chapter 4

319 64 8
                                    

Setelah berabad-abad gak up akhirnya up juga..
Maafkan diriku yang masih dengan kesibukan sejuta umat..

Maafkan typo..
Tekan bintang dan komen yah...

SARANGHAEEEEE...🖤❤️😘

.
.
.
.
.
Raut wajah saint yang begitu memerah mengisyaratkan suasana hatinya saat ini...
Matanya bahkan membola saat baru saja tiba di depan pintu kamar Perth yang sudah terbuka lebar..

Saint melangkah memasuki kamar Perth.. sesekali ia bawa kakinya menjinjit,agar kakinya tidak terkena serpihan kaca...

Sesampainya ditempat tidur Perth...
Saint pun mulai merapikan tempat tidur itu terlebih dahulu lalu memasukkan semua isi pakaian Perth kedalam lemari,..
Dan tentu saja melipat pakaian itu terlebih dahulu..
Saint kemudian merapikan lampu yang terjatuh dari nakas dan meletakkannya keposisi semula..
Saint merapikan kamar Perth secepat mungkin seakan dirinya berada dalam satu durasi video klip yang tingkat kecepatannya dinaikkan...

Hingga setelah kamar itu kembali rapi kini rambut saint begitu tak berbentuk lagi,bahkan bulu-bulu bantal kini mendarat indah dikepalanya..

Saint menghampiri nakas tepat disisi lain ranjang Perth..
Meraih sebuah teko kaca yang berisi air putih dan segera meminumnya ..
Saint meneguknya hingga tinggal setengahnya...
Tapi belum juga saint meneguk yang tertinggal didalam mulutnya...
Ia menyemburkan air itu tepat didepan wajah Perth...

Puuuffffttttt....

Entah sejak kapan Perth tiba-tiba saja sudah berada dihadapannya..

Wajah Perth mengerut..matanya tertutup..mulutnya ia gulum sekeras mungkin menahan gejolak kemarahan di hatinya..

Mata saint membola serta panik..

Dengan segera saint mengambil tisu dan mengelap wajah Perth,hingga tak ada setetes air pun diwajah tampan itu...

Tapi adada yang selalu berbeda..
Yaitu detak jantungnya yang bak pacuan kuda,saat wajah tampan Perth begitu dekat dengan wajahnya..

Mata saint kini beranjak kebawah,dilihatnya tubuh atletis Perth yang hanya berbalut handuk sepinggang nya...

Saint segera menyadarkan dirinya sendiri dengan menggelengkan kepalanya kuat-kuat..

"Ada apa denganku..apa aku sudah tidak waras..!" Gerutu saint pada dirinya sendiri..

Saint kembali mengelap wajah Perth yang kemungkinan air yang berasal dari mulutnya tadi masih ada yang tertinggal..

"Maaf... maafkan aku.."ucap saint merasa bersalah..

Akan tetapi tangan Perth kini terkepal kuat menahan emosi yang kapan saja bisa meledak, mendengar ucapan saint barusan membuatnya ingin menghajar anak itu saat ini..
Apa gunanya minta maaf,jika sudah terlanjur berbuat..

Lalu Perth pun membuka matanya dan siap menyemburkan beberapa kata..

Sedangkan saint yang masih tetap mengelap wajah Perth dengan tisu tak menyadari bahwa wajah mereka begitu sangat dekat satu sama lain..

Hingga akhirnya dua pasang mata itu pun bertemu...

Keduanya saling menatap, seketika waktu seolah berhenti sorotan mata keduanya begitu sangat pas dikarenakan tinggi kedua anak Adam itu yang hampir sama..

Tangan saint berhenti,disisi kiri wajah Perth.. menatap lekat mata hitam pekat itu...berusaha agar detak jantungnya tak terdengar oleh Perth..

"Ada apa dengan jantungku...?? Aku mohon berhentilah..jangan membuatku tidak bisa bernapas.." ucapnya dalam hati, bersusah payah menghentikan detak jantungnya..
Saint bahkan menahan nafasnya.

LOVE IS UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang