Part 3

4 0 0
                                    

Risa sangat kesal karena Kenzo telah mengerjainya. Apa yang ada dipikiran Kenzo, apa dia tidak bisa membedakan mana paraf dan mana tanda tangan? Sungguh Kenzo sangat menguji kesabaran Risa.

Karena Risa tidak terima dengan hal yang dilakukan Kenzo, Risa mengejar Kenzo sampai ke kelasnya.

"Woy!" teriak Risa saat langkahnya dekat dengan Kenzo.

"Apa lagi?" Tanya Kenzo datar.

"Lo berniat ngerjain gue ya?!" teriak Risa dengan emosi dan tatapan tajamnya yang menusuk.

Risa sempat melirik ke samping Kenzo, ternyata masih ada Cia yang setia di samping Kenzo.

"Ada apa?" tanya Kenzo.

"Maksud lo apa ngasih gue paraf?" tanya Risa sambil melemparkan kertas tadi ke arah Kenzo.

"Memang ada yang salah? Bukannya lo meminta itu? Jadi apa kesalahan gue di sini?"

"Please deh Ken, gue tau lo sengaja ngerjain gue 'kan?" kata Risa kesal saat mendengar perkataan Kenzo.

Risa saat ini sudah menjadi pusat perhatian, karena nada bicara dia yang tinggi membuat mereka yang berada di sana penasaran.

"Ya sekarang apa yang lo inginkan?" tanya Kenzo dengan santainya.

Risa menghela napas jengah. "Gue yakin lo gak sebodoh itu ya Ken, sedangkan gue ngasih kata-kata itu udah dari beberapa hari yang lalu" Sabar.... Batin Risa.

"Seingat gue, lo ngejar-ngejar gue seperti  fans saya yang lain," kata Kenzo yang menyulut emosi Risa.

Oke sabar Risa, orang sabar banyak yang sayang oke. Kata Risa dalam hati.

"Memang gue selama ini mengejar-ngejar lo seperti orang bodoh, tapi gue ada alasan dibalik itu semua, yaitu minta tanda tangan lo. PAHAM!" jelas Risa yang diakhiri dengan teriakan.

"Bukannya udah gue kasih tadi?" tanya Kenzo asal.

"Yang lo kasih tadi paraf Kenzo, bukan tanda tangan, sedangkan yang gue minta itu tanda tangan," jelas Risa sambil mengatur emosinya.

"Bilang dari awal kalau lo minta tanda tangan gue," kata Kenzo sambil mengambil kertas yang berada di tangan Risa.

"Nih"

"Nah gitu dong dari kemarin, jadi gue gak mengejar-ngejar lo seperti orang bodoh. Dah ya urusan kita udah selesai," Kata Risa sambil melenggang pergi dari hadapan Kenzo dan Cia.

***

"Assalamu'alaikum mah, Risa udah pulang dengan selamat tanpa lecet sedikit pun," kata Risa sambil memasuki rumah.

Dan setibanya di dapur ia melihat mamahnya sedang menyiapkan makanan dan tanpa babibu ia langsung mengambil makanan itu.

"Kamu ini ya Ri, sudah besar tapi kelakuannya masih seperti anak-anak. Aturan sudah hampir selesai malah kamu acak-acak lagi," omel Mama Risa.

"Hehehe peace Ma," tata Risa menyengir kuda.

"Oh iya kamu cepat mandi sana, setelah itu kita ke tempat teman Mama," kata Mama Risa yang sedang menaruh kue di wadah yang ingin dibawa nanti.

"Teman Mama yang mana?" tanya Risa sambil mendudukkan dirinya di kursi yang ada di dapur.

"Tante Binca itu loh, yang dulu saat kamu masih kecil kita tetanggaan dekat. Nah dulu dia pindah rumah di luar kota tuh dan sekarang dia sudah pindah kesini lagi dan ternyata dia satu perumahan dengan kita loh, cuma beda gang saja," Mama Risa menceritakannya dengan semangat.

"Oh" jawab Risa acuh sambil memakan roti tadi.

"Tahu 'kan?" tanya Mama Risa memastikan.

"Hehehe tidak tahu Ma, lupa!" teriak Risa sambil berlari menuju kamarnya untuk membersihkan diri.

Sesampainya dikamar, Risa langsung membersihkan dirinya. Selepas itu ia langsung memakai pakaian yang pantas untuk berkunjung.

"Risa audah belum!" teriak Mama Risa dari bawah.

"Ya Ma sebentar lagi!" balas Risa sambil berteriak juga.

Dan Risa pun buru-buru berhias, ia hanya memakai polesan make up sedikit supaya terlihat lebih cerah.

*****

Ting...... Tong.........
Ting...... Tong.........

Dan saat mendengar bel tadi sang pemilik rumah membukakannya.

Ya saat ini Risa dan Mama nya sudah sampai di rumah teman Mama nya, dikarenakan jarak rumah ia dan teman Mama nya dekat, jadi ia dan Mama nya memilih berjalan kaki saja.

"Sebentar ya!" teriak seorang wanita dari dalam rumah tersebut.

Cekrek...

Muncullah wanita yang sebaya dengan Mama nya dan ia masih terlihat cantik walau sudah yah dibilang tua.

"Eh Sinta, sini masuk. Aku kira kamu bercandaan ingin main ke sini nya," kata sahabat mamanya—Binca.

"Bagaimana mungkin aku tidak main ke tempat kamu, kita sudah lama loh tidak bertemu semenjak kamu pindah keluar kota," kata Mama Risa.

"Oh iya ini aku bawakan kue buat kamu," lanjut Mama Risa sambil memberikan wadah yang berisi kue buatannya tersebut.

"Makasih loh. Duh jadi merepotkan," Ucap Binca.

"Tidak apa-apa, aku buatnya atas keinginan aku sendiri kok," kata Mama Risa sambil tersenyum.

"Eh ngomong-ngomong ini anak kamu?" tanya tante Binca.

"Oh iya aku lupa, iya ini anak aku Risa," kata Mama Risa.

"Udah besar kamu ya Risa, tambah cantik lagi," puji  Binca.

"Terima kasih Tan," ucap Risa seadanya karena malu.

"Sepertinya ada yang tidak berubah dari kamu," ucap Binca yang membuat Mama Risa dan Risa mengerutkan dahinya.

"Memang apa Tan yang tidak berubah dari aku?" tanya Risa penasaran.

"Kamu anaknya pendiam dari dulu," ucap Binca seraya terkekeh.

"Kamu aja Ca yang tidak tahu, dia diam seperti ini karena malu, kalau di rumah sudah seperti orang hutan," ucap Mama Risa seraya tertawa.

"Benarkah? Jangan malu-malu dong dengan tante, dulu pas masih kamu bayi aja sering tante gendong dan bahkan tante mandikan.

"Hehehe iya Tan," ucap Risa canggung.

"Oh iya kamu masih ingat tidak dengan anak tante?" tanya tante Binca.

"Kalau tidak salah Ezo ya Tan?" tebak Risa sembari mengingat ngingat.

"Iya Ezo, sekarang sudah ganteng loh dia," ucap Binca sembari mengedipkan matanya genit.

"Benarkah Tan? Padahal Ezo dulu gemuk, apa iya?" tanya Risa mulai tidak canggung terhadap Binca.

"Kamu aja yang belum lihat dia yang sekarang, pokoknya sekarang dia beda jauh dengan yang dulu,sekarang sispack plus tampan pokoknya," ucap Binca.

"Benarkah Tan? Tidak mungkin lah," Risa terkekeh pelan.

"Ya audah kalau kamu tidak percaya."

"Nah itu anaknya," sambung Binca.

Risa pun menoleh kemana arah pandangan Tante Binca dan ...

"ELO!!" teriak mereka berdua secara bersamaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TERLALU PEKA!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang