♧02♧

10.9K 755 9
                                    

Hari ini memang merupakan hari kedatangan anak-anak baru. Jadi, seminar yang sangat lama itu dilanjutkan dengan penyambutan dari kepala sekolah. Hhhh, anak-anak baru ini pasti menyebalkan.

Apa yang kulakukan? Ya jelas tidur lah. Hehe.

Setelah beres seminar, kami kembali ke kelas dan kebetulan sekarang jam istirahat.

"Kantin?" ajakku ke Somi. Perutku begitu lapar sekarang.

"Nah, I'll pass." Kemudian Somi lanjut tidur di meja. Aku mengerucutkan bibirku. Aku pun pergi ke kantin dan membeli beberapa makanan.

Saat aku sedang berjalan sambil memakan bingbing, seseorang tiba-tiba menarikku ke dalam pelukkannya. Terdengar suara mangkuk besi terjatuh di dekatku. 

"뭐냐 너?" *Apa-apaan kau?* Telingaku mendengar suara yang lembut tapi tajam, dan familiar.

"Jaemin-ah----" Suara namja itu dibalas dengan suara takut beberapa yeoja.

"Aku tanya, apa yang baru aja kalian lakukan?" Aku melepaskan diri dari pelukan Jaemin. Aku melihat baju Jaemin yang kotor dengan makanan kantin. Aku melihat ke wajah Jaemin yang rahangnya mengeras dan menatap ke orang-orang yang baru saja melempar makanan itu kepadaku--- kepada Jaemin lebih tepatnya.

Ah... anak-anak baru.

"Kita ga sudi kamu berteman dan bahkan memberi minum ke orang seperti dia! Pengemis perhatian." Baru saja aku mau marah, Jaemin menggenggam tanganku.

Aku jadi terkejut daripada marah.

"Pengemis perhatian? Bukannya itu yang lagi kamu lakuin sekarang?"

"Nana---"

"Jangan panggil aku dengan nama itu, aku ga sudi mendengar panggilan itu keluar dari mulut kamu. Fansku ga akan berperilaku seperti itu."

Jaemin pun menarik tanganku menjauh dari orang-orang itu. Aku melihat ke belakang dan melihat beberapa handphone terarah kepada kami.

----

"Yah, Na Jaemin. Kenapa---"

"Tenang, aku bakal mastiin hal ini ga jadi skandal. Lagipula harusnya publik tau kamu adik Mark hyung."

Aku menghela nafas. "Sekarang baju kamu gimana?"

Dia melihat bajunya. "Yah, ini bau. Mungkin aku bakal pakai baju olahraga aja."

Dia melirik ke jam tangannya. "Hm, sebentar lagi bel. Lebih baik aku ganti baju sebentar. Dimana kelasmu?"

"11A2," kataku sambil membersihkan nasi-nasi yang sedikit menempel di bajunya.

"Jangan pegang, nanti tanganmu kotor," katanya memegang tanganku. "Tapi kelasku juga disitu."

"진짜? Kenapa aku ga tau?" *benarkah?* kataku sambil mulai berjalan.

"Aku baru kembali setelah lama ga bersekolah." Jaemin pun mulai berjalan. "Kenapa?" Jaemin menatapku sambil mengernyitkan alisnya.

"Kau yakin ga tau?" Aku hanya mengangkat bahuku. "Memangnya ga jadi bahan omongan di sekolah ini?" Aku menarik nafasku, melihat ke atas, berpikir.

"Aku ga terlalu peduli sih." Jaemin berhenti berjalan. Aku menatap Jaemin. "Wah, yang benar aja. Aku sakit hati."

"Udah cepatlah, nanti terlanjur bel, kamu harus ganti baju," kataku. Jaemin menghampiriku. 

"Namamu Mareusella Lee kan?" Aku mengernyitkan alisku. Benar sih... Tapi pelafalannya agak.. "Kenapa? Apa pelafalanku salah?" Aku mengangguk dan tersenyum kecil terpaksa.

"Kalau susah panggil aja Minhae."

"Nah. Baiklah, Na Minhae. Hehe."

"Apa?"

"Tidak."

♣♣♣

Saat jam pulang, aku sedang ke kamar mandi. Somi sudah pulang, jadi aku hanya berjalan-jalan di sekitar sekolah saja sambil menunggu Mark.

Saat berjalan, tiba-tiba saja aku tergelincir dan jatuh. Saat aku bangun, ada anak-anak perempuan yang menertawaiku. Saat aku melihat wajah mereka, ternyata anak-anak baru tadi.

"Lihatlah gadis menyedihkan ini." Salah satu dari mereka menertawakan aku.

"Nanaku yang manis jadi jahat seperti itu! Pasti karena terpengaruh gadis sialan ini." Aku menghela napas.

"Are you done now?" Mereka tertawa lagi. "Lihatlah dia, sok-sokan memakai bahasa inggris. Wajahmu bahkan tidak ada darah amerikanya."

Aku berbalik badan, "Lihatlah orang menyedihkan yang ga tau bahwa di dunia ini orang bisa berketurunan dua. Belajar dulu yang benar ya, adik kelas. Kalian butuh pelajaran lebih daripada sekedar mengobsesikan orang."

"Dan lagipula, aku dari Kanada, bukan Amerika."

Aku berjalan, hendak keluar, saat tiba tiba, ada yang menarik rambutku dengan sangat kencang.

"YAH!!!!" teriakku terkejut. Secara otomatis aku mencakar tangan yang sedang menjambak rambutku.

"YAHH!!!!!!" teriak orang itu.

Salah satu temannya dengan kasar melepaskan tanganku, aku terlengah dan dia mendorongku dengan kencang, membuat pandanganku berkunang-kunang dalam sekejap.

Revisi : 11 Januari 2020

pinocchio ◇ jaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang