《《《PRESENT》》》
Byun Baekhyun namanya. Parasnya indah, matanya sipit, hidungnya bangir dan bibirnya tipis kemerah-merahan. Dia kurus seperti kurang makan, meski begitu Baekhyun anak yang periang. Rambut hitam legamnya yang halus mulus menutup dahi hampir menyentuh mata, selalu bergoyang kesana kemari ketika anak itu bergerak banyak.
Byun Baekhyun. Anak penurut tak banyak menuntut, terlahir dari keluarga Byun. Ayahnya Byun Changmin terbilang orang terpandang, apalagi Ibunya Yoona mantan model sebelum menikah dengan Changmin.
Baekhyun memiliki kembar. Lahir sepuluh menit 12 detik lebih dulu darinya. Namanya Luhan, Byun Luhan, perawakan mereka berdua tak begitu jauh, tidak juga terbilang dekat. Hanya Luhan dan tatapan mata jernih tajam bak rusa dalam mitologi, Baekhyun ada dengan tatapan mata polos kekanakan. Pun wajah mereka tak begitu identik, beberapa detik memandang mungkin kesamaan itu terlihat tetapi intens menatap perbedaan wajah keduanya jelas tak tertutupi. Hampir jauh malah.
Luhan dan Baekhyun si kembar Byun. Anak orang penting namun hidup tak begitu mementingkan mereka, ketika lahir kenyataan Luhan memiliki kelainan pada tubuhnya, terlalu sensitif dan rentan terserang penyakit. Menjadi momok tersendiri yang mengharuskan anak pertama Byun itu di jaga ketat dari dunia luar. Tak boleh lelah, tak boleh kepanasan, tak boleh terlalu lama terkena dingin, apapun yang Luhan makan harus dalam pengawasan.
Masa bayinya seorang Luhan harus menghabiskan 3 bulan kurang dalam inkubator, dipantau pihak rumah sakit demi keselamatan hidup si bayi kecil.
Batita dan balita menanggung derita dalam perawatan jalan. Alasannya sudah pasti demi kesembuhan. Umur 6 tahun Luhan dinyatakan berangsur-angsur pulih. Meski begitu ia tetap di isolasi dari dunia luar sebegitu ketatnya.
Seharusnya sejak itu Luhan sudah bebas bak burung lari dari sangkar. Namun kenyataan lain memukul, Luhan lagi-lagi ditarik mundur dari posisi damai. Menyatakan pada dunia jika Luhan terdiagnosa leukimia.
"Luhan-nie apa obatnya pahit?"
Matanya mengedip polos. Menyerahkan kertas yang ia robek dari buku persegi empat berukuran 10 × 14 cm yang sudah ia bumbui kalimat bertinta biru.
Luhan membaca tulisan tersebut. Lebih dulu mengusap puncak kepala Baekhyun lalu berucap. "Sangaaaaaat pahit," katanya sambil merentangkan tangan demi memperkuat ucapan. "Tapi aku harus tahan. Agar aku cepat sembuh."
Baekhyun mengangguk semangat. Lalu menarikan pena di atas buku, pena yang memiliki tali berwarna silver sehingga dapat ia kalungkan.
"Benar Luhan-nie harus cepat sembuh."
Ia serahkan lagi tulisannya itu agar di baca Luhan. Agar Luhan tahu ia selalu menunggu saat-saat kesembuhannya, agar dosa itu terkikis satu-satu.
Mungkin dengan ia bisu sejak lahir, sejak dilahirkan di dunia tanpa tangis seperti bayi normal pada umumnya adalah penebusan awal yang ia punya. Mungkin karena Tuhan tahu akan ada masa seperti ini, Tuhan akhirnya lebih dulu memberi pembalasan. Tak apa-apa hanya bisa berkomunikasi melalui buku dan pena. Toh, sejak awalpun ia memang tak bisa bersuara jadi tak ada kata rindu ingin mengatakan sesuatu lewat mulutnya.
Meski tetap ada kebaikan yang ia terima. Ketika Luhan tak pernah menaruh benci padanya.
"Luhan kau sudah tidur sayang?" di balik pintu kamar suara Yoona terdengar akan masuk. Tanpa membuang masa Baekhyun yang duduk manis di pinggiran ranjang Luhan berdiri segera, menepi kesudut kamar lebih jauh membuat ruang bagi Yoona dan Luhan.
Yoona masuk, lebih dulu melirik sinis Baekhyun yang tersenyum kaku-kaku sebelum mengambil duduk di sebelah Luhan persis seperti di mana Baekhyun duduk tadi. "Kenapa belum tidur hm?" tanya Yoona lembut, tak lupa memberi kecupan di kening Luhan dan belaian lembut khas orang tua.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Day Are A Struggle [CHANBAEK] [REMAKE]
FanfictionAkibat 'kebodohan' di masa lalu Baekhyun diasingkan dari hangatnya dekapan keluarga. Hidupnya berputar hanya tentang menebus dosa, dosa yang ia torehkan kepada kembarnya. Miliknya pergi, bahkan cintanya ia biarkan pergi demi penebusan dosa. Baekhyun...