Typo adalah hal yang manusiawi
Hayuk tinggalkan jejak
==============================
Pagi ini terasa berbeda. Renjun tidak perlu memasak dengan gelisah karena pusing, dan Chanyeol tidak menatap sinis Renjun. Sekarang tatapan sinis telah berganti dengan aura canggung yang mencekam meja makan. Chanyeol mencoba basa-basi namun yah orang tak akan berubah dalam semalam bukan? Takut masih sentiasa berbisik di telinga Renjun.
Pukul 07:01 Renjun sampai di sekolah dengan mobil sport milik Chanyeol. Tentu itu menarik banyak perhatian dari orang sekitar.
"Nanti pulang sekolah ku jemput, mau ku ajak ke suatu tempat."
"Semoga harimu menyenangkan Junjun-ie!" Ujar Chanyeol sebelum Renjun benar benar pergi dari mobil.
"Hah? Ah T-terimakasih." Renjun bingung sekaligus senang. Junjun adalah nama yang sering bunda Wendy sebut untuk memanggil Renjun. Bila ingin egois Renjun sangat ingin nama itu terucap setiap hari. Memanggil untuk bangun, panggilan suruhan dan sayang, senang rasanya bila itu terwujud. Dan kini Huang Chanyeol, menyebut nama itu setelah 4 setengah tahun lamanya.
========
Sedari tadi, bibir Chanyeol tak lepas dari senyuman. Seperti lega dan terharu secara bersamaan, seperti senang dan damai sedang bertautan. Entah kenapa Chanyeol merasa bangga setelah dia mencoba membuka hatinya untuk Renjun.
Gedung tinggi berlapis kaca memantulkan sinar mentari, terlihat megah dan bersinar. Kini Chanyeol akan memulai rapat besarnya dengan munculnya brand yang telah ia kembangkan bersama Xiaojun di China.
"Ini dia Neo Culture Technologi. Brand ini telah kami pertimbangkan dengan sebaik mungkin. Dalam kisaran 2 tahun, brand ini berkemungkinan akan bisa menyaingi merk ternama. Dalam brand Neo Culture Technologi, kita akan memunculkan benda elektronik dengan body yang fleksibel dan fitur yang elegan namun lengkap." Ujar Chanyeol sembari memandang percaya diri ke arah para investor saham dan direktur company.
"Untuk melindungi data dan rencana, sangat di perlukan beberapa anggota terpilih untuk merealisasikan rencana ini. Maka kami mengajak beberapa dari dewan anggota militer dan FBI untuk ikut serta dengan kami." Lanjut Chanyeol sembari menatap tajam sosok di belakang yang tak lain adalah Byun Baekhyun.
"Militer dan FBI juga akan kalah dengan politik bodoh." Gumam Baekhyun di pojok sana.
=============
"Kriiiiing..." Bel ber bunyi tanda usai sekolah. Sejak pagi banyak gosip beredaran tentang Renjun yang diantar CEO terkenal Huang Chanyeol karena memang belum banyak orang tahu bahwa Chanyeol adalah ayahnya.
"Sudah lama aku tak lihat tuan Chanyeol." Haechan berseru ketika melihat kembali mobil sport Chanyeol yang terparkir di dekat sekolah.
"Yah aku gak punya temen naik bus." Aize mengeluh. Sejak semalam Yuta tidak pulang. Entah apa yang dia lakukan, hingga dia rela membolos dan tak pulang meninggalkan yaki soba instan tanpa pengawasan.
"Kan ada Jaemin." Ujar Jaemin sembari menaik-turunkan alisnya.
"Hahaha bagus deh ada temen. Jadi daripada ketinggalan bus ayok kejar itu bus udah berhenti!" Aize menarik Jaemin pergi bersamanya hingga menyisakan Haechan dan Renjun yang geleng kepala.
"Injun-ah! Kau penasaran dengan Aize tidak?" Haechan berucap.
"Hmmm, sedikit hehe." Jawab Renjun sembari menggaruk tengkuk. "Sebenarnya aku lebih penasaran, Jeno Lee sekarang bagaimana." Tambah Renjun lalu menghampiri ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu? //Huang Renjun
FanfictionMari kita belajar menghargai momen bahagia selagi ada. Tentu saja bersama kamu yang Istimewa Hai, ini yang pertama nih. Mohon bantuanya (○゚ε゚○) Semoga kalian menikmati cerita ini yeey ノ(・ω・)ノ