01. Call Her Oliv🍁

17 1 0
                                    

Di salah satu sudut Italia, pedalaman Milan, berdiri satu buah desa terpencil yang jauh dari ke-modern-an. Hidup berkekurangan, membuat satu rumah dengan rumah lain menjalani kerasnya seleksi alam. Yang kuatlah yang berkuasa, maka yang lemahlah yang terpijak. Bagai hiu Megalodon yang punah kisaran 2,6 juta tahun yang lalu, setiap keluarga fakir-miskin berharap aturan mutlak "seleksi alam" tersebut punah termakan zaman. Namun faktanya, entah zaman yang berubah atau bumi yang berubah-- seleksi tetaplah seleksi.

Hiruk-piruk suasana pasar sangatlah panas. Berteduh satu lapis terpal, singgah lah para penjual dengan aneka baki di tangannya. Di salah satu jajaran gerobak, terlihat seorang gadis yang tengah memilah-milah baki ikan di tangannya. Keringat menyapa datang melalui dahi dan hidung. Kulit putih seputih susu sapi itu terlihat sangat kontras dengan dua rona merah di kedua pipinya. Bibirnya yang tipis kemerahan karena terlalu sering digigit, dengan rambut pirang sedikit keputih-putihan tergerai sebahu menambah kirana si gadis. Namun sayang disayangkan, watak pembangkang dan tak sopannya tak menyempurnakan sosok malaikat tak bersayap itu.

"Oliv!" 

Merasa dipanggil, gadis berambut pirang itu menoleh. Menatap heran ke arah sosok gadis berambut coklat yang terengah-engah berlari menghampirinya diatas tanah lumpur Pasar.

"Apa kau tidak mendengar aku memanggilmu berulang kali?!"

Oliv menggeleng. "Ada apa? Apa Mrs. Tifany memanggilku?"

Hera-- menghela napas panjang. Menyelipkan sejumput rambut yang menghalangi kemudian mendekatkan tubuhnya pada Oliv. Sejenak menatap sekeliling, takut-takut seseorang memergoki mereka.

"Promise me! Whatever I say, don't panic!" bisik Hera pelan yang dijawab anggukan manis dari Oliv.

"Terjadi perkelahian kecil di gerbang utama ... tidak, mungkin bisa disebut penyiksaan sepihak. Mr. Francis membuat keributan kembali tentang kedainya, Draco tertuduh mencuri roti di kedainya. Aku ingin kau ..."

"DRACO?! APA DIA BAIK--Mph!"

Hera melotot kesal. Menutup mulut Oliv dan cepat-cepat bersembunyi di bawah gerobak. Menatap kesal sahabatnya, Hera berbisik sembari memaki.

"Can you hear me ?! Don't panic! Draco is fine, okay?"

Oliv menelan ludahnya sendiri. Netranya menyorot khawatir pada Hera. Mereka terpaksa bersembunyi seperti tikus dalam got ini agar tak ada seorangpun yang melihat mereka. Semua orang tahu, bahwa Mrs. Tifany sangat membenci orang yang teralihkan pikirannya saat bekerja. Setidaknya, mereka masih dapat bekerja jika para penjaga sewaan Mrs. Tifany tidak menangkap basah apa yang mereka lakukan. Tapi semua akan beda cerita jika Mrs. Tifany mengetahuinya, dia akan memecat mereka yang melanggar aturan tanpa basa-basi. Bukan hanya tak mendapat tempat berjualan, sewa modal dan segala yang bersangkutan dengan pasar akan benar-benar dimusnahkan. Mungkin inilah yang membuat sebagian pekerja, terasa melakukan kerja rodi. Namun apa daya, setidaknya inilah satu-satunya pekerjaan di desa terpencil pedalaman Milan yang layak.

"Draco tidak mungkin mencuri. Kau tau itu, Hera," sahut Oliv kemudian. Membela adik bungsunya.

Hera menatap datar sebagai jawaban. "Bocah itu baru berusia empat belas tahun! Apa kau tau fantasi apa saja yang bisa kau temukan di otak kecil itu?!"

Oliv menggidikkan bahu. "Setidaknya tak separah, Simon."

Hera memutar matanya kesal kemudian menelaah sekeliling melalui celah kain gerobak yang berlubang. Melihat salah satu penjaga tengah tertidur pulas, gadis itu mendesah lega. Lalu, berdiri dari persembunyian dan beralih menatap baki ikan yang sempat dikerjakan oleh Oliv.

"Apa kau bisa menyelesaikannya? Draco prioritasku. Aku tak ingin pulang-pulang dia membawa lebam di wajah," pinta gadis berambut pirang itu memohon.

"Kau gila?" Hera melotot, masih mengecilkan volume suaranya. "Jika aku memiliki waktu luang sebanyak itu, mungkin jerawat di hidungku sudah punah sejak satu minggu yang lalu!" Gadis manis itu menunjuk hidungnya yang kemerahan, menampakkan satu buah jerawat yang hampir meletuskan laharnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Vampire's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang