.
.
.
.
"Yoong, aku minta maaf. Sungguh aku tidak akan mengulanginya lagi. Ku mohon jangan abaikan aku" Seokjin meremat jaketnya, berharap ada respon dari sang adik yang jenius itu.
"Hmm" Yoongi hanya bergumam kecil, tanpa mengalihkan perhatian pada kakaknya yang sedari tadi berdiri dibelakang kursinya. Matanya tak beralih dari komputer. Yoongi sedang membuat demo untuk lagu mereka di album selanjutnya.
Seokjin, sangat hapal sekali perilaku Yoongi ketika ada member yang membuat kesalahan, ia tidak akan menasehati atau memarahi, tapi ia akan mendiamkannya sampai waktu yang tak dapat ditentukan. Mungkin sampai si orang tersebut menyadari kesalahannya dan membuat langkah bagus sehingga tidak mengulang kesalahannya kembali.
Seokjin pada penampilan di tv itu benar-benar mengacaukan semuanya. Koreo yang tidak sinkron, suara pecah dan tidak fokus sampai pada saat wawancara dia benar-benar blank.
Sudah beberapa kali dia membuat kesalahan seperti itu. Bagi member lain, membuat kesalahan adalah hal yang wajar. Member lain juga kerap melakukan kesalahan entah itu suara yang pecah, koreo dan lain-lain. Namun seiring berjalannya waktu, mereka sudah bisa mengatasi beberapa kesalahan dan memiliki kemajuan dalam hal penampilan.
Yoongi berpikir kakaknya tersebut tidak pernah belajar. Ia melihat dirinya dan member lain sudah memiliki kemajuan yg pesat. Yoongi berpikir sikap kakaknya yang bisa melupakan stress dalam 30 menit membuat dirinya tidak bisa untuk introspeksi diri.
Bukan tidak belajar, Seokjin tentunya sudah berusaha semaksimal mungkin ia bahkan mengambil kelas dance untuk dirinya sendiri, melatih vocal bersama guru vocal diluar agensi, dan juga menonton banyak realitishow untuk mempelajari bagaimana suatu acara berjalan saat ini.
Seokjin menghela nafasnya, tak ada lagi respon dari Yoongi, mungkin dia sedang sangat fokus pada lagunya atau memang sengaja mengabaikan Seokjin.
Seokjin keluar dari ruang yang dinamakan genius lab itu, ia sudah tak memiliki kata-kata lagi untuk diucapkan pada Yoongi. Kalaupun ada, Yoongi pasti hanya berdehem saja.
...
YOU ARE READING
C A R E
FanfictionIya, Seokjin sangat peduli pada adik-adiknya. Tapi bagaimana dengan adik-adiknya. Seokjin hanya mampu menghela nafas dan meremat bajunya. Fiksi Penggemar All Rights Reserved © 2020 Kalajulii