Firasat yang buruk

25 7 0
                                    


Pulang sekolah, aku panggil teman-temanku dan kita mengikuti Zen ke rumahnya. 

Perjalanan menuju rumahnya sepi jadi kita keluar dari mobilku dan mengambil kesempatan untuk balas dendam.

Aku tarik dia sampai dia terjatuh. Ia melihat kita dan tertawa. Lalu, kita pukul dan tendang dia bersama-sama sampai dia babak belur. 

Dia mendadak berhenti tertawa dan bergerak. Kita panik karena sepertinya kita barusan membunuh orang.

Suasananya menjadi suram, kita memikirkan cara mengatasi masalah ini. Sebenarnya, aku takut masuk penjara dan dimarahin ayahku... sampai salah satu temanku berkata,

"Kita biarin aja."

Semua mata mengarah ke temanku itu, dia kelihatan yakin. Namun, muka yang kubuat seakan-akan ingin mengatakan bahwa ide itu sangat gila.

"Ngapain liatin gue kayak gitu? Tempat ini sepi, jarang ada orang yang lewat. Emang lu punya solusi yang lebih bagus?"

Dia tidak salah. Mau bagaimanapun juga, tidak ada yang mempunyai ide yang lebih aman.

Kita naik mobilku dan menjauh dari gang sepi itu. Aku masih ada rasa tidak enak dengan kejadian tadi. Aku mengantar teman-temanku pulang ke rumahnya dan pergi ke rumahku sendiri.

Ayahku tidak ada lagi, padahal sudah larut malam. Aku coba untuk tidak peduli dengan hal itu dan pergi ke kamarku. Aku nyalakan televisi dan mendengar suatu suara.

tesss... tes... tess...

Sepertinya suaranya datang dari kamar mandi. Aku masuk ke kamar mandi dan ternyata, keran airnya nyala. Entah mengapa, aku merasa lega, karena aku takut ada hal lain di rumah ini.

Aku matikan keran airnya dan mendengar pintu yang ditutup dengan kencang. 

Aku melihat belakangku dan ternyata pintu yang ditutup adalah pintu kamar mandi ini. Aku panik dan memukul pintunya dengan kencang. Pintunya tidak mau terbuka.

Aku merasa sesuatu lewat di belakangku, dan...

"Siapa itu ?!"

Tidak ada siapa-siapa. Ternyata hanya tirai bathtub yang melambai karena angin kecil.

Aku memegang gagang pintu kamar mandi dan membukanya sekencang mungkin. 

Anehnya, gampang sekali terbuka.

 Aku tidak dikunci, dan aku merasa bodoh karena tidak mencoba untuk membukanya dengan gagang daritadi.

Aku berbaring di kasur dan perlahan-lahan mataku semakin berat, sampai akhirnya aku tertidur. 

Beep.. beep...

Suara alarmku menyala, mataku terbuka dan jam menunjukkan tepat pukul 5 pagi. Sebenarnya, aku malas sekolah hari ini, tapi seperti biasa, aku tidak ingin mengecewakan ayahku.

Aku berdiri dari kasur dan berjalan ke kamar mandi. Saat aku sedang mandi di showerku, aku mencium bau busuk yang menyengat. Bau itu datang dari bathtub dan perlahan-lahan aku membuka tirainya.

Aku terjatuh karena terkejut dengan apa yang ada di depanku saat ini... Aku ingin sekali teriak namun, tidak ada suara keluar dari tenggorokanku.

Zen EndwickTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang