4

214 15 3
                                    

"Pelajaran hari ini cukup sampai disini. Bapak kasih tugas. Masing-masing orang mendeskripsikan hal-hal kecil yang dapat menjadi daya tarik dalam diri seseorang. Dikumpulkan minggu depan. Tidak ada alasan bagi yang tidak mengerjakan." Ucap Pak Rudi.

"Iya, Pak." Jawab anak-anak serentak.

Pak Rudi mengambil semua barang-barang yang ada di meja dan beranjak ke luar kelas. Rejo yang duduk di depan Kevin langsung berbalik badan saat Pak Rudi sudah menutup pintu kelas.

"Lo tau nggak, tadi dia ngajar, gue nahan napas. Apalagi waktu dia berdiri disamping gue. Gue berasa lagi di ambang kematian, bro." Ujar Rejo sambil bergidik ngeri.

"Bisa aja lo, bro. Lo jangan ngomongin dia dibelakang! Kalo mau dibilang gentle, lo harus ngomong kayak gitu didepan muka dia. Lo ngomong gini, 'Pak, Bapak tau kan kalau manusia tidak luput dari yang namanya dosa dan salah? Begitupun saya, Pak! Bapak tau kan kalau manusia tidak hanya mempunyai kelebihan namun juga ada begitu banyak kekurangan 'kan? Begitupun Bapak! Bapak di rumah ada odol gigi, nggak, Pak? Atau Bapak mau saya sumbangin?' gitu, bro! Langsung deh," ujar Kevin.

"Langsung sadar?" tanya Rejo.

"Langsung ditampar bolak-balik lo." Ejek Kevin.

"Tau nih, Rejo. Lo tuh jangan gitu, men. Lo harus gentle. Ikutinlah saran Kevin tadi. Hahahaha." Tambah Radit yang sedari tadi mendengar percakapan mereka.

"Yoi, Bro." Kevin dan Radit melakukan high-five.

"Terus aja lo berdua. Terus aja ngetawain gue. Ketawain aja terus sampe lo berdua puas."

"Bro, gue duluan ya. Alice manggil soalnya. Pulang sekolah gue main ke rumah lo, ya, bro?" ujar Radit pada Rejo.

"Terserah." Jawab Rejo.

"Ah elah ini kupret ngambek. Hahaha." Radit menjitak kepala Rejo. "Duluan!"

Kevin sedang memperhatikan Glo yang sedang melakukan kebiasaannya. Lengkap dengan headset yang terpasang rapi ditelinganya.

Rejo menepuk bahu Kevin, "Bro, kan-"

"Lo ke kantin aja. Gue lagi ada perlu sama Gloria." Ujar Kevin. "Duluan!" Kevin mencubit pipi Rejo.

Rejo mengelus-elus dada, "Tenang, Rejo. Lo ganteng. Mulai hari ini gue harus cari pacar. Gue ditinggalin mulu sama itu anak berdua. Gue udah kayak janda tau, nggak?!" Rejo melangkah dengan gontai ke kantin.

Kevin berdiri didepan meja Glo. Kevin duduk diatas bangku yang ada didepan meja Glo. "Lo lagi ngapain?" tanya Kevin.

Glo mengangkat wajahnya, "Ngupil." Jawabnya dan ia langsung menunduk. Kembali ke posisi semula.

"Liat dong..." pinta Kevin.

"Apaan?" tanya Glo.

"Upil lo." Ujar Kevin, serius.

Mendengar jawaban Kevin yang mampu bikin suasana jadi awkward itu, Glo menatap mata Kevin.

"Nggak, deng, becanda!" Kevin cengengesan. "Mau ke taman, nggak?"

"Ngapain?"

"Ngupil."

"Punya gue udah kosong."

"Cariin punya gue. Ayolah!"

"Cari aja sendiri."

Kevin merengek-rengek pada Glo dan tanpa mereka sadari, teman-teman mereka yang sedang bercanda ria didalam kelas, telah hening dan menatap mereka.

Glo mengangkat wajahnya, bersiap untuk memaki Kevin, namun dilihatnya mata teman-teman sedang menatap mereka, Glo langsung salah tingkah. "Ehem..." Glo mendehem.

Stars Can't Shine Without DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang