Tujuan Renjun dan Jeno sebenarnya sekarang menjadi tidak jelas, niat awalnya tadi mereka akan pergi ke cafe yang baru di buka dekat sekolah tapi saat mereka sampai tempat itu sudah penuh tanpa menyisakan satu meja kosongpun. Ingin pergi ke tempat lain tapi semua sama saja, jadi mereka sekarang hanya berjalan saja mencari tempat yang menarik
Jika kebanyakan pasangan akan berjalan bergandengan tangan maka berbeda dengan Jeno dan Renjun dimana mereka hanya berjalan beriringan. Renjun yang malu juga Jeno yang canggung menjadi kombinasi lengkap untuk tidak mendapat momen romantis dari keduanya
Semakin berjalan menyusuri gemerlap kota Seoul mereka menemukan satu tempat yang sedang mengadakan bazar makanan. Mungkin ini yang dinamakan rezeki tidak kemana
Sudah lelah juga lapar, mereka memutuskan mencari makanan untuk mengisi perut yang sudah nulai meronta-ronta minta diisi
"Jen, ayo beli tteokpokki untuk mengisi perut"
"Lebih baik langsung makan saja" kata Jeno karena menurutnya itu tidak cukup untuk mengisi perut namun hanya cukup mengganjalnya sementara
Renjun menyutujuinya dan mengedarkan pandangan mencari makanan yang menarik sampai akhirnya ia menemukan satu kedai hotpot yang tidak terlalu ramai namun sepertinya enak
"Ayo kesana, aku ingin makan hotpot"
"Tapi aku-" Inginnya Jeno menolak ajakan Renjun tapi tidak jadi saat melihat Renjun yang menatap kedai hotpot itu dengan tatapan yang berharap, jadi Jeno hanya mengiyakan dan mengikuti Renjun yang berjalan didepannya
Menempati meja yang kosong seorang pelayan langsung datang dan mencatat pesanan mereka. Jeno membiarkan Renjun memesan apa yang ia suka, sebab Jeno tidak seberapa tau menu yang tersedia disana.
Selama menunggu makanan datang mereka isi dengan mengobrol. Kalau Jeno lihat ini pertama kalinya Renjun bicara dengan lepas tanpa takut status mereka ketahuan ya mungkin karena sekarang tidak ada lagi yang perlu ditakutkan. Toh Jeno juga senang, dari dulu ia inginnya begini tapi Jeno tidak mau memaksa Renjun.
Akhirnya makanan datang setelah 15 menit menunggu, aroma dari hotpot yang khas sudah tercium, Renjun bahkan sampai tidak bisa melepaskan tatapannya dari kuah hotpot yang mendidih itu. Memasukkan semua sayur dan daging kedalam kuah, Renjun menunggu sampai semua dapat meresap dengan kuahnya.
Sedangkan Jeno hanya menatap heran Renjun yang seperti baru pertama kali melihat makanan. Dari baunya saja Jeno tau kalau kuah itu sangat pedas, ia yang tadinya yakin kalau perutnya akan baik-baik saja mendadak ragu. Kalau ia sakit perut di kencan pertama mereka kan tidak lucu. Eh tunggu kencan? Bolehlah Jeno bilang ini kencan, kan ini pertama kali mereka keluar berdua saja setelah 5 bulan status mereka yanh ternyata soulmate terungkap.
"Kau cuma makan segitu?" Tanya Renjun saat melihat Jeno hanya mengambil sedikit dari isian hotpot
"Aku tidak seberapa lapar" alasan Jeno tidak sepenuhnya bohong ia memang tidak terlalu lapar, tapi alasan sebenarnya perutnya akan sakit kalau memakan hotpot. Berhubung Renjun suka jadi Jeno akan makan walaupun sedikit
Renjun menatap Jeno curiga "kau tidak suka hotpot? Benarkan?"
Jeno gelagapan kalau ia bilang tidak itu akan melukai perasaan Renjun tapi kalau ia bohong bukannya akan sama saja? Jadi pilihan yang Jeno ambil adalah mengiyakan pertanyaan Renjun
Renjun menghela napas mendengar jawaban Jeno, jadi ia memanggil pelayan dan memesan satu jjajangmyoen untuk Jeno. Tidak mungkin ia makan sedangkan Jeno hanya menontonnya makan. Soulmate macam apa itu, tidak ada dalam prinsip Renjun sama sekali.
....
Selesai mengisi perut mereka melajutkan berjalan menyusuri sepanjang jalan yang dikanan kirinya berisikan pedagang makanan. Kadang mereka juga memberi camilan lagi, Jeno bahkan sampai takjud Renjun yang kecil ini ternyata berperut karet, tadi bilang kenyang tapi setiap mereka membeli sesuatu langsung dilahap.
Tatapan Jeno terfokus pada satu pedagang yang tampak berbeda dari yang lain. Kenapa ada pedagang aksesoris di bazar makanan?
Tanpa sadar Jeno menarik tangan Renjun dan membawa nya kesana. Renjun yang ditarik pun seakan tidak masalah saat tangan mereka bertautan.
Melihat-lihat barang yang ada disana Renjun menemukan satu barang yang menurutnya menarik. Satu gelang tali dengan gantungan berbentuk keping salju yang mengingatkan ia akan tanda soulmate miliknya.
Baru juga Renjun akan mengambilnya seseorang lebih dulu mengambil gelang itu. Renjun menoleh seseorang itu juga namun rasa terkujut malah yang mereka dapatkan
"Haechan/Renjun"
"Wah, ini yang kau bilang ada pertemuan keluarga sore ini" sindir Renjun atas perkataan Haechan tadi pagi, dimana Renjun mengajak Haechan main bersama tapi Haechan beralasan ada urusan.
"L-loh kau disini juga" Haechan tertawa hambar untuk menutupi rasa takutnya saat ini.
Jelas Haechan takut ia ketahuan berbohong. Renjun itu saat marah lebih menyeramkan daripada Mark. Kalau Mark marah cukup dibujuk baik-baik sudah luluh, lah kalau rubah satu ini kalau dibujuk bisa ludes uang Haechan karena membelikan satu set koleksi moomin yang kalau dijumlah tidak murah.
"Iya, aku disini dan kau? Apa yang kau lakukan?"
Melihat Haechan yang kebingungan, Mark sebagai soulmate yang baik mengambil alih pembicaraan antara dua sahabat ini
"Kami hanya jalan-jalan kurasa kau juga Renjun"
Tadinya Renjun ingin marah tapi tidak jadi. Kalau Renjun pergi dengan Haechan maka hari ini ia tidak akan menghabiskan waktu berdua dengan Jeno. Renjun jadi sadar kalau selama ini ia sudah sering merepotkan Haechan, ya walaupun Renjun yang lebih banyak direpotkan sih. Tapi tidak apa hari ini Haechan aman.
Gelang yang tadinya Renjun inginkan akhirnya jadi ia beli setelah Jeno yang secara tiba-tiba sudah membayarnya saat Renjun bicara dengan Mark dan Haechan.
Akhirnya mereka memutuskan berjalan bersama, buat apa berdua-berdua lagi kalau pasangan mereka itu sepasang sahabat dan sepasang adik kakak.
Cuaca sudah mulai terlihat gelap, mereka memutuskan untuk pulang dan menunggu dihalte yang lumayan sepi. Kalau hanya Renjun dan Haechan mungkin mereka tidak akan berani dan menunggu Johnny (ayah Haechan) menjemput, tapi karena ada Mark dan Jeno makanya mereka berani.
Setelah bis datang mereka langsung duduk dikursi belakang bis. Jeno dan Mark berencana mengantarkan sepasang sahabat itu sampai rumah tapi ditolak dengan alasan ini sudah malam akan sulit mencari bus. Tapi alasan itu dibantah dengan alasan yang sama kalau ini sudah malam dan tidak mungkin mereka membiarkan Renjun dan Haechan pulang hanya berdua. Tanggung jawab mereka sebagai soulmate bisa dipertanyakan nanti.
Jadi sebagai akhirnya Renjun diantar Jeno dan Haechan diantar Mark menuju rumah masing-masing dengan berbagai godaan dari pemilik rumah yang menggoda dua pasang soulmate itu yang baru saja pulang kencan.
End....
After Extra Ch-2 sudah update..
Kalau suka jangan lupa tinggalkan votenya....
Terimakasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE
FanfictionRenjun pemuda yang tidak terlalu peduli dengan adanya soulmate dibuat pusing dengan soulmatenya yang mendapat lebam dan coretan dihari kedua ia mendapat tanda soulmate nya. -Tamat-