° Chapter 10 °

3.1K 554 183
                                    

🍂 Thistle 🍂

• Harukyu •

⚠️ Don't forget to vote and comment sebagai dukungam buat author ⚠️

📍 Beberapa chapter lagi tamat, mulai dari chapter ini silahkan siapkan tissue lebih dulu hehehe

📍 Beberapa chapter lagi tamat, mulai dari chapter ini silahkan siapkan tissue lebih dulu hehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




🍂🍂🍂


" Doyoung-ah Ibu sudah menyiapkan
sarapanmu dimeja."

" Ibu mau pergi kemana ?" Doyoung
mengerut bingung menatap sang Ibu
yang begitu terburu-buru menyelesaikan pekerjaan rumahnya.

" Hari ini hari pertama Ibu bekerja,
jadi Ibu harus buru-buru agar tidak
terlambat."

Doyoung mendesah kasar
" Bu, sudah aku bilang untuk tidak
bekerja. Biar aku saja yang bekerja bu.." ujarnya merasa bersalah karena sang Ibu harus ikut turun tangan dalam mencari uang.

" Doyoung-ah kau harus fokus belajar, jika Kakakmu tahu kau bekerja part time dia akan sangat marah."

"Tapi bu.."

"Ibu berangkat sekarang, jangan lupa
makan Doyoung-ah." Ny. Kim menyambar tasnya kemudian melenggang cepat keluar dari rumahnya.
Doyoung menghela nafasnya, andai saja dia bukan seorang pelajar dia tidak akan membiarkan sang Ibu membanting tulang demi keuangan keluarga.
Doyoung  membuka bukunya, dia menatap sebuah cek yang dia terima dua hari yang lalu dari Tuan Watanabe. Jumlah uang yang tertulis diatas cek itu bisa melunasi semua biaya rumah sakit sang Kakak, dan sisanya bisa dia gunakan untuk memenuhi keperluan rumah.
" Tidak Doyoung, Ibu akan marah jika
kau menggunakan uang ini." ujarnya
kemudian menutup kembali bukunya dan beranjak menuju meja makan.

Doyoung meraih sebuah koran yang
tergeletak begitu saja diatas meja, topik
berita yang dibahas diatas koran itu
mampu membuatnya menggeram marah. Dia meremas koran tersebut lalu membuangnya begitu saja kedalam tong sampah.

"Dia berbahagia sementara Kakakku
terbaring koma dirumah sakit." geramnya..

' Anak bungsu konglomerat Watanabe Shousai tengah persiapkan rencana
pernikahannya. '

•••

" Hyo jung-ssi, kau harus bergerak lebih lebih cepat restoran kita sedang ramai."

"Ah iya.." Ny. Kim mengangguk dia
menerima tumpukan demi tumpukan
piring kotor yang harus dia bersihkan
dengan cepat.
Peluh sudah membasahi wajahnya yang mulai menua. Berulang kali dia menyeka keringat diwajahnya dan menarik nafas untuk mengurangi rasa lelahnya.

" Bu...."

Dalam diam Junkyu menatap tubuh
ringkih Ibunya, dia menangis melihat
bagaimana tubuh ringkih yang
seharusnya berdiam diri dirumah harus bekerja keras demi dirinya.
Junkyu menyesal, menyesal kepada
dirinya sendiri.

[ END ] Thistle • Harukyu •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang