga tadi membuat mereka semua membicarakan kejadian yang tidak akan pernah dilupakan atau sepanjang sejarah!dimana ratu bully dikalahkan oleh anak beasiswa yang tidak pernah melawan sekali pun,tapi sekarang?wah kejadian yang sungguh luar biasa bukan!"

Seorang pemuda tampan yang melihat kejadian itu semua hanya menatap ke arah koridor sepi yang tadi dilewati oleh Deandra dengan pandangan yang sulit diartikan.

•0o0•
Jangan lupa votenya yah;)
TBC

Nurdiasyad 14
(8-oktober-2020)

Twins(on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang