Hendery menghela nafas gusar. Ia menyalahkan dirinya sendiri karena tidak waspada, tidak teliti, dan juga tidak siaga. Harusnya ia mengecek sekitar. Agar tidak ada yang bisa mengadu domba hingga menyebarkan hoax seperti ini.
Baru saja ia sampai di rumah sakit, sudah disambut tatapan tajam dari tiga laki-laki manis di sofa. Ia sama sekali tidak tahu apa-apa.
Sampai Winwin mengiriminya pesan. Foto ia sedang menggenggam tangan June. Padahal itu sesaat sebelum ia meremas tangan cewek itu. Kenapa bisa ada yang mendefinisikannya sampai menyebutnya bermain di belakang saat Xiaojun masih di rumah sakit?
Hendery sudah menjelaskan semuanya pada Haechan, Jaemin, dan Renjun. Tapi tidak ada satupun yang percaya. Alasannya tidak logis masuk ke otak ketiga laki-laki itu.
Sementara Mark dan Jeno mengerti. Hendery memang bukan tipe laki-laki yang suka bermain kasar. Ya, Mark mengerti alasan Hendery menggenggam tangan June terlebih dahulu. Ia ingin meraih kepercayaannya, jika dia tidak terlihat ingin membalas dendam. Setelah berhasil, baru ia melancarkan misinya. Meskipun Hendery memang belum puas meremas tangan cewek itu.
"Eung? Kalian kenapa belum pulang? Ini sudah malam 'kan?" Xiaojun mengucak matanya dengan tangan kirinya.
Ia baru bangun setelah tiga jam tertidur. Sekarang perutnya malah kosong, resiko tidak makan banyak ya begitu.
Jaemin, Haechan, dan Renjun langsung duduk di sebelah Xiaojun. "Kakak lapar?" Tanya Jaemin dengan senyum manisnya.
Xiaojun menggeleng, ia tidak mau merepotkan. Makanan sisa tadi sudah terlihat basi, baunya saja sudah tidak meyakinkan. Alhasil Xiaojun membuangnya ke tempat sampah, meski sayang. Tapi Xiaojun masih lebih sayang dengan perutnya yang akan sakit jika memakan makanan basi itu.
"Chan, pulang yuk? Nanti aku dimarah papa kamu kalau kamu belum pulang juga. Ini sudah malam soalnya," ajak Mark yang bangkit dari sofa.
Haechan menggeleng. Tapi Mark memberikan kode dengan matanya, membuat Haechan menurut mau tidak mau. Begitupun dengan Jaemin yang sama diberi kode oleh Jeno.
Renjun kemudian memberikan baju pada Xiaojun. Menyuruhnya mengganti baju di dalam kamar mandi. Mereka dijadwalkan pulang lima belas menit lagi, jadi Xiaojun diminta bersiap sedari tadi. Sayangnya saja ia baru bangun.
Xiaojun menurut. Di dalam kamar mandi, pikirannya hanya satu. Kenapa dia tidak melihat Hendery sama sekali? Apa rumor tentang Hendery yang balikan dengan June itu benar? Xiaojun tersenyum miris. Pasti sekarang mereka sedang date bersama 'kan?
Xiaojun sadar. Dirinya hanya menjadi pelampiasan, Hendery menembaknya setelah ia putus dari June. Pasti Hendery masih memiliki perasaan yang lebih pada June. Apalagi Xiaojun itu menyusahkan, manja, banyak maunya, pasti lebih mudah berpacaran dengan June yang mandiri dibanding dirinya yang merepotkan.
Xiaojun memang terlalu banyak berharap. Sembari merapikan baju kotornya. Ia menyusun kalimat untuk Hendery. Jika Hendery ingin melanjutkan hubungan dengan June, Xiaojun bisa apa? Xiaojun juga tidak ingin menambah rasa sakit hatinya dengan diduakan.
Lebih baik putus 'kan?
June itu perempuan dan Xiaojun laki-laki. Mungkin perasaan Xiaojun saja yang belok, sedangkan perasaan Hendery tidak.
Xiaojun membuka pintu kamar mandi. Menatap laki-laki di hadapannya dengan pandangan sendu.
"Aku yang antar kamu pulang, Renjun sudah aku suruh pulang duluan tadi," ajak Hendery sambil mengambil baju kotor di tangan Xiaojun.
Tapi dengan cepat Xiaojun mengambilnya balik, kemudian memasukkan ke dalam tasnya tanpa berbicara.
Hendery hanya menghela nafas. Rumor itu benar-benar membuat banyak masalah. Sepertinya akar dari rumor tidak benar itu harus dicari, lalu diberi pembalasan. Tidak tahu saja jika Hendery memiliki teman Hacker. Tinggal disabotase, lalu secara tidak langsung akar dari rumor itu akan mendapat masalah, kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Boyfriend || Henxiao Xiaodery
FanfictionHanya sefruit kisah Hendery dan Xiaojun Warning! BXB content Non baku 18+