Bertemu kembali

466 61 0
                                    

"Dokter Jiso!" Teriak Naeun dari dalam rumah yang
mendengar suara mobil omnya terparkir di garasi
rumahnya.


"Hai sayang" peluk Jiso dan mengangkat Naeun dalam gendongannya.


"Dokter cantik bajunya juga cantik"


"Iya dong kan om yang pilihin" ucap Ian bangga


"Om Ian jelek dokter Jiso cantik wleee!" Usil Naeun yang membuat semua orang di ruangan itu tertawa.


Di dalam rumah Jessica dan Suho, ternyata ada ibu dan ayah Christian yang sudah sampai dari siang dan saat ini mereka sedang berada di lantai atas untuk beristirahat.


Rasanya Jiso takut untuk bertemu dengan kedua orang tua Ian karena selama ini mereka belum pernah bertemu dan Christian pun tak pernah menceritakan tentang orangtuanya.


"Jiso kau kah itu?" Tanya seseorang dari atas tangga


"Nyonya Anna?" Panggil Jiso melihat orang yang ia kenal ada di rumah ini juga.


"Lama tidak bertemu, apa kabar mu? Dimana sekarang kamu kerja? Oh aku sungguh merindukanmu nak" ucap wanita paruh baya itu seraya memeluk Jiso erat.


"Apa kalian saling mengenal?" Tanya Jessica kebingungan


"Kami bahkan dekat dulu saat masih di Inggris Jiso adalah gadis yang waktu itu ibu ceritakan nak. Dia menolong ibu ketika penyakit ibu kambuh di salah satu pusat perbelanjaan dan dia yang merawat ibu di rumah sakit tempat nya magang waktu di Amerika"



Setelah penjelasan panjang dari ibu Jessica dan Christian, kini wanita yang selama ini ibunya cari sudah ibunya temukan kembali berkat kedua anaknya. Dulu memang ibunya lupa akan nama Jiso dan juga lupa untuk meminta kontaknya, kedua orang tua mereka merasa berhutang budi kepada Jiso kala itu.


Jika saja Jiso tidak ada di mall yang sama dengan ibu mereka, mungkin sekarang Christian dan Jessica hanya tinggal memiliki ayah.



🌌 🌌 🌌



Makan malam hari ini menjadi perayaan ulang tahun Naeun sekaligus acara temu kangen Jiso dengan ibu Ian. Mereka saling bertukar cerita hidup selama mereka hilang kontak.



Christian dengan bangga memperkenalkan Jiso kepada orang tuanya sebagai pacar sekaligus calon istrinya yang disambut restu dari kedua orang tuanya. Tentu saja mereka setuju Jiso dan
Christian untuk menjadi pasangan suami istri.


"Jadi kapan kalian akan melangsungkan pernikahan? Ibu tak sabar ingin menimang cucu dari kalian"


"Aku akan memberikan kalian aula hotelku untuk
acara pernikahan kalian nanti" ucap Suho antusias
untukpernikahan adik iparnya itu Pertanyaan itu membuat Jiso terdiam mengingat kejadian yang kemarin ia lalui.


Menjadi pacar Ian saja sudah membahayakan dirinya dan juga keluarga Ian. Bagaimana jika mereka berdua menikah, ia tak mau menjadi beban keluarga harmonis itu.




🌌 🌌 🌌




"Ian bisakah kita bicara sebentar" tanya Jiso dibalik pintu kamar Christian.


Kini mereka berada di atas balkon rumah Ian sambil nikmati hempaan angin malam. Christian menunggu Jiso yang akan berbicara padanya namun yang ia tangkap dari gerak-gerik dan raut wajah Jiso ada sesuatu yang ia pendam.



"Ada apa Jiso? Apa kau sakit?"



"Ian apa kau sungguh ingin menikah dengan ku?"
Tanya Jiso to the point yang membuat Ian mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan itu


"Tanpa kau bertanya pun aku akan tetap menikahi mu wanita pilihan ku Jiso. Ada apa dengan mu? Apa ada yang mengganggu mu, apa Nayeon berulah kembali?"


"Aku. Aku pun ingin menjadi pendamping hidupmu
Ian. Tapi aku takut dengan semua kejadian teror yang telah aku alami akan merusak kebahagianmu. Aku takut Nayeon akan semakin berulah dan membenci ku saat ia tau kita akan menikah"


Ian membawa Jiso kepelukannya. Ia tau sekarang gadis itu sedang banyak pikiran yang membuat dirinya panik dan takut akan apa yang akan terjadi dimasa depan jika mereka berdua menikah.


Namun bagi seorang Christian Yu, apapun yang terjadi ia akan tetap menikahi gadis
pilihannya yang ia cintai dan sayangi. Ia tidak akan
melepas apa yang seharusnya ia miliki.


"Dengar Jiso. Kita akan selalu bersama apapun yang akan terjadi nantinya. Masalah Nayeon akan menjadi urusanku dan yang harus kau tau hanyalah aku yang akan selalu ada disisimu dan melindungimu selalu" ucap Ian tegas meyakinkan Jiso dengan keyakinan hatinya.


Malam itu selepas perbincangan mereka, Christian
memilih menemani Jiso tidur dan membawanya
kedekapan pelukan hangatnya. Walau Jiso memunggungi Ian, sebenarnya Ian tau kalau dibalik selimut itu Jiso menangis tanpa suara meluapkan segala keresahan hatinya.


Meski Ian tau tentang hal itu, ia lebih memilih diam dan tak ingin mengganggu Jiso menangis agar ia bisa merasa lega. Karena menurutnya, jika seseorang sedang banyak pikiran ataupun resah. Mengeluarkan air mata bisa menjadi ketenangan tersendiri seakan apa yang ia takuti sedikit demi sedikit menghilang bersama tetesa mata itu.

The Day We Meet  [Reupload FINISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang