Sebuah Kisah

1.6K 136 10
                                    

Hoseok meringis sakit saat Jin dengan seenaknya menempelkan kapas alkohol itu dengan kasar pada tulang pipinya yang terluka akibat pukulan Taehyung. "Awhh... Jin pelan-pelan!" Tangan Jin ia hadang saat sekali lagi kapas itu mendekati wajahnya.

"Tahan sedikit. Ini hanya luka kecil!" Ucapan Jin sukses membuat Hoseok memonyongkan bibirnya

"Ya kau enak berkata seperti itu karena bukan kau yang merasakan sakitnya..."

Sebelum mereka bisa berdebat lebih jauh, Yoongi membuka suaranya "lalu? Kenapa bisa Taehyung semarah itu padamu?"

Hoseok menghela nafasnya kasar, ia tahu kali ini dirinya salah tapi mulut bodohnya ini benar-benar tidak bisa di rem. Jimin beranjak dari pelukan Yoongi untuk duduk di sisinya lalu ia mengelus punggung pria itu seakan-akan memberikan gestur bahwa tidak apa-apa, semua orang pasti membuat kesalahan dan itu wajar.

Hoseok mengangkat wajahnya untuk melihat mereka semua dengan agak risau dan takut,  "eum... ak—aku mengatakan kepada Jungkook kalau S- Sehun itu adalah saudara Tae..." hening menyelimuti seluruh ruangan sebelum kotak P3K yang berada di tangan Jin hampir terlempar mengenai wajah Hoseok yang hanya bisa menunduk merasa bersalah.

Langsung saja Namjoon dan Yoongi memegang Jin untuk menenangkan pria itu sebelum luka Hoseok bertambah lagi. "Apa kau sudah gila?! HAH! Kenapa kau mengatakannya?! Itu bukan hak siapa-siapa kecuali Taehyung, Jung!" Wajah jin berwarna merah padam penuh amarah

Melihat Jin sudah diambang kesabarannya, Yoongi dan Jimin dengan cepat membawa pria tertua itu keluar. Memisahkan Jin dan Hoseok sebelum ada pertengkaran baru terjadi, "Joon..." yang terpanggil pun menoleh kearah Hoseok yang sedang menunduk, jelas sekali ada guratan penyesalan di wajah yang biasanya ceria itu.

"Bolehkah aku menanyakan sesuatu?" jawaban yang ia terima adalah anggukan kecil dan jemari yang meremat gugup satu sama lain.

"Kenapa kau melakukannya?" pertanyaan yang singkat, padat dan jelas tetapi itu cukup membuat tubuh pria itu membujur kaku.

"Aku... hanya tidak ingin Jungkook terluka, kau tau sendiri kan pasti masa lalunya itu buruk sekali karena Sehun. Aku- ingin melindunginya, Joonie..." akhirnya tatapan mereka bertemu, sayu bertemu dengan yang tegas.

"Niatmu baik memang tapi... bukan seperti itu caranya. Biarkanlah Taehyung dan Jungkook sendiri yang menyelesaikannya-" Namjoon menghentikan perkataannya untuk mengelus punggung Hoseok halus, lalu ia terkekeh "pfft- kau tau? kau terlihat seperti orang cemburu saat Jungkook bersama dengan Taehyung, seakan-akan kau menyukai Jungk-" perkataannya terputus saat ia melihat ekspresi Hoseok di hadapannya.

Namjoon membulatkan matanya "...oh"

----------

Kedua tubuh insan berpelukan erat, menyisakan tiada ruang diantara mereka. Detak jantung yang mempunyai ritme sama, menjadi alunan indah dalam kesunyian ruangan itu. 

Pancaran cahaya dari tatapan masing-masing yang berteriak 'aku milikmu' tidak luput dari penglihatan keduanya.

"Tae..." yang muda bersuara lebih dulu, tangannya terulur membelai wajah tegas pria yang menyandang status kekasihnya itu.

Bukan balasan kalimat yang ia dapatkan tapi kecupan lembut dan penuh kasih sayang di dahinya membuat matanya terpejam tenang. Walaupun hatinya berkata lain, berdetak seakan-akan selesai berlari marathon.

Pelukan pada pinggang mungilnya mengerat seakan-akan jika Taehyung melepasnya sedikit saja, ia akan pergi lenyap dari hadapannya. "Dulu, aku dan Sehun menjalin hubungan persaudaraan yang baik-" Jungkook tersentak saat sadar bahwa Taehyung akan menceritakan masa lalunya

"Taehyung-"

"Shh... Aku ingin kau mengetahuinya kookie, kau berhak tau." Jungkook mengatup bibirnya rapat dan satu afeksi yang bisa ia berikan hanyalah pelukan dan tangannya yang ia angkat untuk mengelus surai Taehyung.

"Usiaku dan Sehun berbeda 5 tahun, ia lebih tua dariku. Ayah dan ibu kami memang sedari dulu sudah terlibat dalam bisnis ilegal, bahkan mereka salah sati pihak yang berpengaruh. Kami pun diajarkan sedari kecil untuk ikut serta dalam hal-hal ilegal lainnya, berbeda dengan Sehun yang selalu mengikuti perintah orang tua kami, aku justru sama sekali tidak mau ikut serta karena hal itu menjijikkan dan-" nafas Taehyung tercekat, matanya menutup erat seakan-akan memori yang sudah ia kubur hidup-hidup kembali menghantuinya lagi.

Jungkook dengan sigap membawa wajah Taehyung untuk bersembunyi di ceruk lehernya, aroma tubuh manis dan kehangatan pria manis itulah yang membuat Taehyung akhirnya bisa menenangkan dirinya.

"Entah kenapa... Apapun yang Sehun lakukan selalu tidak bisa memuaskan kedua orang tua kami, mereka selalu menuntut lebih, jelas sekali bahwa mereka lebih menyayangiku yang padahal tidak pernah berjuang untuk mendapatkan kasih sayang mereka.

Sejak itulah hubungan persaudaraan kami merenggang Kook. Semakin lama pun Sehun selalu menatapku penuh dengan kebencian, terkadang aku bertanya mengapa Sehun selalu diperlakukan dingin oleh ayah dan ibu tetapi aku tidak pernah mengetahui alasannya hingga suatu hari..."

-Flashback-

Taehyung yang berumur 10 tahun sedang menyusuri lorong yang panjang itu di rumahnya, langkahnya terhenti saat ia melihat sosok saudaranya; Sehun sedang berdiri bagaikan patung di depan sebuah pintu yang terbuka. Bisa ia lihat sumber cahaya dari ruangan dibalik pintu itu dan juga terdengar suara orang tuanya sedang berbicara namun pendengarannya tidak bisa menangkap apa yang sedang mereka bicarakan.

Ia memutuskan untuk berjalan lebih dekat lagi dengan pelan, berusaha agar Sehun tidak mengetahui keberadaannya yang hanya satu meter lebih dibelakangnya, "Kita harus cepat membuang anak itu-" hah? itu suara ayahnya bukan?

"mama tau pa, mama juga tidak mau anak itu terus-terusan bersama kita!"

"Ini semua gara-gara kau! Sehun itu anakmu bersama bajingan selingkuhanmu itu, dasar jalang!"

"Diam kau! Ini juga salahmu, jika saja kau memberikan cinta yang selama ini aku inginkan aku tidak mungkin berselingkuh di belakangmu." Suara tamparan terdengar hingga Taehyung terlonjak kecil di tempatnya, ia bisa melihat Sehun mengepalkan tangannya kuat hingga darah menetes dari sana, tubuhnya bergetar kecil menahan tangis dan amarah disaat yang bersamaan.

"Jangan berani-berani kau menumpahkan semua kesalahan ini padaku. Ingat! Sampai kapanpun anakku hanyalah Taehyung, bukan Sehun bukan yang lainnya!" tubuh Taehyung kini terbujur kaku, keringat dingin membasahi pelipisnya. Apa-apaan ini? Jadi selama ini Sehun dan dirinya mempunyai ayah yang berbeda?

Apa ini alasan kedua orangtuanya selalu lebih sayang kepadanya? Tapi... kenapa ibunya bisa tega ingin membuang Sehun padahal Sehun juga merupakan anaknya walaupun dari selingkuhannya. 

Selingkuhan... Kenyataan menampar Taehyung bahwa ibunya berselingkugh. Sial, kenapa?! Kenapa hidupnya harus menjadi berantakan seperti ini?

Dari fakta bahwa ayah dan ibunya melakukan bisnis ilegal, Sehun yang ternyata bukan saudara kandungnya dan sekarang bahkan sudah terlihat jelas sekali ayah dan ibunya sudah tidak lagi saling mencintai.

Taehyung berusaha untuk tidak meneteskan air matanya. Ia mendongak dan jantungnya berpacu kencang, Sehun sedang tersenyum menatap kearahnya dengan sorotan mata yang seakan-akan berkata 'aku ingin membunuhmu'

Itulah interaksi terakhir dirinya dengan Sehun sebelum saudaranya itu melangkah pergi, hari esok yang menyambutnya yang sayangnya adalah ulang tahunnya. Taehyung sama sekali tidak ingin merayakannya dan itu juga adalah hari dimana dunia Taehyung hancur dan V tercipta di dalam dirinya.

Sehun adalah orang pertama yang memberinya hadiah.

Ya... hadiah. Berupa kepala kedua orang tua Taehyung yang menggantung sebagai dekorasi tepat di pintu kamar Taehyung.

Sejak saat itu ia tidak pernah melihat Oh Sehun kembali.

--------

Intinya gue lagi libur semester makanya bisa apdet muehehehe.

Ngohkeyh la silahkan dibaca dan vote dan comment menurut kalian chapter ini bagaimana :)

Save Me (Vkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang