F O U R

42 13 2
                                    

Langit di atas sana ditutupi oleh gumpalan awan-awan gelap. Ombak di laut pun nampaknya tak bisa bergerak dengan tenang. Dari pinggir pantai, Gwen berjalan masuk ke dalam air. Hal buruk pasti terjadi di dalam sana.

Ia disambut oleh dua ekor ubur-ubur tepat saat sudah berganti wujud. Gwen langsung berenang mengikuti kemana arah dua ubur-ubur itu pergi.

Semakin dalam Gwen berenang, semakin terasa kalau bangsanya memang sedang dalam bahaya. Oleh karena itu mengapa lautan memanggil Gwen.

Ia sampai di kerajaannya dan berenang menuju tempat tinggal miliknya. Yang pertama kali Gwen cari ada keberadaan bunda. Demi apapun, jika bunda hilang ia tidak akan membiarkan para siren itu pergi dengan aman.

"Bunda! Bunda dimana?" teriak Gwen sambil tetap menyusuri tiap sudut rumah. Tidak ada jawaban apapun. Gwen semakin kalut.

"Sialan," umpatnya kesal. Ia tak berhenti mencari. Ekor pink muda miliknya terus berenang menuju ruangan-ruangan yang belom ia hampiri.

Tiba-tiba seseorang menepuk pundak Gwen. Spontan Gwen mengeluarkan cakarnya dan menjauh.

"Astaga. Ini aku, kamu ga perlu keluarin cakar kamu," gerutu orang yang tadi menepuk bahu Gwen.

"Athala?! Kamu ngapain sih ngagetin aku?!" kesal Gwen.

Laki-laki bernama Athala tersebut bingung. "Padahal aku cuma nepuk bahu kamu. Aku ngga ngagetin kamu, Wen."

"Terus kenapa kamu kesini?" lanjut Athala saat Gwen hanya diam tanpa merespon.

"Aku ngerasa ada yang ngga beres. Siren datang kesini?"

Athala mengangguk. "Tadi raja siren kesini buat cari bunda kamu."

"HAH?! TERUS BUNDA GIMANA?!" teriak Gwen yang mulai kalap.

"Tenang, bunda kamu di daratan. Terakhir kali bilang sama aku kalau beliau mau lihat ayah."

"Yang lainnya?"

"Aman semua kok, dia cuma cari bunda. Pas tau bunda ngga ada dia pergi."

"Oke. Aku mau ke daratan aja kalau gitu. Makasih banyak Atha," setelah selesai berbicara, Gwen berenang lagi menuju tepian pantai.

Tapi sialnya, ia bertemu dengan seekor siren. Gwen berdecak kesal. "Minggir, kamu ga bisa ngalahin saya."

Siren tersebut tak beralih sedikitpun. Matanya menatap Gwen tajam. Tanpa aba-aba ia langsung menyerang Gwen. Dan dengan spontan, Gwen kembali mengeluarkan cakar. Siren tersebut terkejut karena Gwen memiliki cakar.

Perlahan siren itu mundur. Setelahnya ia berenang menjauhi Gwen.

"Dibilangin juga apa. Kabur 'kan akhirnya. Batu sih," ejek Gwen yang melanjutkan berenang menuju tepi.

Ia sampai di daratan dan bentuknya berubah lagi menjadi manusia. "Sekarang, gue harus gimana biar bisa sampe ke tempat bunda sama ayah?" tanya Gwen pada diri sendiri.

"Auk dah jalan aja siapa tau ketemu Kasi terus mau numpangin gue. Eh tapi Kasi mana mau. Katanya gue berat padahal mah engga," Gwen terus bergumam sambil berjalan menyusuri hutan.

Sampai Gwen menyadari sesuatu. Ia sedang diawasi oleh seseorang. Entah dari balik pohon yang mana, tapi Gwen yakin ada yang mengawasi.

Ia berusaha untuk tetap terlihat biasa saja, seolah-olah ia tidak sadar kalau lagi ada yang memata-matai.

Brukk

Seketika Gwen tersungkur ke depan. Cepat-cepat ia berbalik dan melihat seorang vampire dengan gigi taring yang sudah mencuat dari bibir.

merges; 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang