Menangis tidak melulu karena sedih. Menangis bahagia juga ada..
.
.
Seokjin sudah bersiap untuk pulang. Jam jaganya sudah beres sejak pukul sembilan pagi tadi (sekarang pukul sembilan lebih) dan sekarang dia sedang berada di ruang ganti. Seokjin memeriksa ponselnya lalu menghela nafas. Lagi, Jungkook mengabaikan pesannya. Tidak ada pesan balasan dari Jungkook dari semua belasan chat yang Seokjin kirim. Seokjin meletakan ponselnya di loker lalu untuk mengalihkan perasaan sedihnya dia mengingat pertemuannya dengan Jimin semalam.
"Awas gigimu kering."
Seokjin masih tidak menyadari bahwa sindiran Hoseok itu ditunjukan untuknya. Seokjin malah menengok ke segala arah.
"Aku bicara denganmu, Seokjin." Hoseok merotasikan matanya.
Seokjin menujuk dirinya sendiri, "aku?"
"Hmm," Hoseok menutup loker miliknya yang bersebelahan dengan loker Seokjin. Kini pria tampan dengan surainya yang hitam ini sudah menggunakan kemeja putih polos dengan dua kancing di biarkan terbuka memperlihatkan kalung gembok serta bawahan celana bahan berwarna hitam.
Sadar Hoseok menyindirnya, Seokjin semakin meringis lebar. "Aku sedang senang." Akunya.
Hoseok menyandar pada loker, bersedekap dada dan matanya menatap Seokjin yang masih berdiri di depan loker terbukanya. "Senang kenapa?"
"Aku bertemu Jimin." Ujar Seokjin antusias. Dia menggenggam tangan Hoseok, meremat jari yang sudah tersemat cincin di sana. "Dan Jimin mengenalku! Anak sulungku ingat denganku!" Seokjin meloncat-loncat kecil saking bahagianya.
Seokjin.... bertemu dengan Jimin??
Hoseok terdiam sesaat. Jadi alasan ini yang membuat Seokjin sejak dini hari tadi sumringah terus. Hoseok tau siapa Jimin di kehidupan Seokjin. Ingat dia sahabat Seokjin jadi dia tau tentang Seokjin.
"Astaga, aku senang sekali!"
"Berarti kau ketemu Namjoon?"
Binar bahagia Seokjin seketika redup. Seokjin menggeleng. "Tidak. Aku tidak bertemu dengannya." Lancar sekali Hoseok mengatakan nama itu. Tidak sadar apa ya, ada hati yang berantakan saat nama itu terdengar ditelingnya.
"Kau bertemu dengan Jimin sendiri?"
Seokjin mengangguk. Dia melepas genggaman tangan itu. "Jimin menemuiku di depan UGD dan kita makan bersama."
Seokjin menyenderkan sisi tubuhnya ke loker. Matanya menatap Hoseok dan mulai menceritakan kejadian dia dan Jimin berbincang berdua saat makan bersama.
.
.
Restoran cepat saji yang buka 24 jam menjadi tempat Jimin dan Seokjin makan. Satu paket menu Panas tersaji di atas meja.
"Jimin di sini terus?"
Jimin yang sedang mencomoti bagian kulit ayam mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Empty
Fanfiction[TAMAT] Keegoisan orang tua memang selalu membuat anak menjadi korban, Namjoon dan Seokjin sadar keegoisan mereka yang ingin pernikahan ini berakhir membuat Jimin dan Jungkook menjadi korban. Karena apapun tidakan orang tua, anak akan selalu terken...