*hai hai welcome back guys. Cusslah kasih votenya. Biar saya makin semangat* (maafkan typo yang bertebaran)
***
Xaviera PovPantai, destinasi yang bener-bener aku suka, meski saat ini konteksnya untuk kerja tapi tetap gak ngurangi antusiasku pada tempat favoritku. Hanya saja ada 1 pemandangan yang sangat mengganggu saat ini.
Disana kulihat pria yang kusuka sekaligus fotografer tempat agensiku bekerja Kin Ervanthe, ia sedang mengambil foto salah satu model sekaligus sainganku Fredellia.Meski saat ini sudah malam tapi justru membuat tempat ini semakin terlihat cantik dan romantis.
"Padahal suasanya udah ok, tapi malah ngeliat mereka yang terlihat mesra Disana" aku berbicara dengan diriku sendiri, rasa kesal dan cemburu bercampur menjadi satu saat ini.Karna tidak tahan melihat mereka yang seperti itu, maka aku putuskan untuk kembali ke hotel tempat kami menginap selama disini. Aku berjalan sendirian karna tidak kulihat Arthit sedari tadi. Dan saat aku keluar dari lift, kulihat ia disana, pria yang kusebut teman sekaligus kakak ku itu,pria pemilik bulu mata lentik, hidung mancung, yang di bingkai rahang tegas, ia terlihat bagai dewa yunani meskipun hanya dibalut kemeja tipis dengan tangan digulung sebatas siku. Harusnya ia menjadi seorang model dibandingkan dokter.
Dan dewa yunani itu sekarang tengah mencumbu salah satu wanita yang entah ia dapat darimana.
Aku berjalan menghampirinya lalu berdehem cukup keras agar mereka melihatku, dan seketika aku mendapatkan atensi mereka.
"Get a room dude, ini lorong hotel Art, aku tidak mau besok melihat berita jika ada seorang dokter yang tertangkap sedang berbuat mesum di lorong hotel" aku mengeluarkan kalimat sarkas bercampur kesal karna harus melihat 2 pasangan yang terlihat mesra.Aku melewati mereka, meski ekor mataku dapat menangkap jika keduanya terlihat kikuk akibat perbuatanku. Saat aku akan memasuki kamar aku sempat menengok ke arah mereka dan kulihat pria itu memberikan sesuatu yang entah aku tidak peduli.
Setibanya aku dikamar, aku segera menuju koper untuk berganti baju dan kulihat Artit menyusulku. Aku ingin bertanya dimana teman kencannya tapi buru-buru ku tepis fikiran itu.
Author pov
Saat mereka berdua telah berada di dalam kamar, Arthit melihat Xaviera sedang membuka salah satu koper milik Arthit dan mengambil kemeja putih miliknya. Tidak lama kemudian Xaviera telah meloloskan gaun yang melekat di tubuhnya, menyusul bra yang saat ini telah tergeletak di kakinya kemudian menutupi tubuhnya dengan kemeja milik Arthit, Ia hanya memandangi gadis itu dari sofa yang saat ini ia duduki.
"Ada apa Vi, kau terlihat kusut?"
"Kau tau Art, aku baru saja melihat pemandangan yang menyebalkan, pemotretan macam apa yang mereka lakukan hingga menghabiskan waktu selama ini dan terlihat mesra" ucap Xaviera sambil kembali mengeluarkan boxer milik Arthit dan memakainya.
Arthit hanya mengangkat sebelah alisnya sambil bersedekap "terus? Bukankah jika ia bersamamu, kalian juga melakukan hal seperti itu?"
Arthit yang sejak awal tahu jika temannya itu menyukai fotografer di agensinya mencoba bersikap netral."Tapi kau harusnya melihat mereka Art, wanita itu berlebihan. Ia sengaja berkali-kali membuat kesalahan hanya agar selalu diperhatikan oleh Kin" Xaviera tetap menjawab pertanyaan Arthit sambil beranjak membersihkan makeupnya.
"Terus?" Arthit masih bertanya penasaran
"Ya akhirnya sampai saat ini mereka masih melakukan pemotretan, tidakkah kau sadar Art ini sudah hampir tengah malam. Pasti ini akal-akalan dia untuk memonopoli Kin, Art" ucap Xaviera berapi-api sambil berlalu untuk mencuci wajah serta menyikat giginya, rutilinitas yang selalu ia lakukan sebelum tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends with benefits
Short Storycuma sebuah mini seri pengisi waktu luang. khusus 21+ harap bijak dalam membaca. Tidak ada deskripsi Slow update, Thanks :D