Ratunya malam ini adalah kamu...
- seseorang -PAGI ini cuaca sangat mendukung untuk Kenay pergi ke kampus menggunakan Bis kota. Omanya, menyarankan Kenay untuk mencoba kereta terbaru kota Jakarta. Tapi, sayang sekali Kenay kurang minat. Kenay lebih suka keklasikan. Bis kota dengan angin yang tertiup dari jendela yang dibuka, serta suara motor membuat suasana makin terlihat klasik.
Kenay duduk di kursi sendiri, bis tampak sepi. Mungkin saja orang lebih memilih kereta. Ya, tidak heran. Kereta lebih cepat dibandingkan bis. Kenay mensyukuri hari ini tidak hujan. Kenay sangat ingin pergi ke toko buku sore nanti.
Bis berhenti. Namun, bukan telah sampai pada tujuan Kenay yaitu kampus termengerikan itu. Seorang lelaki berjaket hijau naik dan duduk di samping depan Kenay. Kenay bisa melihat jaketnya bertuliskan Androba. Yang artinya, dia satu kampus dengan nya.
Lelaki tersebut membaca sebuah buku. Entahlah buku tersebut Kenay tidak mengerti. Tapi, yang jelas Kenay melihat huruf jawa dijudulnya. Sangat klasik.
Sesampainya di kampus. Benar saja, lelaki tersebut juga turun. Dia tergesa-gesa berlari kearah basement tempat parkir mobil. Kenay menghapus rasa penasaran pada lelaki klasik tadi, dia berjalan saja menuju perpustakaan setengah menunggu jam kuliah.
***
"Ken, gue harap lo bisa mewakili lomba puisi dari angkatan kita" ucap Laura, komting angkatan Kenay.
"Aku bukan menolak Lau, aku hanya saja takut. Aku juga baru saja belajar logat Indonesia. Jadi, nada ku sedikit berbeda"
Laura menoleh kearah Bagas. "Gimana Gas? kalo Kenay gak mau siapa lagi. Karna cuma Kenay, Stefani dan Galih yang punya bakat sastra"
"Galih?" Tanya Kenay memotong Laura. Laura menjawab dengan anggukan. "Siapa Galih?" Tanya Kenay kembali.
"Anak dari prodi kita juga tapi beda kelas, dia masuk kelas beasiswa jadi, bukan gedung ini. Tapi, gedung sebelah yang khusus diperuntukan mahasiswa berbakat gitu"
Kenay mengangguk seolah paham. "Gimana Ken? Bersedia ya? Please, Galih juga udah janji dia akan ngasi usulan bait kok. Andai Galih tidak ada lomba di Bali, pasti dia bersedia Ken"
siapa Galih? Kenay penasaran.
Sudah sebulan lamanya Kenay berkuliah disini. Tapi, hanya Galih yang belum dia tahu. Padahal, Laura bilang Galih sama sepertinya yang sangat menyukai sastra.
"Oke aku mau. Tapi, aku mau ketemu dengan Galih. Apa bisa?"
***
-Author Pov-
Baja melempar buah jeruk yang ada digenggaman nya untuk menyadaran sahabatnya. "Sadar woi"
Lelaki berjas sekitar lima orang yang berdiri seperti patung sontak berjalan menghampiri Baja. Namun, Assegaf memberi aba-aba pada penjaganya ini. Baja tersenyum miring.
"Lo nyerang Baja dan Aldo, besok gue pastiin bokap bunuh lo pada"
hanya perihal jeruk dilempar saja, bodyguard Assegaf sangat takut jika anak dari bos nya ini ada apa-apa. Assegaf menoleh pada Baja yang nyengir saat ini.
"Gue heran, lo demen banget mancing uler ini ngamuk!" Cerca Assegaf.
"lucu ngeb, lo jomblo tapi di posessif sama akang gendang" jawab Baja lalu di susul tawa keras Aldo yang sedang bermain game ditemani wanita bayaran andalan nya.
"lo bengongin apa sih? Bengongin cara ngabisin duit bokap lo yang gak habis-habis?" Baja emang paling bawel kalo urusan mengejek Assegaf. Beda dengan Aldo yang lebih banyak diam dan memilih asik dengan dunia game nya sendiri.
"Bukan, tapi gue mikirin cewe yang jijik sama gue. Gue gaberani nemuin dia"
Aldo mem-pause gamenya. Baru kali ini dia mendengar ada wanita jijik dengan seorang Assegaf. Sangat amat teramat langka. "Siapa?" satu kata pertanyaan yang berhasil membuat Assegaf menatap tajam kearah sipenanya.
"Kenapa? Lo mau ngejek gue, karna berhasil ada yang jijik sama gue? Oh tidak bisa!"
"Al, kali ini gue dukung lo. Fix!" Seru Baja seraya menghampiri lokasi Aldo.
"Bajingan kalian, dia bukan jijik. Cuma pura-pura jijik" Assegaf sedikit menelan ludah. Dia memiliki firasar tidak nyaman setelah mengucapkan hal tadi. "Udah gausa bahas!"
Aldo berjalan kearah Assegaf dengan mata menyelidik. "Disaat raja tidak pernah ditolak, sekalinya ditolak bikin dia mati karna rasa malu. Hhhh" Aldo tersenyum.
Disini Assegaf dan Aldo memang jadi saingan terhebat dalam soal wanita. Assegaf dan Aldo memang diakui ketampanan nya. Tak heran, mereka berdua saling beradu rekor ciuman dengan wanita.
dan Baja jurinya.
"Siapa?" Tanya Aldo lagi.
"Dia juga bakal nolak lo! Karna dia beda, gausa ke percaya dirian anda" jawab Assegaf lalu berjalan menuju toilet.
Mendengar jawaban Assegaf, Aldo makin menggebu-gebu ingin tahu siapa wanita yang jijik dengan Assegaf. Wanita tersebut spesies langka. Dan Aldo harus melindunginya. Karna bisa jadi wanita ini adalah Clay kedua.
"Siapa?"
Kali ini Baja yang harus menjawab pertanyaan Aldo. Baja menarik nafas panjang-panjang untuk menjawab pertanyaan sangat sulit Aldo.
"Lo pikir gue tau? Yang tau ya hanya si berdasi nih. Cctv brow!"
bersambung
typo di perbaiki akhir :)
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT KENAY
FantasyBagaimana rasanya saat kita tiba-tiba mencintai seseorang yang mustahil bagi alam jika dia akan mencintai kita. Bahkan rasanya jadi seperti orang bodoh yang menantang alam. Tapi, inilah aku. Aku apa adanya yang mencintai laki-laki berdarah dingin...