Sepoi angin berhembus menerpa wajah gadis cantik yang tengah berkutat dengan beberapa buku berbahasa Arab disampingnya.
Sesaat jemari lentiknya pun menari, menggores tulisan tulisan di lembaran buku tebal disana.
"Hai na...", Sapa seseorang cukup membuyarkan keasyikannya menulis.
"Apa?", Tanya naqiya tanpa menoleh, "jangan ganggu, aku lagi sibuk...", Imbuhnya lagi.
"Oke.. naqiya gitu ya.., mumpung aku lagi ada waktu luang nih.., bosen tauk ngurusin setumpuk kertas dan berkas yang menumpuk di meja..., Seharusnya kamu bersyukur dong jadi bapenta.., (bagian penerimaan tamu), nggak sesibuk aku yang jadi ketua IST..",
( Imarotusy Syu'uni tholibaat ; organisasi kepengurusan yang khusus didirikan di lingkungan pesantren. Semacam OSIS, namun dengan jangkauan yang lebih luas).Naqiya hanya melirik sekilas teman dekatnya itu, "kalau begitu bantuin aku buat ngerjain tugas ini ya, kan kemarin aku habis sakit.., biar cepet selesai...",
"Heuhh..., Modus..", Zahra mengambil sebuah pensil di kotak pensil naqiya dan menulis jawaban di buku naqiya.
"Ma'aciihh...", Naqiya tersenyum lebar kearah Zahra. Tak terasa sudah empat tahun berlalu sudah ia jalani di pondok tersebut bersama Zahra.
Ada banyak hal dan pengalaman yang ia lalui disana, baik suka maupun duka bersama perempuan tersebut."Eh na.., tau nggak?, Akhir akhir ini aku sering mimpiin Umam.., kenapa ya?", Tanya Zahra memulai obrolannya.
"Kalau setahuku sih.., itu berarti Umam sedang merindukanmu..", naqiya menahan senyum.
"Hoo...", Zahra hanya mangut mangut mendengarnya.
"Eh, tapi jangan langsung percaya begitu aja..., Aku kan cuman pernah mbaca..", naqiya membalik lembar halaman bukunya.
"Iya iya..", sahut Zahra sambil sesekali mengetuk ngetukkan ujung pensilnya ke buku.
Sementara itu tanpa sepengetahuan Zahra, diam diam naqiya tersenyum membelakangi.
Umam..,
...........
Deras hujan masih menetes jatuh membasahi bumi malam itu. Hawa dan hembusan angin yang dingin cukup membuat siapa pun nyaman untuk berbetah betahan tidur di dalam selimut yang tebal dan hangat.
Begitu pula dengan naqiya.
Namun di tengah ke PW-an nya yang tengah terbuai di alam mimpi, suara dering telefon memecah alam tersebut, dan memaksanya untuk terjaga.Perempuan itu melirik ke arah teman temannya yang lain yang masih terlelap dalam tidur mereka. Ia menunggu sesaat berharap ada yang terbangun dan mengangkat telefon tersebut.
Namun hampir setengah menit berlalu, dan tak ada seorang pun yang terbangun, akhirnya perempuan itu pun bangkit dan mengangkat gagang telefon.
Sambil mengucek ucek matanya yang masih setengah sadar ia menjawab suara dari seberang telefon.
"Assalamualaikum, ha..Lo...?", Naqiya menahan mulutnya yang akan menguap."__-__-__",
"Mm.. iya..., Mohon tunggu sebentar..",
"__-__-__",
"Na'am, wa iyyakum", naqiya menutup telefon yang tersambung ke gerbang depan pondok, dimana apabila ada tamu yang datang sewaktu waktu maka mereka bisa menghubungi bapenta melalui sambungan telefon tersebut.
Sambil berusaha membuka matanya lebar lebar untuk mengusir rasa kantuk, naqiya meraih gamis dan kerudung lebarnya kemudian berlari kecil kearah gerbang.
Sedang kamar yang ditempati oleh bagian penerimaan tamu terletak tak jauh dari gerbang sehingga memudahkan mereka untuk menjalankan tugas.
KAMU SEDANG MEMBACA
my Notes for you (Hiatus)
Ficção Adolescentekalau kepo baca aja...😀😎😙 #sorry, writers nya masih nyantri.. jadi jarang update..😣 #baper di akhir...(moga) 😅 #makasih buat para readers yang budimaaann...😘,walau cuman mampir...hag..hag..hag..😆 #maaf apabila ada kesalahan typo...😁 #istiqo...