"Si bastian beneran gak masuk?" tanya Javas, sekarang mereka sedang ada di sekolah tadinya berniat untuk membolos karena alasan menjaga Stela tapi Bastian melarang biar dirinya saja yang menjaga Stela."Jaga Stela dia," ucap Haadden.
"Nanti pulang sekolah langsung ke sana aja!" Haadden menganggukan kepalanya setuju.
"Eh Siti emangnya sekarang ada tugas ya?" tanya Javas yang melihat teman sekelasnya itu seperti sedang menyalin tugas.
"Emangnya lo gak tau? Ini tugas kimia," ucap Siti menatap Javas malas, selalu saja seperti itu tinggal ngomong aja kalau mau nyontek gak usah basa basi.
Javas menunjukan deretan giginya. "Gue liat yah please!"
"Gak mau! Lo kan suka bilang tugas gue gak pernah bener,"
"Kata siapa? Lo selalu bener ko." Javas menunjukan senyuman manisnya. Untuk sesaat Siti terpana dengan senyuman itu tapi dengan cepat dia menggelengkan kepalanya untuk tidak tergoda.
"Jangan di kasih!" ucap Rico memanas manasi Siti, lagian Javas tuh kebiasaan banget giliran ada tugas gak pernah inget tapi kalau urusan cewek aja cepet.
"Al bantuin gue dong," ucap Javas menarik lengan Alfa yang sedang bermain game di ponselnya itu. Alfa melirik Javas malas kemudian melempar buku dengan sembarang hal itu membuat Javas senang bukan main.
Belum sempat menyalin tugas tapi guru datang masuk kelas. "Pagi anak-anak!"
"Pagi ibu kita,"
"Kumpulkan tugas kalian di meja dan yang tidak mengerjakan silahkan maju ke depan!"
Javas meneguk ludahnya baru saja ingin menyalin udah dateng aja nih guru. Dia melirik ke arah sahabatnya berniat meminta pertolongan tapi mereka malah mengalihkan pandangan ke arah lain. Alfa berdiri mengambil buku yang di bawa oleh Javas kemudian dia berjalan ke depan kelas untuk mengumpulkan tugasnya.
"Ko di ambil sih gue belum selesai," bisik Javas pada Alfa.
"Bodo amat!" Alfa menatap malas Javas.
"Anjir terus gue gima-" Javas menghela nafas pasrah saat ucapannya sudah di potong oleh guru yang ada di depan itu.
"Javas kenapa hanya kamu yang tidak mengumpulkan tugas?" tanya guru itu yang bernama bu Ida.
"Aduh bu bukan gak ngerjain, tapi tugas saya ketinggalan di rumah," ringis Javas saat melihat tatapan tajam dari gurunya.
"Alasan saja kamu cepet keluar kelas sekarang!" ucap bu Ida menunjuk pintu.
"Beneran keluar bu?"
"Iya cepet sana!"
Javas mengalimi bu Ida kemudian melambaikan tanggannya ke arah sahabatnya. Tapi baru selangkah suara bu Ida menghentikan langkahnya.
"Jangan lupa hormat di lapangan!" tekan bu Ida menatap anak didiknya itu horor.
"Rasain tuh," Rico tertawa di ikuti yang lainnya.
"Ck, yang bener aja bu panas ini!"
"Hormat atau bersihkan toilet?" ucap bu Ida sambil berkacak pinggang.
"Iya aelah hormat aja dah," Javas berjalan keluar kelas dengan wajah di tekuk. Udah di kasih harapan malah di jatohin gitu aja tadinya kan niat pergi ke kantin. Javas melirik ke arah sahabatnya dia mengucapkan beberapa kata tanpa suara. Awas aja lo
Rico dan Haadden tertawa terbahak melihat ekspresi kesal Javas sedangkan Alfa menatap malas Javas.
"Sudah! Sekarang buka buku kimia kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEBASTIAN
Teen Fiction[BANYAK MENGANDUNG KATA-KATA KASAR] SEBASTIAN itu sebenarnya baik cuma cara menunjukannya saja yang beda. Dan RAJAWALI bagi Bastian itu sangat berharga geng yang sudah dia anggap sebagai keluarga sendiri. Alur cerita seseorang tidak akan pernah mulu...