27 (painful)

260 21 12
                                    

Typo bertebaran

Hayuk tinggalkan Jejak

===============================
Perusahaan CH Technologi

Di ruangannya Chanyeol sedang mengobrak-abrik dokumen dengan frustasi. Diusap wajahnya kasar sembari memandangi kertas-kertas yang menunjukkan kurva pesaing bisnis.

Terlihat, perusahaan BBW yang hampir menyaingi perusahaannya di dunia pemasaran. "Baekhyun-ah kenapa kau selalu mencari masalah dengan ku?" Gumam Chanyeol sembari menyusun kertas-kertas yang bertebaran.

"Heh, kau juga bermain politik ternyata. Aigoo~ apa kau terobsesi dengan ku?" Chanyeol memandangi data komputernya dan website yang menuliskan kerjasama BBW dengan politik negara.

"Kau pikir ketenaran dapat mengalahkan kualitas?" Gumam Chanyeol sembari terkekeh gelak dan memandang jijik website yang dia buka.

"Segitu terobsesinya sampai berani menyentuh Ren ㅋㅋㅋ sangat memalukan, kau pikir aku akan peduli? Dasar tikus." Gelakkan Chanyeol menjadi geraman penuh amarah. Dengan lihai, Chanyeol langsung mengubah layar komputernya dan beralih ke tugas perusahaan.

"Hyung tahu tidak kalau Hyung seperti orang gila? Bicara sendiri kkkkkkh...  Terus Ren siapa?" Xiaojun yang sedari tadi berada di ruangan yang sama mulai mengkritik Chanyeol, namun yah dia hanya di acuhkan. "Kau membuatku berbicara sendiri juga? Ck bagian Ki sudah selesai aku duluan, aku ada janji dengan Injunie." Nada Xiaojun seperti menggoda Chanyeol yang sibuk.

Chanyeol yang terpaku oleh komputer mulai teralihkan ketika kalimat Xiaojun terlontar. Chanyeol menatap tajam Xiaojun dengan decakan kesal. "Sampai kapan kau mau mengurusi bajingan kecil itu? Ingat kau harus pergi besok! Mau sampai kapan kau memberinya harapan dan meninggalkannya?" Jawab Chanyeol ke Xiaojun dengan datar.

"Ada kok harapan untuknya, lihat saja nanti." Xiaojun yang sudah berdiri di ambang pintu menoleh dengan wajah percaya diri akan kalimat yang ia lontarkan sembari berjalan pergi.

"Cih.."

===========
Kediaman keluarga Huang
17:44 KST

Jaemin menunggu Renjun yang terlelap dengan wajah tak nyaman. Seperti melihat Renjun yang baru saja lari maraton, Jaemin sedari tadi terus memandangi kotak paket di atas meja dan Renjun yang masih tidur dengan bergantian.

Tangan Jaemin perlahan membelai surai basah Renjun dengan perlahan. "Yak brengsek, cepat sembuh dan main basket dengan ku lagi!" Bisik Jaemin ke kawan lamanya itu. Walau tiada respon Jaemin senang telah berani mengatakannya.

.
.

Perlahan mata Renjun terbuka dengan senyuman kecil terlukis di bibirnya. Mata sayunya melirik Jaemin yang ketiduran di pinggir ranjangnya dengan tas yang masih setia ia gendong.

Renjun hendak mengingatkan Jaemin untuk pulang karena pasti ia lelah, namun saat Renjun mencoba mendudukkan tubuhnya, rasanya seperti ada yang mendesak keluar dari lambungnya. Dengan sigap Renjun langsung bergerak cepat dan berlari ke kamar mandi.

Jaemin yang ketiduran di pinggir ranjang juga tersentak kaget akan gerakan tiba-tiba dari Renjun. Setelah bangun dia langsung ikut berlari ke arah kamar mandi mengikuti Renjun. "Apa kau muntah?" Tanya Jaemin lantaran Renjun masih belum melakukan apa-apa di wastafel, hingga sekitar 8-9 detik kemudian.

"Hoooeekkhh... Uhuk... Hosh... Hoekh..."

Renjun memuntahkannya, setelah rasa tak enak di perut itu ia keluarkan. Kepalanya serasa di pukuli dan telinganya berdengung. Mulutnya terasa sangat asam.

Kamu? //Huang Renjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang