Pemuda berambut hitam dengan mata berwarna merahnya berdiri di tepi jurang. Hembusan angin nampak mengibaskam rambutnya. Jubahnya juga ikut bergerak-gerak dihempas angin. Pedang merahnya masih tersimpan. Satu helaan nafas terdengar keluar dari pemuda itu.
Akira memejamkan matanya mengingat hal yang baru saja dia lakukan. Beruntung dirinya bisa lepas dari pengawasan Alfheim dan Luciel. Padahal dia tahu bahwa hal yang dilakukannya tadi sangat berisiko tinggi. Namun dia tidak ingin mengulang kesalahan yang sama seperti di masa lalu. Meski saat ini Akira sendiri bingung akan berpihak kepada siapa. Dia hanya tidak tahu jawaban apa yang harus dirinya dapatkan. Maka dari itu dia saat ini hanyalah seseorang yang tengah mencari jawaban.
Alfheim memandang tajam Akira yang baru saja tiba beberapa menit dari urusan penting yang dia maksud. Selama urusan pentingnya itu, Akira sama sekali tidak bisa dihubungi. Jujur saja sejak dahulu Alfheim tidak pernah menyukai pemuda bermata merah ini.
"Apa yang kau tunggu lagi? Bukankah tadi kau sudah membuang waktu? Cepatlah Lucifer sudah menunggu untuk pertemuan." Nada bicara Alfheim memang tidak pernah ramah pada Akira.
Akira tersenyum sinis. "Lucifer akan selalu membutuhkanku bukankah begitu?"
"Seharusnya kau tahu itu! Jadi jangan pernah kau mencoba untuk mengkhianatinya dan juga mengkhianati rasmu sendiri!" Tiba-tiba Alfheim muncul di belakang Akira, ujung pedangnya sudah ada tepat di leher Akira.
Akira tidak menanggapinya. "Kau tahu Alfheim, penguasa setengah elemental akan kalah dengan cepat dengan penguasa penuh elemen halilintar."
"Kalau begitu kenapa kau tidak mencoba untuk melawanku?" Alfheim merasa tertantang dengan ucapan Akira tadi.
Seseorang tiba-tiba saja berlari kegirangan untuk menghampiri mereka. "Woah apa ini? Kalau kalian ingin bermain, biar aku ikut juga. Akan seru kalau kuasa angin ikut dalam kuasa halilintar!"
"Ini urusanku dengannya Luciel, kau jangan ikut campur." Alfheim tidak suka dengan Luciel yang ikut campur dalam masalahnya.
Luciel cemberut. "Alheim jahat! Masa Luciel tidak boleh ikut main."
"Hentikan omong kosong ini." Akira memperingatkan. "Lagipula aku tidak berniat untuk melayani kalian berdua. Alfheim bukankah kau tadi bilang Lucifer sudah menunggu? Kau sendiri yang bilang jangan membuang-buang waktu tapi kau sendiri sudah membuatku membuang waktu. Jika kalian tidak cepat aku pergi sendiri."
Luciel semakin cemberut setelah melihat Akira sudah terlebih dahulu memasuki kapal angkasa mereka. "Dasar dia itu. Sok keren! Tidak punya hati. Memang dia pikir dia siapa huh."
Alfheim tidak menjawab gerutuan dari Luciel. Dia juga membenci Akira sampai ke ujung kakinya. Saat hendak memasuki kapal angkasa, Alfheim menemukan sesuatu yang menarik. Hingga dia berkata. "Kau tahu dia itu adalah orang kepercayaannya Lucifer. Dan sampai mati dia harus mengingatnya. Dia harus mengingat oleh siapa dia diselamatkan dan dibuat hidup."
"Alfheim? Bisa kau perjelas lagi, aku tidak mengerti." Tanya Luciel heran dengan kata-kata Alfheim.
Alfheim tersenyum misterius. "Dia tidak akan selamanya menjadi Akira yang sempurna lagi di ras half demon."
Service Military Union
Ketua tertinggi pasukan Service Military Union mendecih tidak suka setelah melihat kejadian di planet Elvera. Untuk pertama kalinya ada kelompok yang berani menantang keputusan mereka. Hal bodoh yang telah mereka lakukan akan mengancam nyawa banyak orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITY - BOBOIBOY
FantasyApa kalian tahu bahwa bumi, langit, dan galaxi mereka sebenarnya terhubung satu sama lain? Bagaikan pola yang tidak pernah berhenti, seperti garis infinite. / Boboiboy tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan menjadi serumit ini / Power Sphera han...