Bolos

51 14 0
                                    

"Pelan-pelan."peringat Devan.
"iya ini juga udah pelan banget makannya yang."jwb Naomi,Devan mengambil tisu dan mengelap ujung bibir Naomi yang belepotan karna makannya yang gabisa dibilang kalem.Mau dibilang kalem gimana coba,udah kakinya diangkat satu,porsi makannya banyak,makannya udh kaya orng gapernah makan se-abad,pokoknya dia makan kaya gada acara kunyah-mengunyahnya gitu deh,intinya cepet banget dia makan.

"Umm Dev."ucap Naomi,
"hm."jwb Devan.
"Kita bolos ke luar aja  yuk."ajak Naomi.
"kemana?."tanya Devan.
"Pantai aja,setuju nggak guys?."tanya Naomi ke teman-teman,
"boleh juga."jawab Bima,Rafa,Putra.
"NGGAK!"seru Mona.
"loh kenapa?."tanya mereka terkecuali Devan yang hanya menyimak percakapan didepannya.
"kan kalian kalo bolos sukanya pake motor,nah gw kan gabisa naik motor"melas Mona dengan puppy eyesnya.
"yailah kan lo bisa boncengan ama gw Mon."jwb Bima,
"Ogah banget gw boncengan ama buaya cap kaki tiga kek lo,bukannya aman gw malah dibunuh ama pacar-pacar lo."jwb Mona.

"Yaudah lo naik go-jek aja gimana Mon?."tawar Naomi sambil cengengesan.
"gak elit banget masa gw bolos naik go-jek sedangkan lo mesra-mesraan ama pacar lo naik motor".kesal Mona.
"kan lo juga bisa mesra-mesraan ama abang go-jek nya,gitu aja ribet."jwb Naomi.
"nggak gitu juga konsepnya Naom."jwb Mona tak bisa berkata-kata lagi.

"Udah Mon lo boncengan ama gw aja,tenang gw gapunya pacar kok jadi aman gabakal ada yang mau bunuh lo,gimana?."tawar Rafa.
Mona menyipitkan mata curiga"bener lo gada pacar?."tnya Mona.
"benerlah ngapain juga gw boong."jwb Rafa dengan memutar bola mata malas.
"tapi lo gausah modus ya,awas aja kalo modus!.
"peringat Mona sambil menggeplak punggung Rafa,Rafa meringis sambil berkata"gak elit banget gw modusin modelan kaya lo Mon."jwb Rafa nylekit.

"Debat mulu lo pada udah mirip bocah."ucap Putra.
"yaudah ayok kita menuju gerbang neraka."ceplos Bima gaada akhlak.
"tajem banget mulut lo Bim"ujar mereka berempat kecuali Devan.
"maksud gw gerbang belakang,yaallah mulut gw lemes banget sih."jwb Bima sambil menampar mulutnya berkali-kali.

"WOI TUNGGUIN DONG"teriak Mona saat yang lain sudah dekat dengan gerbang belakang.
"hustt diem"jwb mereka berbisik sambil menempelkan jari telunjuk ke bibir.Mona hanya cengengesan gak jelas.
"cepetan lama banget lo jalannya Mon."bisik Naomi.Disaat semuannya sudah naik gerbang belakang dan melompat menuju keluar gerbang,dan sekarang tinggal Naomi dan Devan yang belum memanjat gerbang.
"Cepet naik."perintah Devan sambil membungkukkan punggungnya.
"ntar lo gimana?."tanya Naomi.
"gampang."ujar Devan.
"kalo gw naik kepunggung lo ntar seragam lo kotor dong."-Naomi.
"Gapapa buruan."desak Devan.Saat Naomi sudah berada diatas gerbang,kini ia hanya menunggu Devan sampai diatas gerbang.Saat Devan sudah berada disamping Naomi yaitu diatas gerbang mereka melihat pak Mandarko-guru yang terkenal killer dan mempunyai perut buncit,kepala yang bersinar terang menatap horor kearah kita.Dan kita kompak melompat kebawah tetapi yang mendarat ditanah ternyata Devan dulu,dan Naomi mendarat tepat diatas tubuh Devan.Disaat itulah pandangan Devan dan Naomi bertemu.Hingga Naomi memutus kontak pandangan dulu dan membantu Devan berdiri.Saat kita bersiap untuk lari diwaktu bersamaan pak Mandarko membuka pintu gerbang belakang.

Dan Naomi terkejut saat Devan menggengdong tubuhnya secara tiba-tiba.Dengan kecepatan penuh Devan berlari dan lolos dari pak Mandarko.

"Lama banget lo berdua."'-Rafa.
"tadi kita ketahuan pak Mandarko."jwb Naomi ngos-ngosan,pdhal gw digendong Devan kenapa gw yg ngos-ngosan dan Devan terlihat baik-baik aja?-batin Naomi.

"BENERAN?!."tanya mereka kompak.
"wah mampus besok pasti kita dihukum nih."-Mona.
"udahlah kita juga udah sering dihukum jadi selow aja."-Bima.
"Bnyak bacot cpt kita otw ntar keburu sore"-Putra.

***

See You Next Chapter💙

LO DINGIN TAPI GUE SUKA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang