Epilog; bersama

3.4K 326 23
                                    



Saat dulu kita berpisah tak lagi bersama, bagaimana perasaanmu? 
Apakah kamu terluka? 
Apa kamu bahagia? 
Jangan tanya aku bagaimana karena aku menangis penuh luka. - Seokjin 


Teruntuk kamu, pemilik hatiku selamanya...
Bagaimana kabarmu?
Apakah kamu merasa penyesalan saat kita berpisah?

Teruntuk kamu, pemilik hati anak-anakku juga...
Apakah kamu mau tau bagaimana kabarku?
Kalau aku merasa sangat menyesal dan penyesalan terbesarku adalah berpisah. - Namjoon



Masih jelas diingatan saat aku melihat daddy menangis pilu...
Hati ku sakit melihat daddy menangis, lidahku kelu
Daddy, apakah hatimu sehancur itu?

Kalau iya, biarkan aku mengambil perkakas termasuk palu
Untuk apa aku mengambil itu?
Tentu, untuk menbenarkan hatimu agar tidak sehancur dulu.

Lalu, apakah berhasil?
Tidak. Karena daddy masih terjebak di masa lalu. - Jimin


Appa...
Saat aku kecil, aku marah padamu
Berteriak marah dalam hati berkata; kenapa harus berpisah?

Appa... 
Sekarang aku sudah besar, aku pun mengerti keadaanmu
Dan aku membatin; maafkan aku ya, aku pasti membuatmu susah - Jungkook

.

.

EPILOG EMPTY; BERSAMA

.

.


Mari kita percepat waktu, percepat 1 tahun setelah mereka memutuskan untuk mengalah dengan ego mereka -tidak rujuk hanya kembali dekat. Hasilnya, mereka menjadi dekat layaknya teman. Itu lebih baik dari pada menjadi lawan, bukan?

"Nanti, kau tidur denganku ya." Ajak Jimin ke Jungkook dengan nada ceria.

Jungkook yang di tanya melirik Jimin lalu kembali melihat keluar melalui kaca di samping tempat duduknya, "tidak mau."

Bibir Jimin melengkung ke bawah. "Ayolah~"

Jungkook yang melihat itu dari pantulan kaca di samping menahan senyumannya. Menggoda sang kakak adalah hal terbaik. Jimin mudah sekali di goda.

Namjoon yang sedang menyetir dan Seokjin yang duduk di sampingnya tersenyum mendengar perbincangan si kembar yang yang duduk di belakang.

Jungkook melirik Jimin, "memangnya kau takut tidur sendiri?"

"Tentu saja tidak. Aku biasa tidur sendiri sejak kecil."

Jungkook tersenyum kecil.

"Lebih tepatnya sejak kau pergi dengan appa." lanjut Jimin.

Senyum Jungkook luntur. Ah, dia juga biasa tidur sendiri sejak orang tuanya berpisah. "Sama." Balas Jungkook.

Ucapan sang anak membuat orang yang lebih tua, dua orang yang duduk di depan bungkam. Tidak ada senyum geli seperti tadi.

EmptyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang