✿7✿

5.7K 468 8
                                    

Minhae's POV

"Kamu ga akan sadar bahwa dia sedang terluka. Karena kamu lebih memilih untuk berpelukan dengan pacar barumu itu." 

Jaemin mengernyitkan dahinya. "Kamu ngomong apaan sih?" Renjun pun tertawa dengan sinis. 

"Ga usah pura-pura ga tahu, Jaemin-ah. Dia melihat semuanya kok. Ga usah bertingkah bodoh." Cengkraman tangan Jaemin di baju Renjun pun mengeras.

"Lagian kenapa kamu sok ikut campur, Huang Renjun? Ini urusanku dan Minhae, bukan urusanmu." Renjun pun mendorong Jaemin. Saat itu juga Jaemin mendekati Renjun dan melayangkan tinjunya. Renjun pun terjatuh ke bawah.

"YAH NA JAEMIN!!" teriakku saat melihat Jaemin meghampiri Renjun dan hendak melayangkan tinjunya lagi. Jaemin pun menatapku dengan tatapan yang tidak pernah kulihat. "Bisa-bisanya kau seperti itu kepada Renjun?!" 

"Kau melindungi Renjun?" Aku mengernyitkan dahiku mendengar respon Jaemin. Kenapa orang ini bisa begitu kekanak-kanakan sih? 

"Sekarang bukan itu---" 

"Pacaran saja dengan Renjun." 

"Apa?" tanyaku. "Kubilang pacaran saja dengan Renjun. Kita kan memang hanya sekedar teman katamu?" Aku menghela nafas.

Jaemin mendorong Renjun dan segera masuk ke kamarnya. Tidak lupa dengan bantingan pintu. Aku pun jongkok dan menangis frustasi. Semua ini terlalu melelahkan.

Saat itu aku merasakan suatu tangan mengusap bahuku. "괜찮아? (Kau tidak apa-apa?)" Kudengar suara lembut Renjun di sebelah telingaku. 

Aku mengangkat kepalaku dan menatap Renjun yang bibirnya agak berdarah. Haa.. Orang ini mengkhawatirkan orang lain saat seharusnya dia sendiri yang diperhatikan.

Renjun menatap mata merahku yang sembap karena terus menerus menangis. Aku menatap matanya yang penuh dengan kekhawatiran. Dia pun memelukku dan mengusap kepalaku.

"Sshh.. Semuanya akan baik-baik saja," ujarnya.

----

"O-ouch. Perih, Minhae-yah." Aku meringis.

"Aduh sorry sorry. Tahan sebentar ya? Lukamu harus diobati." Aku meniup bibir Renjun yang luka sehabis insiden tadi. 

"Kamu ga apa-apa kan? Ga pusing lagi?" tanya Renjun sembari beberapa kali meringis sakit.

"Yap! I'm all good now!" jawabku tersenyum. Aku meniup lagi luka di bibir Renjun. Aku mengerucutkan bibirku.

"Pasti sakit. Maafkan aku ya, Renjun-ah. Karenaku kamu jadi begini." Renjun tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Ga apa-apa. Mungkin aku perlu mendapatkannya. Aku terlalu jahat sama Jaemin tadi." Aku menghela nafas. 

"Please take care of yourself too, Huang Renjun. Kamu terlalu memikirkan orang lain dan lupa sama diri kamu sendiri." Aku memegang pipi Renjun. 

"Lihat ini? Ini kan jadi luka karena kamu ga mementingkan diri sendiri." Aku mengerucutkan bibirku sambil memandang luka Renjun. Aku kembali mengobati luka Renjun.

Renjun hanya menatapku. Aku meniup lukanya untuk terakhir kalinya. Kemudian aku bangun dan berdiri tegak sambil membersihkan tanganku.

"Nah, selesai---" Saat itu Renjun tiba-tiba menarikku..

dan menciumku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

pinocchio ◇ jaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang