Prolog

12 1 1
                                    


" fira, berhubung kamu udah ada di sini, aku akan menjelaskan maksud dari kedatangan orang tuaku ke sini, aku membawa abi dan umi berniat untuk melamar kamu. Menjadi istriku."

Fira meremas tangan nya dengan gugup, Mereka bertatapan beberapa detik, sebelum fira memalingkan wajahnya dengan marah. Sungguh, hal seperti itu memang tidak sopan, tapi fira tidak pernah membayangkan bahwa dirinya akan di lamar oleh akbar yang sama sekali tidak terlihat menginginkan dirinya sebelum ini.

Dia tidak akan keberatan jika ada orang yang akan melamar nya, karena dia pun tidak merasa memiliki komitmen apapun dengan pria lain. Tapi ini terlalu mendadak, rasanya mustahil jika fira dan akbar benar-benar bisa membangun rumah tangga tanpa adanya ikatan cinta. Jenis komunikasi seperti apa yang akan membuat mereka bisa bersatu dan menjadi keluarga yang orang tua mereka ingin kan.

" jadi, apa jawaban kamu atas lamaran ini?"

Ayah dan mbak iffah kembali menatap fira dengan kepala mengagguk pelan, ia benar-benar tak siap dengan pembicaraan dan situasi yang sedang di hadapi nya saat ini. " maaf mas akbar... Bukan bermaksud menolak niat baik mas akbar. Tapi fira pikir, ini sangat mendadak. Fira butuh berdiskusi dulu dengan ayah,mbak iffah dan mas azam." ucapnya dengan hati-hati, tidak ada nada marah atau pun kesal walau sebetulnya ia ingin.

" kalau kamu meminta pendapat ayah, mbak iffah dan mas azam kami sudah menyetujui nya lebih dulu fir. Lagi pula niat baik tidak boleh di tunda. " sahut ayah dengan cepat.

" tapi.. Ayah.. "

" aku siap, fira. Jika kamu mengkhawatirkan masalah ke depan nya. Insya allah secara agama, mental dan finansial aku udah siap buat jadi suami kamu. " 

Tapi masalah nya fira yang enggak siap, dasar cowok nyebelin.

Melihat fira hanya diam saja, akbar berubah menjadi gemas." Aku tau kalo kamu pasti bingung, kenapa aku ngajak kamu nikah tiba-tiba kaya gini. Tapi fira, aku serius dengan ucapanku. Aku ingin menikahi kamu." ada jeda di kalimatnya, " jadi, apa kamu menyetujui lamaran ini?."

Entah fira di desak oleh keadaan atau ia memang luluh dengan ucapan akbar ia menangguk walau agak ragu.

Melihat semua orang yang menatap nya berbinar seakan hasil akhir dari jawaban nya adalah sesuatu yang mereka tunggu - tunggu. Hanya seperti ini? Hasil akhir dari perjalanan cinta nya selama 23 tahun, menikah dengan pria yang sifat dan karakter nya saja ia tidak tahu. Membayangkan setiap hari nya berada dalam jangkauan akbar sungguh membuat ia meringis dan menyesal kenapa kepala nya selalu tidak singkron dengan kata hati nya.

  
Jangan lupa vote, coment dan follow.

Salam mbew

IKATAN SUCI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang