Sembilan

656 34 0
                                    

.

.

.

.

.

Seokjin muntah lagi, ini sudah yang ketiga kalinya. Kata dokter, itu efek dari alat pernafasan yang dikeluarkan dari tenggorokannya.

Taehyung membantu Seokjin untuk menadahi muntahan dengan ember yang sudah dipersiapkan di kolong ranjang.

Seokjin terbatuk-batuk sampai dadanya sakit, dahinya mengerut menahan sakit. Perlahan menyenderkan tubuhnya pada bantal yang sudah ditumpuk Taehyung. Deru nafasnya terdengar begitu lelah, air liurnya di usap oleh Taehyung dengan tissue.

Namjoon juga ada disana, tapi ia memperhatikan saja. Karena sudah ada Taehyung yang membantu Seokjin. Begitupun dengan Hoseok. Ia ada disana, berusaha mendekat pada Seokjin dengan memberikan bantal tambahan di depan dada Seokjin agar cedera tulang rusuknya tidak terlalu terasa sakit.

Seokjin terlihat memejamkan matanya. Mungkin ia kelelahan karena aktivitas muntahnya.

"Hyung ada yang sakit?" Taehyung memastikan, karena ia melihat kerutan di kening Seokjin tadi.

Seokjin yang mendengarnya hanya menggeleng pelan dengan mata yang tetap terpejam.

Tadinya Taehung mau memberinya air minum, tapi melihat kakaknya sudah memejamkan mata, ia urungkan.









Hening.









Mereka yang ada disana tidak mengobrol, atau mengatakan sesuatu.

Seokjin masih belum bisa untuk berbicara karena efek tenggorokannya yang masih sakit, jadi mereka tak ada satupun yang berani mengobrol.

Namjoon jadi ingat, ketika dulu mereka sedang rapat atau berkumpul, mereka kerap kali tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Seokjin.

Entah kenapa mereka bersikap seperti itu. Namjoon membela  bahwa mungkin para member yang lain sudah lelah. Tapi Namjoon juga tidak menyangkal bahwa dirinya mengabaikan Seokjin yang berbicara.

Bahkan pada saat di studio. Bahkan di beberapa kali kesempatan mereka tidak memberikan ruang untuk mendengarkan Seokjin.

Namjoon menatap sendu kakaknya yang tengah tertidur, sambil menggumamkan kata maaf di dalam hatinya.

...

Sore itu, mereka datang kembali menjenguk Seokjin. Kali ini mereka datang bersama Seijin. Akhir-akhir ini Seijin sangat sibuk sekali sehingga baru bisa datang setelah dua minggu tidak menjenguk Seokjin.

Pun para member sedang hiatus karena Seokjin tidak dapat berkontribusi. Padahal bisa saja mereka kembali aktif, namun mereka berenam memutuskan untuk hiatus bersama. Mereka memilih menunggu Seokjin pulih.

Yang Yoongi dengar pada saat itu adalah suara Jimin yang berseru cukup keras memanggil kakaknya ketika memasuki kamar Seokjin. Jimin orang pertama yang masuk sedangkan member lain dibelakangnya, masih berjalan di lorong.

Seijin dan Namjoon sedang bertelepon, Yoongi tentunya berjalan di belakang agak lambat karena efek rasa pusing pada kepalanya karena kurang tidur.

Hoseok tengah membalas pesan dari kakaknya yang meminta untuk dicarikan pendekor untuk acara pertunangannya. Kemudian Taehyung dan Jungkook yang tengah memeriksa kantung belanja mereka karena mereka melupakan beberapa cup ramen yang sepertinya tertinggal.

Mereka terkesiap, dan langsung masuk ke ruangan Seokjin.

Mata mereka membelalak ketika melihat Seokjin yang berada di lantai dengan posisi menyamping dengan badan bagian atas hampir menelungkup. Ia tengah mengerang kesakitan. Tiang penggantung kantung infus sudah jatuh ditambah terdapat kucuran darah dari selang itu, jarumnya terlepas dari tangan Seokjin.

Seokjin menyadari adanya para member, ia sedikit mendongakan wajahnya sambil berkata dengan terbata

"Ja-jangan mendekat" ucapnya lirih.

Tapi Jimin dan Jungkook malah akan melangkah mendekat

"Jangan mendekat!" Teriaknya. Kemudian terbatuk.

Seijin menghalau pergerakan Jimin dan Jungkook. Ia memberi kode pada Jimin dan Jungkook agar tidak bergerak lagi. Seijin mendekat dan berjongkok guna melihat keadaan Seokjin.

"Jin?"

"Hyung, jangan mendekat. Aku mengompol"

Ya. Seokjin tidak sengaja mengompol. Tadi ketika keinginan itu muncul, ia hendak pergi ke toilet sendiri karena ia sendirian di kamar itu. Namun karena kakinya masih belum pulih, alhasil ia berakhir terjatuh langsung dari ranjang.

Dadanya sakit lagi tentunya tapi bukan soal dadanya yang menjadi sakit, ia tak ingin dilihat oleh adik-adiknya dengan keadaan seperti ini.

Melihat kakaknya yang tengah tak berdaya, para member tidak tahan lagi untuk melelehkan air matanya.

"Tidak apa-apa Jin, Hyung bantu ya?" Seijin yang notabenenya memiliki badan yang kekar segera mengangkat Seokjin dan membopongnya ke kamar mandi. Matanya memberikan kode kepada Hoseok untuk membereskan kekacauan tersebut.

Hoseok mengusap air matanya kasar dan langsung melesat keluar untuk mencari petugas kebersihan. Jimin sigap segera membawa handuk dan pakaian Seokjin dari lemari untuk diberikan pada Seijin yang tengah membersihkan Seokjin.

Tidak lama, Seokjin sudah duduk kembali dengan pakaian baru di ranjang. Setelah tadi Seijin membantu membersihkan Seokjin, Seijin memanggil suster dan dirinya harus kembali menerima telfon sehingga pergi keluar. Suster sudah memasangkan Infus pada lengan Seokjin lagi, dan menyuntikannya penahan sakit dengan dosis yang lebih rendah, supaya dadanya tidak terlalu terasa sakit.

Pandangan Seokjin menoleh pada adik-adiknya ketika telinganya mendengar isakan-isakan kecil.

"Kenapa semua menangis?" Seokjin mengernyitkan dahinya.

...

C A R EWhere stories live. Discover now