Kenalan

1.2K 131 0
                                    

Sinar mentari pagi menyambut Jiso untuk memulai aktivitasnya. Dikarenakan hari ini hari minggu, jadi ia berencana akan lari pagi di sekitaran sungai Han.




Terhitung sudah sekitar 15 menit ia berlalari dan berolahraga kecil di sekitar sungai Han yang saat ini ramai dikunjungi orang.




Duduk di dekat pohon rindang dengan pemandangan sungai Han yang tenang serta menyaksikan kegiatan orang-orang menjadi pilihan Jiso untuk beristirahat sebentar sebelum ia melanjutkan aktivitasnya.




"Hei permisi" pria itu menyapa Jiso yang tengah memainkan ponselnya.



"Eh!? Pamannya Naeun"



Pria itu adalah Christian yang kebetulan sedang berolahraga juga di sekitar sungai Han dan ia tak sengaja melihat Jiso yang sedang duduk di bangku taman itu.




Christian yang sekarang sudah duduk disamping Jiso sambil menikmati hempaan angin pagi yang berhembus mulai membuka perbincangan dengan Jiso.




"Saya Christian" Ian memperkenalkan dirinya kepada Jiso



"Saya Jiso pak" ucapnya gugup bingung harus memanggil apa orang disampingnya itu.



"Tidak usah panggil bapak panggil saja Ian dan saya pikir umur kita tidak jauh beda" ucap Ian sembari tersersenyum lembut.




Mereka berdua saling berdiam diri hanyut dalam pikiran masing-masing seusai berkenalan tadi. Jiso yang memandang ke arah sungai Han dan Ian yang sesekali mencuri pandang ke arah Jiso yang menurutnya ciptaan Tuhan yang sempurna di matanya.




"Jis udah siang ayo kita cari makan" ajak Ian tiba-tiba saat ia rasa cacingnya sudah minta untuk di kasih makan.



"Ga usah gapapa makasih tawa--"





kriiuuukkkk......asdfghjklz......




Suara perut Jiso membuat Ian tertawa dan Jiso malu dibuatnya. Sambil menarik tangan Jiso, ia segera membawa Jiso ke salah satu cafe terdekat dari tempat mereka berolahraga tadi.




"Ian serius saya bisa makan di rumah kok nanti."




Tanpa menghentikan langkahnya, Ian hanya berbalik sebentar menghadap Jiso dan berkata "saya tidak menerima penolakan nona Jiso"




Setelah berjalan beberapa menit akhirnya mereka sampai di salah satu cafe yang sudah buka disana. Saat memasuki cafe aroma masakan yang sangat lezat tercium yang membuat perut Jiso semakin kencang bunyinya sampai Ian tak dapat menahan tawanya melihat Jiso yang sudah malu.





"Selamat siang ini adalah menu spesial kami dan kebetulan minggu ini ada promo khusus couple selamat ya"



Jiso dan Ian saling bertatapan kebingungan dengan penuturan perempuan yang sedang melayani mereka. Masalahnya merek bukanlah sepasang kekasih yang patut mendapatkan diskonan yang cafe ini berikan.



"Buk---"

"Makasih kami pesan menu spesial yang ada disini saja" ucap Ian memotong omongan Jiso ntah apa maksudnya.



Setelah pelayan itu pergi menjauh, Jiso segera menatap Ian seraya meminta jawaban mengapa ia harus berbohong demi mendapatkan diskonan itu. Padahal Jiso bisa saja membayarkan mereka makan tanpa harus berbohong.




"Kenapa?" Tanya Ian polos



"Kenapa bohong?"



"Siapa yang bohong?"



"Anda tadi bilang kita couple ke pelayannya"



"Ralat calon couple maksudnya" ucap Ian kecil agar tak terdengar oleh Jiso



"Apa? Kamu ngomong apa barusan?"



"Tidak hanya bergumam sendiri sudahlah kita makan saja tidak baik berdebat terus"


Jiso hanya mempout kan bibirnya tak terimapertanyaannya tidak di jawab oleh Ian. Dan tentunya hal itu membuat Ian gemas dengan tingkah Jiso yang seperti anak kecil yang tak diberi permen oleh ibunya hingga merajuk.






🌌 🌌 🌌





Sore yang mendung sangat mendukung suasana untuk tidur ataupun makan sesuatu yang hangat dan berkuah. Membayangkan hal itu membuat Jiso kelaparan saat ini.



Hari ini ia berencana mengajak teman dekatnya untuk makan malam bersama di salah satu restoran favorit mereka sewaktu kuliah dulu yang sekarang restorannya membuka cabang di Korea membuat mereka ingin bernostalgia.




"Halo ibu muda ada waktu ga malam ini?"



"Hahaha bisa aja kamu Jis, ada kok waktu senggang kenapa?"



"Makan malem bareng yu di tempat biasa itung-itung temu kangen"



"Boleh-boleh jam 7 aku ke sana ya see you"




Jiso mematikan sambungan telefon nya dan segera bersiap-siap untuk makan malam nanti. Ia tak sabar ingin bertemu teman lamanya itu karena semenjak dia menikah ia ikut suaminya pindah dan baru balik lagi ke Korea tahun ini jadi ia sangat merindukan temannya itu.




"Jiso" sapa seseorang antusias



"Jessicaaaaaa ah kangen banget"



"Sama Jis aku juga kangen sama temenku yang pinter ini oh ya kenalin ini anak aku Naeun"



"Loh Naeun udah sembuh?"



Jessica heran kenapa Jiso bisa tau kalo anaknya baru saja sakit kemarin. Seingatnya, ia tidak pernah memberitau Jiso segala sesuatu tentang putrinya itu.



"Kamu tau dari mana kalo Naeun abis sakit?"



"Waktu itu kan Ian sama Naeun jadi pasien VIP aku di rumah sakit awalnya aku kira dia anak Ian taunya Ian itu om nya" jelas Jiso panjang lebar yang membuat Jessica paham.

The Day We Meet  [Reupload FINISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang