CB - Cerita Semesta

9.5K 244 50
                                    

Judul:  Cerita Semesta

Rate: Adult

Genre: Romance / Slice of life

Jumlah kata: 3409

----------------------------------------------

Namaku Esta.

Aku saat ini tinggal di kawasan Pulomas, Jakarta. Sehari-harinya, aku hanyalah seorang wanita yang hanya menaruh perhatian romantically pada mahluk hidup berjakun, namun pada suatu waktu aku akan berubah menjadi seorang desainer grafis yang mampu bekerja dibawah heavy pressure.

Aku memiliki rambut sepunggung yang sedikit lebih bergelombang dari model rambut Seo Ye Ji di drama It's Okay to Not Be Okay. Warnanya hitam legam walau tanpa perawatan khusus. Salah satu yang bisa kubanggakan dari tubuhku selain bakat menjadi kecil walau nafsu makanku agak 'kuli'. Yah, bagian ini tidak begitu penting, sih. Karena nyatanya, bagi netizen Indonesia, penampilanku tanpa polesan make up tetap saja berada di bawah standar kecantikan. Tapi percayalah, di mata kolegaku di luar negeri, terutama mereka yang hidup dengan mengonsumsi tanaman hijau dan anti-daging, penampilanku nampak eksotis khas Asia.

Sekali lagi, ini tidak begitu penting.

Karena dengan penampilan eksotis ini pun, aku masih belum memiliki kekasih di usiaku yang sudah di penghujung kepala 2.

Anyway,

Malam ini aku sedang merasakan yang namanya hidup santai a la kaum rebahan. Seharian aku berkutat di depan laptop demi menyelesaikan orderan klien yang tiba-tiba saja meminta finalisasi namun masih rewel meminta edit sana edit sini. Begitu semua kuselesaikan, kutinggalkan semua pekerjaanku tergeletak di lantai. Kini, aku bebas menghabiskan waktu marathon drakor!

Tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptop yang menampilkan ketampanan Kim Soo Hyun, kusingkap rambutku ke samping. Mulutku tengah mengunyah mie rebus yang kubuat super pedas saat kubuka pengait bra dan kulepaskan benda perenggut kebebasan bernapas itu. Begitu satu hambatan tersingkir, kini aku bisa kembali menonton tanpa gangguan!

Semangkuk mie rebus sudah kuhabiskan, aku pun bersiap melanjutkan menonton drama sambil berbaring di karpet ketika kudengar bel berbunyi. Jam menunjukan pukul satu lebih dua puluh menit MALAM. Catat dan garisbawahi! Orang waras mana yang akan bertamu tengah malam begini?

Tetangga? Rasanya mereka terlalu bertatakrama untuk memilih waktu bertamu di jam seperti sekarang. Kiriman paket? Aku sangsi ada orang di ibukota yang rela bekerja lembur terlebih lagi untuk mengantarkan paket ke rumah tujuan. Teman-temanku? Haaah! Kecuali mereka memasang penyadap di tubuhku, 100% aku yakin mereka tidak akan tahu tempat ini.

Aku memang bukan tipe yang banyak bicara mengenai kehidupan pribadiku. Bahkan pada mereka yang sangat dekat pun, masih banyak hal yang tidak kuceritakan. Orang-orang mungkin tertarik pada kisah hidup orang lain, tapi apa selanjutnya? Dikomentari? Dijadikan topik pembicaraan? Ditertawakan? Mereka tidak benar-benar peduli. Kehidupan yang kita jalani hanya akan menjadi hiburan di mata orang lain. Karena bagiku, kehidupan pribadiku cukup akulah yang tahu seperti apa dan bagaimana kisahnya. Tidak lebih.

Bel kembali berbunyi tanpa henti ketika aku memutuskan untuk mengabaikannya. Dengan suasana serba gelap dan tidak ada respon dari pemilik rumah, seharusnya tamu segera pergi, 'kan? Tetapi tidak dengan tamu nekat satu ini.

Dengan jengkel, kuintip dari jendela ruang tamu dan kulihat ada seorang pria di depan gerbang dan sebuah sedan silver.

"Well, well..." Pria berambut gondrong itu sempat bersiul ketika kubuka pintu. Tentu saja aku masih punya akal sehat dan tidak mendekat ke gerbang. Apalagi tidak jauh dari sini pernah ada kasus pembunuhan satu keluarga secara tidak manusiawi beberapa tahun silam, hiiih...!! "This is not something I'd expected," katanya sambil tertawa.

Catatan BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang