CB - Cerita Vic

4.1K 106 59
                                    

Judul: Cerita Vic

Disclaimer: Cerita ini terinspirasi dari cerita berjudul Three Doors yang ditulis oleh ThreeDoorsBooks. Kalian yang sudah cukup umur dan open untuk cerita yang mengandung unsur seks bebas, boleh banget cek ceritanya, ya!

Warning: Mentioning some sex and adult jokes. Mystery!! Ayok, berpartisipasi menebak siapa pelakunya ;)

Jumlah kata: 2761

-----------------------------------


Victoria terbangun ketika ponselnya jatuh merosot dan mendarat tepat di keningnya. Dia meringis sambil memaki ponselnya namun ketika melihat nama 'Bunda' tertera di layarnya, tangan Victoria segera menolak panggilan.

Matanya membelalak ketika melihat daftar panggilan yang masuk. Belum lagi ratusan chat dan sms yang dikirim oleh keluarganya. Sambil melakukan skrining, Victoria merutuki kebodohannya sendiri.

Gue semalem ngapain aja, sih? pikirnya sambil meletakan ponsel di dada. Loh? Loh ... loh? 

Victoria menunduk untuk melihat badannya dan seketika ingin menjerit ketika dilihatnya tubuhnya tidak tertutup sehelai benang pun. Bisa dimaklumi kalau selimutnya sudah tidak menutupi badannya, namun kemana perginya bra, celana dalam, cropped top berwarna ungu kesayangannya, dan celana jeans berpotongan tinggi yang semalam ia pakai?

Tubuhnya menyentak terbangun dan Victoria lagi-lagi mengutuk kebodohannya. Begitu bangun, ada setrum menyakitkan menjalar di seluruh tubuhnya dan hantaman kuat di kepalanya. Pandangannya mengabur. Seperti sedang melihat lava lamp, semuanya bergelombang dan membuatnya pusing.

Sambil memegangi kepalanya, Victoria meringis. Tangannya kini menjambak rambutnya. What the hell ... umpatnya sambil meringkuk. Tapi, lagi-lagi Victoria dibuat terkejut dengan rasa aneh di selangkangannya.

Sakit bukan main.

Dan basah.

Holy mother father!?

- - -

"Woi, Gen! Ini bokser lo cuci sendiri!"

"Nitip, Mike. Lagi seru, nih."

"Tadi skornya udah berapa?'

"Itu tugas lo buat nyatet, Jak!"

"Sekip gue, Yan. Gara-gara Mickey bahas bokser."

Victoria mencengkram pegangan pintu. Dadanya berdebar kencang ketika didengarnya suara-suara yang familiar itu dan saat ini mereka semua sedang berkumpul di depan kamar Vic. Haruskah ia keluar sekarang? Atau baiknya ia tunggu sampai semua orang pergi? Tapi kapan mereka pergi? Ini hari Sabtu dan semua penghuni akan ada di rumah seharian. Kecuali mereka yang pulang ke rumah atau yang punya acara malam mingguan.

Jadi, keluar kamar dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa adalah jawabannya. O, okay ... here we go!

"ARGHHH!! GANESA BRENGSEK!" teriakan itu membahana di lantai satu gedung kost bersamaan dengan jatuhnya Fabian dari kursi tidak lama setelah Victoria membuka pintu kamarnya. Sebuah bola pingpong menggelinding dan berhenti tepat di kaki Victoria.

"Good morning, Princess," sapa Ganesa riang sambil melambaikan tangannya yang menggenggam sebuah botol plastik.

"Ini udah jam sepuluh. Bukan pagi lagi," Fabian beranjak dari kursi lalu menghampiri Victoria. Saat dia semakin mendekat, Victoria refleks bergerak mundur sambil merapatkan sweater ungunya. Fabian menatapnya bingung namun akhirnya menunduk untuk mengambil bola pingpong di dekat kaki Victoria. 

Catatan BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang