Chapter 8

1.3K 245 34
                                    


Masih perlu nuna pakein italic ga sih? Kyknya ga begitu ngaruh ya? 😗🤔

Does it bother you guys? Kalo iya nanti nuna edit 

------------------

Seketika tubuh mungil berwarna emas itu menyentuh Chaos Blood Lotus, aura merah darah setinggi sekitar 10 meter melesak dari dalamnya, menghempaskan tubuh ketiga pemuda yang menyerang Asahi ke dinding goa.

"Ack! Sejak kapan Chaos Blood Lotus memiliki efek seperti ini?!" keluh Jihoon, merasa tubuhnya tertekan oleh tekanan yang terus menerus keluar dari bunga tersebut.

Asahi yang berada di pusaran semua itu setengah tidak sadar merasakan punggungnya terasa panas, ada aliran-aliran berwarna merah pekat yang terus masuk kedalam tubuhnya, membuatnya merasa tubuhnya akan meledak.

"Fucking shit! Sampai berapa lama aku akan mengulangi kejadian seperti ini? Semenjak aku bertemu pria brengsek itu, kesadaranku hilang sesering terbitnya fajar!" yang jarang sekali Asahi rasakan, karena dirinya hanya butuh tidur ketika kekuatannya melampaui batas dan tubuhnya perlu beradaptasi, dan dalam beberapa hari belakangan ia terus menerus merasakan hal yang sama.

Karena derasnya energy yang masuk kedalam tubuh kecilnya, Asahi merasa seluruh bagian tubuhnya bukan miliknya sendiri, ia sama sekali tidak bisa mengontrol satupun darinya, matanya semakin lama semakin berat, hingga ia tidak sadarkan diri.

Sebenarnya semua energy tersebut bukan berasal dari Chaos Blood Lotus, namun dari gabungan Blood Stone yang menutupi seluruh wilayah seluas stadium sepak bola, Chaos Blood Lotus yang berada di tengahnya, juga Origin core yang  terpendam jauh di bawah tanah.

Origin core ini akan menjadi rebutan jika ketahuan oleh Dark soul cultivator dan pertempuran darah tentu saja akan terjadi karenanya, namun ada ancient formation yang menyamarkan semua itu, ini pula lah yang menyebabkan tumbuhnya Blood stone dan Chaos Blood Lotus, jika tidak ada sumber energynya, darimana mereka bisa tumbuh?

Tentu saja, dengan kehadiran seseorang dari Blood clan yang tidak pernah ditemui sebelumnya di planet ini, dengan pemicu darah dari tubuh Asahi yang mengaktifkan seluruh Ancient origin formation, maka energy yang sangat besar terlepas dari Origin core, menuju tubuh Asahi dan sisa kecilnya terhempas keluar, mengenai para Light soul cultivator ini.

Jika yang berada disini adalah Dark soul cultivator, mungkin mereka mengerti gilanya benefit yang didapatkan dari secercah saja energy yang dilesakkan dari tubuh Asahi, namun sayangnya, bagi Light soul cultivator energy ini tidak bermanfaat sama sekali dan membuat tubuh mereka melemas.

Namun bukan tanpa downsidenya juga, jika Dark soul cultivator biasa yang mengalami hal seperti Asahi mungkin mereka akan meledak di tempat, untungnya Origin seed dari Jaehyuk meredam dan meregulasikan kekuatan tersebut dengan sangat cepat saat ini.

Tanpa Asahi sadari, bulu tubuhnya yang tadinya berwarna emas kini berubah memutih, begitu pula dengan seluruh Blood stone yang perlahan-lahan mulai memudar warnanya.

"Aaaaah!!! Blood stonenyaaa, tugaskuuuu!!!" teriak Junkyu yang mengingat tugas mereka untuk mengambil Blood stone dari bawah hidung seekor Blood Dragon.

Meskipun bertubuh lemas, ketiga anak ini dengan cepat mulai melawan arus yang semakin lama semakin melemah, mengeluarkan Soul device yang berbentuk pacul, mereka mulai menggetok-getok Blood stone, berusaha menyelamatkan sebanyak mungkin.

"Biarkan aku mendapatkan 1 kg saja, aku mohon" gumam Yedam dengan panik melihat Blood stone yang semakin lama semakin memudar.

"1 kg apa?! Kita harus mendapatkan setidaknya 11 kg!!! 10 kgnya untuk dijual tentu saja!" sahut Jihoon menggerakkan paculnya dengan kecepatan tinggi.

"Jihoon-hyung, kamu benar-benar maruk!" balas Junkyu dengan pout, namun tangannya tidak kalah cepatnya dengan Jihoon.

Speechless mendengar kedua teman bodohnya, Yedam yang berfisik terlemah diantara mereka bertiga pun juga melakukan hal yang sama tanpa berbicara banyak, sementara Jihoon dan Junkyu terus menerus menggerakkan mulut mereka yang aktif bergema tanpa henti di goa kosong ini.

Blood stone sedikit demi sedikit terkikis dan tangan sigap mereka langsung memasukkannya ke Soul bag yang hanya bisa memuat sedikit barang, selebihnya mereka masukkan ke backpack yang berada di belakang tubuh mereka.

Namun dengan cepatnya pudar warna Blood stone, mereka tidak mendapatkan sebanyak yang mereka mau, "Aaaah! Blood stonekuuuu!!!" teriak Jihoon histeris.

Melihat isi tasnya yang setengah penuh, serta Soul bagnya yang sudah penuh sekali, ia pun berhenti memacul, "Lumayan lumayan" gumamnya menginspeksinya dengan senyum lebar.

"Kau dapat berapa Damie?" tanya Junkyu menghampiri Yedam, ia tahu, pasti Yedam yang paling sedikit.

"Hanya satu Soul bag saja" jawab Yedam santai, ia tidak terlalu memusingkan hal ini.

Jihoon pun merangkul pundak Yedam dan Junkyu, "Kita akan bagi rata nanti seperti biasanya!" dengan gigi putihnya terlihat jelas, ia menggiring teman-temannya menghampiri lokasi Asahi terbaring.

Tubuh Asahi yang berubah memutih membuat tiga sekawan itu bergidik ngeri, Junkyu membuka mulutnya sambil menyenggol pinggang Jihoon, "Hey, apa Legendary monster ini baru saja bermutasi?"

Jihoon menelan ludahnya, "Ooh, ooh, sepertinya begitu" ia melepaskan rangkulannya dan mendekati Asahi, mencoba menggesernya dengan Soul hammernya.

Melihat ke mata Yedam dan Junkyu, ia berkata, "Tidak sadarkan diri, should we kill it?"

Junkyu menepuk pundak temannya itu, "Jangan gila kamu, hyung! Kapan lagi kita bisa menemukan seekor Legendary monster tidak berdaya seperti ini!"

Ia memutar pundak Jihoon dan menatapnya, "Bayangkan berapa banyak Spirit coins yang bisa dapatkan dari menjualnya!"

Yedam pun menggelengkan kepalanya, "Itu bukan pilihan yang baik, bagaimana jika kita bawa ini ke kembali ke college terlebih dahulu, lalu akan kita diskusikan dengan Dean apa yang harus kita lakukan dengan Legendary monster ini?" sarannya.

Jihoon dan Junkyu pun mengangguk setuju, namun Junkyu mengingat bagaimana jika monster tersebut bangun dan menyerang mereka?

"Damie, apa kamu mempunyai shackle yang bisa mengunci Legendary monster?" mengingat temannya yang extremely rich dan mengoleksi berbagai macam support tools ini, ia pun langsung bertanya tanpa segan.

Yedam mengangguk setuju, "Ya, aku ada Spirit chain, namun ini milik ayahku dan aku hanya bisa menggunakkan ini dalam keadaan darurat saja"

Walaupun ia berkata seperti itu, Yedam tetap maju dan membungkuk, memegang kaki kecil kelelawar itu dan memasang rantai berwarna iridescent.

"Ya! Apa Spirit chain ini terbuat dari High-grade Iridescent Soul crystal?" mengingat harga sebongkah kecilnya yang sudah selangit, Jihoon tidak bisa membayangkan harga rantai kecil berwarna warni tersebut, "Jika aku pemiliknya, aku akan membuat itu sebagai heirloom! Rantai kecil itu untuk apa?!" gumamnya dengan mata berbinar-binar.

Junkyu pun memukul lengannya keras, "Ya! Mata duitan! Justru karena bahannya yang bagus makanya bisa mengekang Legendary creature! Keluarga Bang bukan cheapskate seperti keluarga pandamu!"

Jihoon yang kesal mendengarnya pun hanya tersenyum manis dan mengeluarkan Soul hammernya, melayangkannya kepada Junkyu, "Ah, panda gila!" umpat Junkyu sambil berlari menghindar.

Yedam yang sudah terbiasa dengan kelakuan temannya itu pun hanya speechlees memeluk tubuh kelelawar yang tidak sadarkan diri itu, dengan adanya Spirit chain maka kekuatan Legendary monster kebawah bisa terkekang dan tidak dapat mengeluarkan kekuatannya, itu merupakan jaminan aman bagi mereka.

-----------------------------------------


Blood Lord -JaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang