Lalu apa arti cinta menurutmu?
Apa cinta artinya bersatu?
Apa cinta artinya berseteru?.
.
.
Mobil sedan hitam mewah itu melaju di tengah lenggangnya jalan Seoul mengingat waktu sekarang sudah menunjukan pukul 1 dini hari. Jimin, pria berbadan mungil yang duduk di kursi belakang melihat keluar jendela, menatap pertokoan yang sudah tutup -hanya ada beberapa yang masih buka.
Jimin menarik dan menghembuskan nafasnya perlahan. Dia rindu dengan tanah kelahirannya ini. Sudah berapa lama dia pergi?
"Jimin,"
Jimin menengok ke sumber suara. Daddy nya yang duduk di sebelahnya memanggil. "Ya?"
"Daddy mau ke minimarket. Ada yang perlu daddy beli. Jimin mau ikut turun?" Bersamaan dengan itu, mobil yang membawanya keduanya mulai melipir untuk berhenti di sisi jalan di depan minimarket yang buka 24 jam.
Mobil sedan itu berhenti. Jimin melihat ke minimarket itu sejenak lalu kembali menatap daddy nya seraya mengangguk. "Jimin ikut, dad."
Pria tampan nan mapan di sebelah Jimin tersenyum seraya mengangguk. "Ayo,"
.
.
.
"Jungkook, sudahlah. Tembok itu sudah penuh. Ayo cepat kita pergi!"
"Sebentar, hyung. Tanggung." Tangannya terus memencet pylox di tangannya, cairan berwarna merah itu mengenai tembok. Tangan Jungkook bergerak membentuk tulisan abstrak. Seni Jungkook membuat tembok itu semakin penuh dengan seni jalanan lainnya.
Orang yang dipanggil hyung menyandar di tembok, menghela nafas saat melihat Jungkook dengan hoodie hitam serta tudung hoodie menutup kepala masih asik mencoret-coret tembok. Kaki kanan yang dibalut sepatu bertali warna hitam itu menendang-nendang udara guna mengusir rasa bosan menunggu sang adik yang masih sibuk dengan tindak kriminalnya. Sampai telinganya mendengar suara sirine mobil polisi. Dengan cepat dia menepuk heboh bahu Jungkook.
"Jungkook, lari! Ada polisi!" Yang lebih tua lari lebih dulu.
Jungkook mengangguk. Dengan tangan memegang pylox, Jungkook lari mengikuti yang lebih tua.
"BERHENTI KALIAN, ANAK NAKAL!!"
Jungkook berbalik, melihat dua polisi yang mengejarnya. Bibir tipisnya menyunggingkan senyum. Hanya dua polisi berperut buncit dan tua. Lawan yang mudah.
Dengan tengilnya, Jungkook memeletkan lidahnya. "WEKKKKKK!!!!!"
Lalu dia berbalik dan menyusul yang lebih tua yang kini sudah berjarak cukup jauh darinya. Lagi, bibirnya membentuk senyum namun senyum sekarang lebih lebar.
.
.
.
Jimin keluar lebih dulu dari minimarket, menengok ke belakang dimana sang ayah sedang membayar. Jimin berbalik, menuruni dua anak tangga namun nyaris saja dia menabrak orang. Orang yang nyaris menabraknya melambatkan larinya, berbalik sejenak.
Rambutnya yang hitam sedikit bergerak karena pergerakannya, mata sipit namun menyorot tajam itu menatapnya. Sejenak tatapan mereka bertemu.
Tunggu....
Kenapa Jimin merasa waktu berhenti persekian detik saat matanya bertemu tatap dengan mata itu?
"Maaf," ujarnya hanya sepatah kata lalu kembali berbalik dan lari, lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Empty
Fanfiction[TAMAT] Keegoisan orang tua memang selalu membuat anak menjadi korban, Namjoon dan Seokjin sadar keegoisan mereka yang ingin pernikahan ini berakhir membuat Jimin dan Jungkook menjadi korban. Karena apapun tidakan orang tua, anak akan selalu terken...