Judul: Cerita Abey
Rate: Adult (mengandung adegan intim)
Genre: Romance
Jumlah kata: 2539
---------------------------------------
Dunia maya memang nggak seharusnya disatuin sama dunia nyata. Mereka punya batas tegas yang seharusnya tetap menjadi hitam dan putih, bukan menjadi abu-abu. Apalagi kalau urusan perasaan.
Semua yang ada di dunia maya itu nggak 100% benar dan bisa dipertanggungjawabkan. Jangankan tentang artikel 'mata merah' yang ditulis oleh tenaga non-medis di sebuah situs pemberitaan, setiap persona yang ada di dunia maya juga patut diwaspadai.
Termasuk kaum berjakun yang hobinya memanjakan dengan kata-kata manis.
Ngaku, deh.
Kita pasti pernah seenggaknya tertawa dan mengumpat 'Bego banget, sih.' setiap ada artikel yang berbunyi "Mayat Gadis Dibuang ke Sawah oleh Pacar Online" atau"Pembunuhan Sadis di Kota X, Kenalan di Sosmed dan Disetubuhi di Rumah Kosong". Walaupun hati kecil kita pasti merasa was-was. Takut kalau orang-orang yang saat ini klop banget sama kita di sosmed ternyata punya niat yang sama dengan pelaku kriminal keji di luar sana.
Abey sekarang sedang menghelakan napasnya.
Akal sehatnya masih mengumpat atas kejadian nekat yang ia lakukan sambil berkali-kali mengucapkan syukur karena dia masih hidup. Masih utuh, sehat, dan tidak kehilangan apapun.
Dadanya masih berdebar kencang dan keringat dingin mengucur dari tubuhnya. Bisa dia rasakan bulir keringat jatuh turun di punggung dan sela dadanya. Membuat bra yang ia kenakan terasa lembab. Fokusnya berlarian sehingga berkali-kali ia nyaris menabrak mobil di depannya karena tidak memerhatikan perubahan lampu lalu lintas.
Seluruh kejadian selama akhir pekan kemarin masih membekas di kepalanya. Kejadian yang membongkar identitas Robyn sekaligus mengoyak Abey secara menyeluruh; physically and mentally.
- - -
Robyn adalah seorang sales di perusahaan alat kesehatan yang pertama kali Abey kenal melalui Twitter.
Dua tahun lalu, ketika Abey masih berada di luar negeri untuk studinya, ia terlibat debat sengit dengan seorang pria. Mereka memperdebatkan kebijakan pemerintah dalam penanganan pasien yang terkesan 'main-main' dan mempersulit mereka yang perekonomiannya di bawah standar. Di media sosial bernama Twitter.
Debat sengit itu memang tidak pernah terjawab siapa yang benar dan salah. Abey yang sudah lama meninggalkan tanah air hanya bisa mengakui dalam hatinya bahwa dia tidak paham apa yang terjadi di Indonesia saat ini. Salah kalau dia berpikir ideal, membandingkan tempatnya berada saat ini dan kenyataan di Indonesia, dan bersikeras bahwa semua yang ada di negara kelahirannya adalah orang-orang baik. Tapi, di sisi lain Abey menyayangkan bahwa lawan debatnya hanya bekerja sebagai sales alat kesehatan. Sorry to say, se-intens apa sih sales alkes melihat interaksi dokter-pasien? Sepaham apa mereka sama kebijakan sebuah rumah sakit? Kasarnya, mereka hanyalah sejumlah kecil dari netizen yang kerjanya mengomentari tanpa pernah terjun langsung. Apa yang mereka ungkapkan hanyalah pendapat dari kesimpulan yang mereka buat dari pengamatan sebuah hasil. Bukan prosesnya.
Berbulan-bulan debat itu ditinggalkan, hubungan Abey dan Robyn pun berpindah ke WA. Mereka jadi sering mengobrol, bertukar pikiran, dan memang tidak jarang mereka terjebak lagi dalam lingkaran setan perdebatan sengit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Bahagia
ChickLit[21+] [Chicklit / Romance] [Kumpulan Oneshot] [Follow + Vote + Komen = Early update!] 🔞⛔🔞⛔🔞⛔🔞⛔🔞 Ini bukan kisah klise pertemuan kakak kelas ganteng, tajir melintir, dan adik kelas ceroboh yang dimusuhin seantero sekolah, bukan pula kisah absurd...