Hari ini seharian Xiaojun terus cemberut. Ada banyak alasan sebenarnya. Pertama, ia mengikuti kelas di kampus tapi tidak bisa mencatat dengan benar karena telunjuk tangan kanannya masih sakit. Alhasil catatannya berantakan.
Kedua, ia iri dengan Winwin yang selalu dimanja Yuta. Ingin itu, dibelikan. Ingin ini, dibolehkan. Berbeda dengannya. Apa yang Xiaojun mau, selalu dilarang oleh Hendery.
Xiaojun sempat meminta tips pada WinWin, dan jawaban Winwin...
"Manja aja ke dia. Kamu rasanya gak pernah manja deh, aku belum pernah lihat kamu manja sama Hendery."
Setelah itu Xiaojun berpikir. Benar juga, apa dia harus manja dulu, baru Hendery jadi seperti Yuta? Kalau begitu, baiklah.
Xiaojun pergi ke belakang kampus. Hendery pagi tadi bilang jika ia akan kerja kelompok di sana. Jadi, Xiaojun berniat ingin melihatnya. Habisnya biasanya Hendery juga melihat kerja kelompoknya dan malah lebih sering mengganggu. Entah menarik-narik tali sepatunya, juga kadang menciumnya tanpa sebab.
Baru berjalan sampai kantin, Xiaojun sudah melihat Jeno yang sedang ditarik telinganya oleh Jaemin. Tidak lama, Haechan juga muncul sambil memukul-mukul Mark.
Ia ingin bertanya ada apa, tapi raut wajah Jaemin dan Haechan benar-benar tidak meyakinkan untuk ditanya sekarang. Xiaojun jadi mengingat kata-kata Jeno, Jaemin yang marah sebelas dua belas panasnya dari api neraka. Kan Xiaojun jadi merinding.
Kemudian matanya menangkap sesuatu, Chenle yang sedang mendumel pada Jisung. Sepertinya masalah mereka bertiga sama, daripada penasaran. Xiaojun memberanikan diri bertanya.
"Le, kenapa?"
Chenle menoleh. "Eh Kak Dejun. Kak, kakak mending pergi ke belakang kampus deh. Ini si tikus," Chenle menoyor kepala Jisung. "Bang Jeno, Bang Mark, sama Bang Hendery tadi pada mau ngerokok sama minum." Lapornya.
Xiaojun melebarkan matanya. "Hah? Oke oke, makasih ya, Le. Marahi saja Jisungnya," ucapnya sebelum pergi.
"KAK TOLONGIN KEK!"
Xiaojun tidak merespon teriakan Jisung. Ia langsung berlari ke belakang kampus. Hendery tidak sebaiknya berurusan dengan rokok. Seingatnya Hendery tidak pernah merokok dan minum, kenapa sekarang tiba-tiba seperti ini? Xiaojun memiliki trauma sendiri terhadap dua hal itu.
Sesampainya di belakang kampus. Xiaojun langsung merebut botol yang sedang di genggam Hendery kemudian melemparnya hingga pecah. Ia juga merebut rokok yang berada di tangan Hendery kemudian membuangnya.
"Jun?" Hendery langsung berdiri dari duduknya. Memperhatikan Xiaojun yang sedang menginjak-injak benda yang membuatnya trauma itu.
Setelahnya, Xiaojun menatap Hendery. "Kamu apa-apaan! Kamu sudah tidak sayang hidup kamu?! Kamu sudah tidak sayang aku atau bagaimana, Der!" Mata Xiaojun sudah berkaca-kaca.
Ia kemudian terduduk di rerumputan. Memeluk kedua lututnya sembari menenggelamkan wajahnya di sana. Ia teringat akan masa lalunya yang kelam bersama kedua orang tuanya.
Xiaojun sungguh sudah mengubur semua kenangan itu dalam-dalam, tapi melihat Hendery bersama dua hal sialan itu membuat dirinya teringat kembali pada malam itu.
Flashback :
Sang ayah adalah seorang perokok aktif. Sementara sang ibu pemabuk. Xiaojun biasanya hanya tinggal bersama Jaehyun berdua di rumah. Mereka sudah mencoba membuat kedua orang tua mereka berhenti melakukan kedua hal itu, tapi sia-sia.
Xiaojun dan Jaehyun malah terkena amarah besar kedua orang tuanya. Kadang jika ada masalah di kantor, sang ayah biasanya melampiaskannya pada Xiaojun. Satu cambukan ikat pinggang biasanya tidak cukup untuk pelampiasan jika Jaehyun tidak ada di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Boyfriend || Henxiao Xiaodery
FanfictionHanya sefruit kisah Hendery dan Xiaojun Warning! BXB content Non baku 18+