Hari ini adalah hari yang paling aku benci, dimana suamiku akan menikah lagi dengan wanita yang entah dari mana asal usulnya, wanita itu datang sebagai penghancur kebahagiaan ku, tapi satu hal yang membuat aku sedikit senang, ibu mertua ku pun merasa senang.
Aku bahagia ketika melihat ibu mertuaku bahagia, ya karna kebahagiaan nya adalah mendapatkan seorang cucuk dari benih anaknya... Mungkin.
Tapi apakah keputusan ini terlalu cepat? Apa buktinya jika anak yang dikandung itu anak dari Damian, bahkan aku pun merasa bingung bagaimana Damian bisa menerima pernikahan ini dengan mudah. Padahal aku saja tidak rela.
Bisa saja anak itu dari laki - laki lain, aku sudah berkata seperti itu untuk meyakinkan ibu mertua ku, tapi apa? Aku malah dihina, dibilang mandul dan penyakitan, padahal hanya saja Tuhan belum perkehendak.
Aku menatap pantulan diri ku dalam cermin. Mata ku mulai memanas mengingat aku harus berbagi suami pada wanita lain, aku menarik nafas dalam, rasanya sakit sekali dibagian dada.
"Kamu pasti bisa Rania."
Ohiya aku belum mengenalkan diri, namaku Rania zalfa Suripto, aku lahir di keluarga yang sederhana namun berkecukupan, aku menikah saat lulus SMA, ya aku nikah muda. Aku kenal dengan mas Damian sudah lama, kita pacaran dari sejak SMP makanya dia dengan segera menikahi ku.
Umurku baru saja 21 tahun, aku memang masih muda dan awet muda tentu saja.
Selama 2 tahun pernikahan ku dengan mas Damian berjalan mulus tanpa hambatan, walau kadang datang masalah kecil, dan mas Damian gak pernah sama sekali bahas soal anak. Dia pernah bilang, kalau dikasih aku terima dengan senang hati, tapi kalau belum dikasih aku akan menunggu dengan sabar.
Kadang aku pun suka merasa tidak enak hati dengan ibu mertua yang dengan sering menyindir ku secara terang - terangan.
Sebenarnya aku malas sekali untuk menampakan wajah di pernikahan itu.
Hanya keluarga saja yang menghadirinya, tidak ada orang lain, aku tahu ibu mertua ku tidak akan membuat nama anaknya jelek, biar bagaimanapun mas Damian adalah panutan bagi orang - orang.
Drtttt, drtttt.
Hape ku bergetar, saat aku lihat ada panggilan masuk disana tertera nama desi, aku mengangkatnya.
"Halo Des, ada apa?" Tanya ku.
"Apa bener si Damian nikah lagi?"
"Iya memang kenapa?"
"Astaga Rania! Terus lu mau dimadu gitu? Gila!" Terdengar Desi sedang kesal.
"Mau bagaimana lagi des,"
"Besok ketemu bisa?"
"Boleh, aku juga udah kangen sama kamu,"
"Heleh, kangen sama ku atau mau curhat?"
"Dua - dua nya hehe,"
"Yaudah kalo gitu aku tutup ya, jaga kesehatan, jangan banyak pikiran, awas aja loh! Assalamualaikum,"
"Iya Des waalaikum salam."
Sambungan itu pun terputus, dia yang aku panggil 'des' adalah sahabat ku, kami sudah bersahabat dari lama, bahkan sudah seperti saudara, cuma akhir - akhir ini aku jarang menemuinya, alasannya karna sibuk mengurus suami rumah Desi juga lumayan jauh dari rumah ku dan mas Damian.
"Kenapa kamu gak keluar?" Tanya orang yang baru saja memasuki kamarku.
"Ah, ini aku baru mau keluar Bu," dia adalah ibu mertuaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
poligami
Random21++ ⚠️ Warning! Ada konten dewasanya. Tolong bijak dalam membaca, dibawah umur gak boleh bandel okei,! Dia wanita jahat yang datang dengan sejuta penderitaan ku, dia datang dengan sebuah kabar yang membuat hatiku seperti pecahan beling... Aku di ja...