🔫 4. Shooting

907 61 4
                                    

Nanon berjalan menuju ke kamarnya, pun dengan Chimon yang mengikutinya di belakang.

"Mon, lu kenapa diam dari tadi?" tanya Nanon.

"Kita diincar."

"Hah? Maksud lo?"

"Bos001 ngincar kita. Katanya, dia tau keberadaan kita dimana."

Nanon mengernyit hebat, kemudian menarik ponsel Chimon.

"Wait ... kenapa dia bisa tau visualisasi muka kita?" tanya Nanon.

"Gua juga ga tau. Kabar dari KP700 juga belum ada. Gua masih bingung harus apa."

Nanon berdecak kesal. Ia kemudian menggigit jemarinya perlahan, kemudian mondar-mandir di dalam kamarnya sendiri.

"Gua curiga, Bos001 pasti udah pernah liat muka kita secara langsung, dan pasti kita juga udah pernah ngeliat dia langsung."

"Menurut lo, siapa?"

"Entah lah. Gua masih belum punya clue."

"Atau ... kayanya dia lagi ada di sekitar kita."

"Seharusnya dia pasti tangkap kita," ujar Nanon.

"Ini belum sesuai perjanjian dengan jangka waktu sepuluh hari. Bisa aja dia lagi mengintai gerak-gerik kita."

"Terus, kenapa dia harus pasang sketsa kita untuk disebar di media?"

"Nah, gua juga bertanya-tanya soal itu. Tapi, bodo ah, gua mau tidur dulu."

Chimon kemudian merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Nanon tampak bingung, ia masih saja mencari-cari informasi terkait dengan hal ini.

"Lu tidur aja udah. Besok kan lu harus kerja lagi," ujar Chimon.

"Umm..." gumam Nanon.

🔫🔫🔫

"Siap, hari ini kita bakal mulai syuting," ucap Aof, selaku sutradara yang menangani series ini.

Nanon sedari tadi masih membaca script yang ia pegang, sembari beberapa orang tengah mengatur kostum yang ia kenakan.

Dirinya kini kembali tampak seperti seorang pria SMA. Tampaknya begitu jauh lebih muda dari sebelumnya.

Nanon terkekeh kecil, ia rindu masa-masa dimana ia masih sekolah dulu. Ia biasanya menjual barang-barang ilegal kepada teman-temannya tanpa ada yang mencurigainya. Jauh lebih mudah, emang siapa yang terpikir bahwa anak sekolah yang tampaknya polos, bisa membawa benda semacam itu ke sekolah?

"Oke, siap? Queue satu, scene satu. Pawaret masuk ke dalam sekolah."

Nanon berdiri, kemudian meletakkan kertas script itu di meja. Ia telah siap di posisinya, setelah beberapa kru membantunya menemukan titik tempatnya.

"Action!"

Nanon memegangi tali ranselnya yang menggantung di tubuhnya, kemudian berjalan sembari menundukkan wajahnya ke dalam sekolah itu.

Peran yang ia dapat benar-benar menantang. Sangat bertimbal balik dengan kehidupan aslinya.

"Bruk!" Pawaret tanpa sengaja menabrak beberapa orang di depannya, membuatnya kini harus jatuh ke tanah.

"Lu punya mata, kan?!" bentak salah seorang pria itu.

"Umm ... maaf, kak. Tadi saya ngga sengaja."

Pria itu kemudian menarik kerah pakaian Nanon, membuat Nanon kini dengan terpaksa harus berdiri.

"Maaf? Lu nabrak gua kaya gitu, lu pikir ga sakit?"

Into A Change | OhmNanon [BL] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang