part 6

3 2 0
                                    

       Hampir sudah sepekan naqiya berada di negri Piramida tersebut. Ia pun merasa cukup bosan. Gadis itu pun bangkit dari tempat tidur nya dan berjalan keluar kamar.

  Dilihatnya Faris yang tengah asyik menonton layar televisi di depannya.

   "Kak...",

  "Hm?, Jalan jalan yuk..",

  Naqiya tersenyum, "ya, barusaja aku mau bilang..",

    Faris pun langsung mematikan tv nya dan  baleranjak meraih jaketnya.

   "Yuk..",

............

         Huuffttt... Naqiya menghela nafasnya panjang. Ia merasa bosan, sudah belasan menit ia duduk di kursi makan yang memang disediakan di depan toko.

    Naqiya melirik ke arah dalam toko, dimana faris masih berdiri di daftar panjang antrian di sana.

       Naqiya pun merogoh tas selempangnya, untung nya ia membawa sebuah buku kecil yang cukup mengusir rasa bosannya daripada handphone.

    Disela keasyikannya membaca itu lah, tiba tiba seorang perempuan datang menghampiri dan menepuk pundaknya.

    "Naqiya ya?",

"Eh?", Spontan naqiya menoleh, ia refleks tersenyum melihat siapa perempuan tersebut.
      "Lho?, Zahra..?, Kamu...?",

  Zahra langsung menyalami naqiya. Ia pun duduk di kursi tepat di depan naqiya.

    "Kamu ngapain di sini?, Kupikir kamu sedang di Madinah..", tanya naqiya.

  Zahra masih tersenyum," ingat e-mail yang kukirim pekan lalu?",

   Naqiya mengangguk,

"Ya itu jawabannya...",

   "Jadi kita satu universitas?", Mata naqiya berbinar.
      "Hm...", Zahra hanya mengangguk sekilas, "nungguin siapa?",

  "Nungguin kak Faris tuh...", Naqiya menunujuk ke arah salah satu pemuda yang masih berdiri di tengah antrean.
        " Kamu tinggal di mana?",

  "Di rumah paman, aku kuliah bareng kakak sepupuku yang berasal dari Indonesia..",

   "Hah?, Pamanmu lagi..., Kamu memiliki berapa paman sih?",

  "Cuman dua Ye.., yang di Indonesia dan disini satu", zahra meraih buku kecil naqiya dan membaca covernya.

    "Oh.., jadi kamu kesini bareng mereka?",

"Hm.., tuh", Zahra menunjuk sesaat ke arah dua orang lelaki yang terlihat seperti ayah dan anak itu, namun realitasnya adalah paman dan keponakan.

    Naqiya hanya menoleh sekilas, ia tak bisa melihat jelas wajah siapa pemuda itu, karena berdiri membelakanginya.

     Beberapa menit pun berlalu dengan beberapa obrolan ringan diantara mereka.
  Setelah melihat kedatangan kakak naqiya dari kejauhan, Zahra pun memilih untuk pergi karena bertepatan dengan itu sang paman memanggilnya.

        "Mm.. aku duluan ya..., Ilaa liqoo'..", ia tersenyum sambil melambaikan tangannya.

  "Ma'as-salamah....", Sahut naqiya membalas senyum perempuan blasteran indo-arab tersebut.

    Zahra pun bangkit dan emeninggalkan sahabat lamanya.
      Ia berjalan kearah dua orang lelaki yang tengah berdiri menunggunya.

  "Ayo paman...", Ucap Zahra yang sudah berdiri di samping mereka.

my Notes for you (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang