(여섯) Yeoseot

365 51 9
                                    

Cuaca hari ini mendung, Chanhee merutuki dirinya yang lupa membawa payung. Seperti saat ini, ia tengah berdiri di depan gedung sekolah dan melihat rintik-rintik air hujan mulai jatuh.

Ia menyesal menolak tawaran kedua sahabatnya yang mengajaknya pulang bersama. Air hujan mulai turun dengan derasnya. Chanhee menghela nafas.

" Hujan ya - ?, " Tanya seseorang tiba-tiba dari arah sebelahnya.

Chanhee terkejut hingga tubuhnya tersentak. Lalu menoleh kearah sumber suara dan menemukan sekelompok gadis dengan make up tebal berdiri dan mulai memutari dirinya.

Jujur saja, Chanhee waspada. Ditambah gedung sekolah sudah sepi begitupun dengan lorong. Ia meneguk ludahnya, ia takut.

Seorang gadis yang terlihat mencolok, yang tak lain ketua dari sekelompok wanita itu maju dan menangkup kasar wajah mungil Chanhee dengan tangannya. Wanita itu menolehkan kepala Chanhee kasar.

" Tidak ada yang menarik, cuih." Ucapnya dan meludah di wajah Chanhee.

Tentu saja Chanhee terkejut hingga tubuhnya terhuyung karena dorongan wanita itu.

" Bawa dia ke gudang, saatnya kita eksekusi. " Ucap wanita itu.

Tanpa basa-basi anggota nya segera menyeret Chanhee dengan kasar. Chanhee berteriak minta tolong, namun itu sia sia.

~o0o~

Younghoon dan Juyeon baru selesai mengikuti kelas tambahan. Mereka berdua melangkah beriringan melewati lorong gedung sekolah mereka yang sudah sepi.

Namun langkah mereka terhenti ketika mendengar suara teriakan pilu dan suara tawa puas menggema di seluruh lorong.

" Suara apa itu tadi - ?, " Tanya Juyeon.

Younghoon hanya diam, namun suara teriakan pilu tadi terasa familiar di telinganya. Seketika kedua matanya membola.

" Sial, Juy ikutin gue. Ngga usah banyak tanya." Perintah Younghoon.

Ia melangkah cepat meninggalkan Juyeon yang masih mencerna ucapan sahabatnya itu.

" Hah, apa maksud. Oy, oi, oi, jangan tinggalin gue. " Ucap Juyeon seraya mengejar langkah sahabat tiangnya itu

Wajah Younghoon terlihat marah dan khawatir. Hingga langkahnya berhenti du depan gudang belakang sekolah yang hampir tidak pernah di kunjungi siswa siswi sekolahnya.

Ia dapat mendengar jelas suara teriakan, tawa, sesuatu yang di tampar, dan suara dentuman. Juyeon yang baru sampai pun kaget mendengar suara suara dari dalam gudang.

" Hoon, ini pembullyan kan - ?, " Tanya Juyeon pelan.

Younghoon hanya diam dan mulai memegang ganggang pintu.

' cklek '

Pintu gudang terbuka

~o0o~

Tubuh Chanhee di seret masuk ke dalam gudang dan di hempaskan kearah dinding.

" Arghh..., " Pekik Chanhee merasakan punggung nya menghantam dinding.

Wanita sebagai ketua kelompok itu, sebut saja Lee Gahyeon. Dengan wajah sinisnya ia berjongkok di depan Chanhee yang terduduk. Kembali menangkup wajah mungil Chanhee kasar.

" Lu tau kesalahan apa yang udah lu perbuat heum - ?, " Tanya nya dengan suara rendah.

Chanhee hanya menggelengkan kepalanya, kedua bola matanya sudah meneteskan air mata.

" Ouh, jangan menangis bitch. Air matamu itu tak berguna sama sekali. " Ucap Gahyeon dengan smirk nya.

Ia membenturkan kepala Chanhee ke tembok.

" Aakhh..!!, " Pekik Chanhee.

Kepalanya sangat pusing.

" Guys, eksekusi. " Ucap Gahyeon kepada anggota kelompoknya.

Chanhee menatap takut kearah segerombolan wanita yang kini mendekatinya.

" Hajar dia, bikin dia kapok. " Ucap Gahyeon.

Para wanita itu pun tak segan segan. Menampar, memukul, menendang, bahkan menyiram Chanhee dengan air kotor juga melemparinya dengan tepung dan telur.

" Aakkhhh, hhentikann uhuk, ttoolloongg, aakhh ssakitthh sstopp - !!, " Pekik Chanhee.

" Ahahahaha...!!," Tawa Gahyeon menggema di penjuru ruangan.

Anggota Gahyeon pun ikut tertawa. Mereka suka menindas orang lain, apa lagi seorang nerd seperti Chanhee.

' cklek '

Hingga suara pintu terbuka membuat Gahyeon menoleh kearah pintu. Kedua bola matanya membulat sempurna melihat kedua sosok pangeran sekolah kini menatap dirinya dengan wajah terkejut mereka.

" G, guys, gawat, kabur. CEPAT-!!!." Pekik Gahyeon.

Mereka semua pun segera pergi melewati pintu tersembunyi di gudang itu. Younghoon begitu juga Juyeon melangkah memasuki gudang itu. Mereka tak menyangka akan melihat pembullyan sekejam itu.

" Oy, hoon, lihat pemuda itu. " Ucap Juyeon menunjuk kearah Chanhee yang terbaring di lantai membelakangi mereka.

Entah mengapa jantung Younghoon berdegup kencang. Ia sangat hafal dengan pemilik punggung sempit itu. Hingga suara rintihan terdengar di telinganya.

" Ttolong akhh, ssakith uhuk. " Chanhee memuntahkan darah.

Segera Younghoon menghampiri Chanhee. Ia terkejut ketika melihat wajah Chanhee yang babak belur dengan seragam nya yang compang camping.

" CHANHEE - !!!, " Pekiknya.

Juyeon yang mendengar teriakan Younghoon terkejut.

" Apa - ? CHANHEE - !!, " Pekik Juyeon terkejut.

Younghoon menoleh kearah Juyeon, " Cepat telfon ambulance - !, " Perintah nya.

Juyeon menganggukkan kepalanya dan segera mengambil handphone nya. Younghoon mengangkat bridal style tubuh Chanhee dan membawa nya keluar gudang.

" Ya tuhan, Chanhee tetap lah sadar. " Ucap Younghoon dengan wajah paniknya.

~o0o~

Bersambung

Triangle Love || BbangnyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang