New family.

758 91 23
                                    

Bagaimana perasaan seseorang jika memiliki keluarga baru? Memiliki ayah dan mama baru, memiliki tambahan saudara yang seumur? Ah tentu senang, bukan?

Xiaojun juga sekarang sedang dilanda kebahagiaan. Dua Minggu lalu, Jaehyun mengatakan bahwa akan ada keluarga yang mengadopsi mereka. Mungkin memang mereka sudah terlalu dewasa untuk diadopsi, tapi Xiaojun yang selalu terlihat murung jika membahas Mama dan Papa membuat Jaehyun berinisiatif mencari orang tua angkat.

Kebetulan bos Jaehyun yang tahu nasib orang tua Jaehyun itu baik. Ia sudah menganggap Jaehyun sebagai anak sendiri di kantor karena pada awalnya ia bangga dengan Jaehyun yang padahal masih muda tapi mampu mengelola bisnis.

"Sudah siap? Hari ini sudah izin untuk tidak masuk kampus 'kan?" Tanya Taeyong pada Xiaojun dan Renjun.

Xiaojun dan Renjun mengangguk dengan antusias. Mereka berdua sama-sama tidak sabar pergi ke rumah keluarga baru. Mereka akan meninggalkan rumah lama ini, rumah penuh kenangan. Baik kenangan buruk maupun baik.

Keluar dari rumah, Jaehyun sudah duduk rapi di kursi pengemudi mobil. Taeyong duduk di depan, sementara Xiaojun dan Renjun di belakang. Katanya, anak dari orang tua barunya itu hanya beda satu tahun darinya. Itu yang membuat Xiaojun bersemangat ingin bertemu. Semoga saja mereka dapat hidup dengan rukun dalam satu keluarga.

Diperjalanan, Renjun mengoceh tentang banyak hal. Tentang Pak Dosen bermarga Kim yang akhir-akhir ini dekat dengannya. Bahkan mereka jadi sering curhat bersama jika ada luang. Kim Doyoung, mencurigakan isi hatinya terhadap Moon Taeil di depan mahasiswanya sendiri. Doyoung memang berbeda dari yang lain.

"Lalu?" Tanya Xiaojun lagi.

Renjun menghela nafas, bersiap mengeluarkan semua opininya kembali. "Jadi, aku kasih saran segala macam, sampai kata Pak Doyoung, dia sama Pak Bulan balikan lagi," jelas Renjun.

Xiaojun mengangguk mengerti. "Kamu gak ada keinginan untuk memiliki kekasih?" Tanya Xiaojun.

Renjun terdiam, kemudian menghela nafas. "Bagaimana ya, Kak. Renjun masih ingin sendiri," jawabnya.

Xiaojun mengangguk mengerti. "Ya gapapa. Seseorang bisa bahagia dengan caranya sendiri. Mungkin kamu lebih bahagia kalau sendiri, jadi jalani saja."

Renjun mengangguk. Ia menyandarkan kepalanya di pundak Xiaojun. Tidak lama, dengkuran kecil mulai terdengar, membuat Xiaojun tersenyum simpul. Ia mengusap rambut Renjun dengan tangan kanannya.

"Kak, kalau misalnya Kak Kun tidak suka dengan kami bagaimana?" tanya Xiaojun ragu.

Meski Jaehyun sudah bercerita jika kalau saudara tirinya itu baik juga dewasa. Tidak ada salahnya kan berjaga-jaga, takut jika seorang bernama Kun itu hanya pura-pura baik di depan dan busuk di belakang.

"Kamu lihat tahu sendiri nanti, Jun... Udah kamu tidur aja, masih lama perjalanannya," ucap Taeyong yang dibahas hembusan nafas serta anggukan dari Xiaojun.

Dalam hati masih ragu, namun apa boleh buat? Belum bertemu ya belum tahu.

drttt...

drtt....

Xiaojun mengambil ponsel di saku celananya terburu-buru. Membuat Renjun melenguh karena merasa tidurnya terganggu. Xiaojun berdecak, kemudian mengelus kembali rambut adiknya.

Prince

| Ah kamu tidak bilang jika tidak masuk kampus hari ini
| Kau pikir aku tidak cemas?

Sudahlah, aku 'kan hanya izin dua hari |
aku sudah bilang juga di telepon semalam |
tapi kau ketiduran

| Yayaya ini salahku
| Ada acara apa memang?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Sweet Boyfriend || Henxiao XiaoderyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang