Chapter 13

1.2K 257 22
                                    

Lagi-lagi Asahi mendorong tubuh Jaehyuk, berusaha memisahkan mereka, namun tidak berhasil juga, "What is it? Bahkan kamu tidak tahu namaku kan? You always call me beauty or whatsoever..."

Jaehyuk hanya memeluk Asahi saja, tidak melakukan yang lebih, Vampire Princenya ini terlalu liar untuk ditaklukan, "Namamu? Tentu saja aku tahu, nee, apa kamu masih mau aku bantu atau tidak?"

"Answer me first! Kamu bilang kamu mengetahui semuanya tentangku, apa yang kamu maksud? Kita hanya pernah bertemu sekali saja kan? Jangan pura-pura familiar kamu!" sahut Asahi ketus.

Jaehyuk masih tersenyum manis menghadapi si cantiknya ini, ia membuka tangannya, memperlihatkan kelima jarinya, "Ada lima alasan mengapa aku mengetahui semuanya"

"First, karena kamu membawaku ke tempatmu, menggigitku dan menghisap darahku" ucapnya sambil menutup empat jarinya yang lain, menyisakan telunjuknya.

Asahi terdiam sejenak, lalu membuka mulutnya, "Itu benar, so? Kamu masih belum menjelaskan alasannya"

"Second, karena aku perduli tentangmu" ujar Jaehyuk tersenyum manis, membuka satu jarinya, sehingga menunjukkan 2 jari.

Asahi menatapnya datar, "And then?"

Jaehyuk menunjukkan jarinya yang ketiga, "Third, because you're just too beautiful to be true"

Asahi memutar bola matanya, "Is that even a reason?"

Dengan tawa kecil, Jaehyuk mengeluarkan jari kelingkingnya, "Fourth, because I fell for you at first sight"

Memicingkan matanya, "So what of it? I couldn't care less" imbuhnya sinis, "Speak well, or I really beat you up walaupun aku tahu pasti kalah", lalu Asahi merapatkan bibirnya karena geram, yang membuat dimple manisnya keluar.

Jaehyuk tertawa lebar, ingin sekali ia mengecup pipi manis itu, 'Terlalu menggemaskan!'

Lalu ia mengeluarkan ibu jarinya, dengan matanya yang membentuk bulan sabit berkata,"Fifth, because I read memories of your underlings, Prince Hamada Asahi?"

"You what?!" kepalan tangan di dada Jaehyuk pun berpindah ke kerah bajunya, Asahi menarik kerah bajunya kuat, terlihat amarah di wajah manis itu, "Apa yang kamu lakukan pada anak buahku?!"

Jaehyuk mengelus punggung Asahi, menenangkan feisty little beautynya, "Calm down, beaut-"

"Kamu memanggilku beauty sekali lagi dan akan kucincang lidahmu itu!" potong Asahi kesal.

"Okay, okay, Asahi? Baby Sahi? You know, actually it's not that bad-"

"Kamu benar-benar ingin kucincang ya? Sejak kapan ada memory reading yang tidak berside effect buruk?" Asahi tidak suka mendengar nada bicara Jaehyuk yang dengan entengnya mengatakan itu semua, walaupun nyawa hanya sekedar nyawa, namun semua anak buahnya sangat penting baginya.

Asahi tentu saja juga mengetahui salah satu cara untuk membaca memory, namun efek samping yang didapatkan sangatlah fatal, selain orang yang ditargetkan kehilangan seluruh akal sehatnya, kekuatan sang pengguna skill itu pun juga harus menerima ingatan seluruh hidup dari targetnya.

"Wow, wow, wow, don't be so feisty, aku tahu bahwa vampire clanmu memiliki technique untuk memory reading juga, namun yang diciptakan oleh kalian terlalu penuh dengan flaws dan berefek samping besar" jika memory yang didapatkannya benar, maka Jaehyuk tahu kenapa Asahi marah kepadanya.

"So you're saying that yours doesn't have any?" tanya Asahi ragu.

"Betul sekali, kamu pasti mengenal Mashiho? Dia adalah vampire generasi ketiga" tanya Jaehyuk.

Asahi mengangguk, ia menghela nafasnya, berusaha kembali tenang, "Jadi kamu membaca memory Mashiho? Bagaimana kamu bisa bertemu dengannya?"

Jaehyuk memiringkan kepalanya, "Aku menemukannya saat ia beristirahat di sebuah kota kecil, merupakan sesuatu yang janggal mempunyai seorang Vampire Duke di sana, tentu saja aku menjadikannya target, dari memory yang aku dapat ia sepertinya sedang dalam perjalanan menuju ke kastilmu"

Menatap pria berambut hitam itu datar, Asahi kembali menyambung, "Tidak ada hal buruk yang terjadi padanya kan?"

Jaehyuk menggelengkan kepalanya, "Tentu saja tidak, aku hanya membuatnya tidak sadarkan diri sebentar, tentu saja untuk mengetahui hal tentangmu sebelum aku jalan-jalan ke tempat lain"

Asahi terdiam, ia berpikir sejenak, lalu kembali bertatap mata dengan Jaehyuk, "Kenapa kamu ingin mengetahui tentangku?"

Jaehyuk pun tersenyum lebar, terlihat gigi taring kecil yang sangat menggemaskan, "Bukankah aku telah mengatakannya padamu, I'll become your Blood Partner willingly"

Namun Asahi berdecak kesal, "Tch, and I told you I don't want to"

Mengingat alasan Asahi menolaknya, wajah Jaehyuk berubah dingin, "Karena tunanganmu?"

Asahi mengangguk setuju, "Of course, dan karena aku tidak menyukaimu"

Jaehyuk memicingkan matanya, ia memegang dagu Asahi dan mengusap bibir tipis itu lembut, alis Asahi mengkerut karenanya, namun ia tidak dapat melawan.

"Apa kamu benar tidak akan mengganti pikiranmu?" bisik Jaehyuk, wajah tampannya entah kenapa menjadi semakin tampan, mata hitamnya berubah menjadi keemasan, seperti mata ular.

Asahi sadar bahwa ada yang tidak beres, namun tubuhnya seperti memiliki otak sendiri, wajahnya mendekat ke wajah Jaehyuk dan berhenti tepat di depannya, jarak mereka bahkan hanya sekitar 1 cm.

Ia bisa merasakan nafas hangat dari Jaehyuk, baru kali ini ia benar-benar memperhatikan pria berambut hitam ini, 'Looks so freaking handsome' tanpa sadar otaknya mengatakan hal itu.

Tubuh lawannya yang wangi seperti malam di tengah kebun mawarnya setelah hujan, dingin, menggoda dan juga misterius.

Menggelengkan kepalanya dengan cepat, Asahi berusaha mengeluarkan itu semua dari otaknya, "What's just happened?" gumamnya bingung.

"That's just a peek of my power, how? Kalau aku mau aku bisa memaksamu menyukaiku tanpa kau sadari" ucap Jaehyuk pelan sambil menyeringai.

Asahi menatap pria itu dalam, ia mengulum bibirnya sendiri, jujur saja, jika ia tidak sengaja menculik pria ini, mungkin semua kejadian ini tidak akan terjadi.

'Aku tidak pernah membuat pengecualian untuk meminum darah seseorang langsung, namun sepertinya memang sudah seharusnya aku berpikir dua kali sebelumnya' bulu kuduknya merinding, ia tahu bahwa Jaehyuk berkata jujur, bahkan wanita cantik pendamping Jaehyuk tadi sangat sopan padanya.

Melihat si cantiknya sedikit takut kepadanya, ia hanya tertawa rendah, lalu mendekatkan mulutnya pada telinga Asahi, "Aku tidak akan memaksamu dengan kekuatan, namun aku tidak akan melepasmu juga, asal kamu tahu disini..."

Jari telunjuk Jaehyuk menyentuh bawah navel Asahi, mengusapnya pelan, "...already marked by me~"

Tentu saja Asahi tidak mengerti apa yang Jaehyuk maksud, "Apa maksudmu, kalau berbicara itu jangan setengah-setengah, kamu hanya membuatku semakin gusar saja!"

"Apa kamu tahu kenapa kamu bisa melewati barrier yang kubuat?" Jaehyuk menurunkan tangannya dari dagu Asahi dan kembali memeluk si cantiknya ini.

"Apa ada hubungannya dengan ability yang kamu punyai? Yang membuat tubuhku seperti orang cacat yang tidak bisa apa-apa sekarang?" tanya Asahi sepertinya mengerti apa yang baru saja Jaehyuk maksud.

------------------


Blood Lord -JaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang