Chapter 4

2.7K 366 16
                                    

Asahi merasakan tubuhnya semakin lama semakin berat, matanya terasa akan terpejam karenanya, Jaehyuk menangkapnya dipelukannya, mengelus pipi Asahi yang sangat mulus, "Mungkin akan butuh waktu beberapa hari, you need to be patient, my dear~" bisiknya lembut.

"You... wh..." ucapnya lirih, yang terakhir dilihatnya sebelum tidak sadarkan diri adalah wajah Jaehyuk yang tersenyum dengan sangat manis.

----------------

"Kamu belum bisa menemukan juga siapa dia dan dimana lokasinya sekarang?" dengan wajah merengut Asahi duduk di sofa merah yang berada di balcony, tangannya menopang pipinya, matanya terlihat mengantuk, entah apa yang terjadi pada tubuhnya, kini ia bisa berjalan dibawah sinar matahari dengan bebas, tidak seperti vampire pada umumnya, namun kekurangannya, kekuatannya juga tidak bisa terkendali dengan baik.

'It must be because of that bastard's weird ability' umpatnya dalam hati.

Butler Hamada hanya bisa membungkukkan tubuhnya lebih rendah lagi, tekanan yang Asahi keluarkan membuatnya keringat dingin, "Our apologies, Your Highness, tapi sepertinya kami tidak dapat menemukannya, ia bagaikan hilang ditelan bumi?"

Asahi mendecih, "Heh, hilang ditelan bumi? Meskipun bumi telah menelannya, aku ingin kalian menggali hingga bisa menemukannya, cari lagi!" perintahnya sambil memijat dahinya yang berat, mungkin efek dari energy asing di tubuhnya, 'This is just too bothersome, sampai kapan tubuhku akan melemah seperti ini?'

"Apa yang bisa membuatmu memporak-porandakan wilayahmu sendiri, little uncle?" tanya sebuah suara berat yang datang dari belakangnya, Asahi tidak menoleh karena ia sudah merasakan kehadiran pria jangkung berambut hitam itu bersama dengan pria yang berambut abu-abu, Watanabe Haruto dan Kanemoto Yoshinori, ketika mereka sampai tepat di depan kastilnya.

"Apa yang kalian lakukan disini, hmm? Once again you said little uncle, aku akan pastikan kamu tidak dapat melihat cahaya kembali" ancam Asahi, suara husky itu terdengar tidak sabar, ia masih merasa aneh dengan tubuhnya, dan hal terakhir yang diinginkannya adalah kondisinya diketahui oleh vampire dari clan lain.

Tiba di samping Asahi, Haruto mengangkat tangannya, "Baiklah, forgive me for being rude, Your Highness, are you enjoying your morning sunshine? Just like your name?" canda Haruto, Yoshi menyenggol tubuh Haruto dengan sikunya, Asahi sepertinya sedang tidak dalam mood yang baik pagi ini, harus berpikir 2 kali dulu jika mau bercanda dengan pemimpin dari territory mereka ini.

Sesungguhnya dulu ketika first dan second generation vampire masih berkeliaran dimana-mana, nama Asahi merupakan sesuatu yang aneh dan sering jadi bahan pergunjingan, Morning Light? Nama untuk seorang vampire yang bahkan berjalan dibawah sinar mataharinya pertahun bisa dihitung dengan jari?

"Are you trying to pick a fight with me or what?" tatap Asahi malas ke arah keponakannya itu, tangannya yang sebelah berbunyi 'krak krak' memperlihatkan kukunya yang memanjang dan menghitam, melihat Haruto dan Yoshinori yang berdiri di bawah bayangan, dari bibir tipis itu keluar kata-kata sinis, "Better than you guys who've been afraid because of some sunlights"

Haruto pun benar-benar menyerah, melihat senjata terbaik Asahi -kuku tajamnya-, bulu kuduknya langsung berdiri, ia tidak mau ujung-ujungnya nanti ditendang keluar dari territory mereka dan harus mengungsi di territory di bawah Danny, 'That playboy is just too troublesome!' kutuknya dalam hati.

Yoshi yang melihat pembicaraan mereka semakin menurunkan mood Vampire Prince itu semakin jelek pun mengambil alih pembicaraan, "Your Highness, forgive me, but, para vampire di wilayah kami menanyakan mengapa anda banyak memobilisasi vampire dari Hamada clan, mayoritas merasa was-was karenanya, bolehkah kami tahu apa tujuan anda melakukan hal itu?"

Blood Lord -JaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang