Tok tok tok
Seorang siswi bersurai panjang dengan kemeja putih kekecilan dan rok di atas lutut berdiri di ambang pintu kelas 11 IPA 2. Dengan tatapan datar dan tidak bersahabat, Ia melangkahkan kaki memasuki ruang kelas tanpa dipersilahkan.
Kegiatan belajar mengajar yang tadinya berlangsung dengan khidmat, seketika terhenti karena kedatangannya. Atensi siswa-siswi pun teralihkan padanya.
Guru yang tadi hanya menatapnya kini bersuara.
"Kamu Xaron siswi pindahan dari Jakarta, yah? Silahkan masuk, Nak." ucap Bu Nasmi dengan senyum hangat.Bu Nasmi selaku wali kelas 11 IPA 2 sekaligus guru yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia.
"Silahkan perkenalkan dirimu" lanjutnya.
"Secara tidak langsung tadi Ibu udah memperkenalkan saya kok, perlu saya ulangi?" jawabnya ketus tanpa memandang lawan bicaranya sama sekali.
Semua terkesiap dengan jawaban yang Ia lontarkan. Bukankah sebagai murid baru seharusnya Ia menjaga sikap?
"Wah, sasaran empuk si Karina tuh" ucap Diandra tanpa melepaskan pandangannya dari Xaron.
"Halah, ketemu Karina juga bakal kicep tuh orang" sahut Berlian sambil tersenyum remeh menanggapi Diandra yang duduk di sebelahnya.
Karin di kenal sebagai Queen of Bullying, Ia tak tanggung-tanggung untuk merundung siswi yang membuatnya terasa tersaingi.
Kesialan pun menimpa Xaron. Bu Nasmi merupakan guru yang paling disegani di Nusantara High School. Ia satu-satunya guru yang berani menghukum siswa tanpa panda bulu.
"Hormat di lapangan sampai jam istirahat, setelah itu temui saya di ruang konseling" ucap Bu Nasmi dengan tegas.
Xaron hanya menatap Bu Nasmi sekilas lalu melangkahkan kakinya keluar dari kelas.
Jika saat ini bukan Bu Nasmi yang sedang mengajar, kelas pasti sudah riuh membicarakan Xaron.
"Jangan kalian bersikap kurang ajar seperti siswi tadi"
"Mari kita lanjutkan pelajarannya" lanjut Bu Nasmi kemudian menuliskan beberapa kalimat di papan tulis.
Semua tatapan kini fokus pada satu titik. Ada yang serius ingin belajar dan ada juga yang pura-pura serius seolah Ia fokus padahal pikirannya ada ditempat lain.
Lain halnya dengan Xaron yang tidak mengindahkan perintah Bu Nasmi dan memilih untuk pergi ke rooftop.
•••
Kegiatan belajar mengajar masih berlangsung, semua siswa masih berada dikelas masing-masing. Berbeda halnya dengan Georgino Brams atau lebih kerap disapa Gio. Cowok tersebut berada di rooftop menikmati sebatang nikotin yang ada di genggamannya. Gio tidak suka keramaian. Ia memilih untuk menikmati waktu tenang seperti ini sebelum sekolah riuh dan ramai pada jam istirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝟐𝟒/𝟕 𝐖𝐈𝐓𝐇 𝐄𝐍𝐄𝐌𝐘 [ON GOING]
Teen FictionKisah ini berawal dari keputusan Xaron Adeline, gadis yang jauh dari kata lembut, sopan, dan ramah yang memulai hidup barunya setelah perceraian kedua orang tuanya. Xaron memutuskan untuk pindah ke Jakarta dan membiayai hidupnya sendiri. Berharap b...