♠03♠

10.5K 637 25
                                    

Aku mengerjapkan mataku. Kepalaku sangat sakit sekarang. Sepertinya kepalaku terantuk agak kencang. Aku melihat Mark sedang memegangiku.

"야 니들 뭐야!! *Apa yang kalian lakukan?!*" teriaknya dengan begitu kencang membuatku agak terkejut.

"O-oppa dia terjatuh sendiri," kata perempuan yang mendorongku.

"What?" ucapku sudah mau marah, tapi terlalu lemas. Aku mencoba bangun.

"Marcella, you okay?" tanya Mark memegangi pundakku.

"Yeah, I guess I am, just a little dizzy." Aku memegangi kepalaku.

"Dia hanya mencari perhatian, oppa." Aku menatap gadis itu dengan tajam. Mark berdiri hendak menghampiri dia, tapi aku menahan dia.

"Kamu artis, jangan rusak reputasimu." Mark menghela nafas.

"Dia adikku, t*l**."

Aku berdiri perlahan, aku menarik tangan Mark menjauh dari mereka. "I told you to behave smartly, Mark Lee."

"어쩌라고, 넌 내 동생이야! *Mau bagaimana lagi? Kamu adikku!* I couldn't stay still." Aku hanya menghela nafas membalas omongan Mark. Kepalaku terlalu pusing untuk berdebat.

Sesampainya di mobil Mark, aku langsung masuk dan duduk. Mark memakaikan seatbelt untukku. Dia memegang kepalaku, memeriksa ada atau tidaknya luka di kepalaku.

"Memar. Are you really okay?" Aku menutup mata.

"I'm okay. *딸꾹*" Aku mendengus lelah. Mark mendecak. "Well, kepalaku sekarang pusing, tapi aku mau coba tidur, siapa tau membaik."

"Baiklah, tidurlah." Mark mulai menyalakan mobil dan menjalankannya.

Aku pun akhirnya tertidur.

Yah, Mark tidak selalu menyebalkan sih, kadang aku senang mempunyai dia sebagai oppaku.

♥♥♥

Aku terbangun, bingung karena tidak tahu ini kamar siapa.

Ah, iya ya. Aku kan tinggal di dorm NCT sekarang. Tepat saat itu, pintu kamar terbuka memperlihatkan Mark dan Jaemin.

"Yo, Marcella. You okay now?" Aku tersenyum dengan muka bangun tidurku.

"Yeah, much better." Wajah Jaemin tidak terlihat seceria yang terakhir kulihat.

"Maaf aku ga ada disana waktu itu, Minhae-yah," kata Jaemin. Mark mengernyit, tidak terbiasa mendengarku dipanggil Minhae.

"괜찮아. *Tidak apa-apa.*" Mark menatapku dan menatap Jaemin.

"Sejak kapan kalian dekat sampai menjatuhkan honorifics?" *honorifics maksudnya kata-kata formal*

"Begitu deh," ujarku malas menjelaskan. Mark memutar bola matanya. "Yang penting sekarang, aku ada jadwal, jadi aku harus pergi. Jaemin-ah, jaga adikku ya."

"Oke!" Jaemin tersenyum.

♡♡♡

Saat Mark pergi, keadaan jadi agak canggung. Aku hanya duduk di kasur dan Jaemin hanya duduk memainkan kukunya.

Kukira ada member lain di dorm, tapi ternyata semua pergi, entahlah katanya mereka tampil, tapi kenapa Jaemin tidak ikut?

"Kenapa kamu ga ikut?" tanyaku memecah keheningan.

Jaemin menatapku. "Mereka menampilkan lagu-lagu yang akunya ga ada."

"Kenapa ga ada?" tanyaku lagi.

"Aku cuti selama setahun, karena penyakit punggung."

Aku meringis. "Sampai setahun baru sembuh, pasti sakit."

"Yeah, begitulah."

Keadaan pun hening lagi.

"Impianmu apa?" tanyanya tiba-tiba. Yah, mungkin untuk memecah keheningan.

"Aku? Aku ga pernah memikirkan hal itu." Aku melihat ke selimut yang kupakai, kemudian tersenyum.

"Aku ingin menjadi seperti Mark, dia terlihat keren di TV."

Jaemin pun tersenyum. "Kalau begitu kenapa ga coba audisi?"

Aku mengernyitkan alisku. "Aku ga yakin lulus, lagipula aku ga memenuhi kriteria untuk menjadi idol."

"Hmm, tapi harusnya kau bisa masuk. Bahasa koreamu bagus, yah tepatnya karena kau setengah Korea kan, dan apalagi sudah pindah dari Vancouver ke Korea sejak kecil."

"Aku ga tau, gimana nanti deh," jawabku. Jaemin tertawa kecil.

"Kalau kau bisa masuk SOPA, harusnya kau bisa lulus audisi." Aku hanya senyum membalas omongan Jaemin.

Tapi, sebenarnya impianku apa ya?
Menjadi artis memang keren, tapi melihat Mark yang kurang tidur dan kelelahan, pasti berat.

Aku kadang mau menjadi dokter sih, karena menonton drama hehehe.

Yang pasti, aku masuk SOPA karena gamau ribet mencari sekolah lain. Apalagi Mark sudah di SOPA, lebih mudah jadinya.

"Kau menarik." Suara Jaemin membuat pikiranku berhenti. Aku menaikkan sebelah alisku.

Tiba-tiba?

"Maksudnya?"

"Kau menarik." Jaemin tersenyum menatapku.

" Jaemin tersenyum menatapku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia serius... atau bercanda?...

"Maksudmu?" Aku menatap kedua bola matanya dengan lekat, mencari titik kebercandaan di matanya.

"Kamu cantik. Aku mau lebih dekat sama kamu." Aku tertawa sambil menatapnya.

"Wah." Aku tertawa menatap wajahnya yang tetap tersenyum menatapku juga.

"Aku tidak pernah menemui orang sefrontal ini."

"Yah, jika orang frontal bisa mendapatkan hatimu,

aku siap jadi orang itu."

☆☆☆

🙃💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🙃💕

pinocchio ◇ jaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang