Saat keluar dari kamar mandi,kedua mataku terbelalak melihat nya.Perempuan yang tadi siang telah resmi menjadi istri ku.Perempuan yang telah berhasil mencuri hatiku setahun belakangan ini.Diandra Paramitha.Sebuah nama yang cantik untuk perempuan yang cantik pula.Tak heran aku langsung jatuh cinta saat pertama kali melihat nya.
Setahun yang lalu bibir itu tak henti nya menerbitkan senyuman indah ketika tau aku meloloskan diri nya bekerja sebagai sekretaris ku.Tidak hanya cantik,Mitha adalah gadis yang cerdas.Pekerjaan ku sebagai seorang direktur keuangan di sebuah perusahaan pun menjadi semakin mudah.
Namun kini,di kamar pengantin yang berhiaskan puluhan kelopak bunga mawar,tak dapat aku temukan senyuman indah itu.Raganya memang sangat cantik malam ini namun aku dapat melihat tak ada jiwa yang bahagia bersemayam disana.Meski tak dapat aku pungkiri keindahan tubuh nya yang terbalut hanya dengan baju tidur satin warna peach itu berhasil membangkitkan birahi ku sebagai lelaki.
Perlahan aku berjalan mendekatinya yang duduk di pinggir tempat tidur.Tatapan nya kosong,menatap lekat dinding kamar.
"Kamu baik baik saja?"
Dengan lembut ku genggam tangan nya.Pertanyaan di sertai sentuhan ku berhasil menyita perhatian nya.
"Aku gak pernah baik baik aja kan? Bapak sudah berhasil mewujudkan keinginan bapak sekarang."
Ku hela napas panjang.
"Kamu belum bisa menerima semua ini?"
"Saya sudah pasrah pak,mungkin memang nasib saya menjadi istri bapak,meskipun saya gak mau.Tapi saya gak mungkin bisa mengembalikan semua bantuan yang sudah bapak berikan pada keluarga saya."
"Apa tidak pernah ada sedikit pun rasa suka kamu pada saya?"
"Saya sangat menghormati bapak sebagai atasan saya,saya menyukai bapak sebagai bos saya,bukan sebagai laki laki yang di sukai wanita pak."
"Kenapa tidak mencobanya,saya bukan laki laki yang buruk.Saya bisa memberikan apapun yang kamu mau.Kamu tau kan siapa saya.Bagaimana kekayaan saya."
"Saya sangat tau pak,maka dari itu saya sudah pasrah.Bapak bisa melakukan apapun yang bapak inginkan pada saya.Saya sudah pasrah,tidak akan bisa menolak lagi."
"Jadi ini alasan kamu memakai baju seperti ini?"
"Baju ini di berikan oleh istri pertama bapak,agar saya bisa segera memenuhi kewajiban saya sebagai seorang perempuan yang harus memberikan anak pada bapak."
Aku memijit pelan pangkal hidung ku.Kenapa perempuan ini tidak bisa melihat alasan sebenar nya aku menikahi nya.Bukan hanya karna persoalan anak yang tak kunjung bisa aku dapatkan dari Lusi,istri pertamaku.Tapi memang Mitha sudah berhasil membuat aku jatuh cinta lagi.
"Kamu pikir hanya karena anak saya menikahi kamu?"
Perempuan itu diam,tak menjawab sedikit pun.
"Mitha,saya..."
"Lebih baik,bapak segera mulai untuk menyentuh saya,supaya saya bisa segera hamil seperti keinginan istri pertama bapak."
Gila.Perempuan ini menyuruh saya menyentuh nya sama seperti menyuruh saya menandatangani berkas berkas pekerjaan di kantor.Tanpa ada emosi sama sekali.Sepenuh nya profesionalitas.
"Oke,kalau itu yang kamu mau."
Dengan kasar aku mencium bibir nya.Tak memberi sedikitpun kesempatan untuk nya menghindar.Terus melumat bibir bawah dan atas nya bergantian.Tidak hanya bibir tangan ku pun sudah memulai tugas nya membuka ikatan di baju nya.Meraba dan meremas tonjolan indah yang dimilikinya.Seketika tubuh ku menegang.Memanas karena nafsu.Namun seketika menghentikan semuanya saat merasakan rasa asin di bibirku.
Perempuan itu menangis.Air mata nya mengalir dengan deras dengan kedua mata yang terpejam rapat.Bibir nya pun terkatup rapat.Aku baru menyadari tak sekalipun Mitha membalas ciuman ku.Dia diam,tak bergerak sedikitpun,membiarkan aku melakukan nya sendiri.
Aku memang berhasil membuat nya menjadi milik ku,namun sampai sekarang aku belum berhasil membuat hati nya juga jadi milik ku.Aku bisa saja memaksanya melayani ku,memberikan tubuh nya untuk ku nikamati.Tapi aku tau kalau nanti hanya aku yang akan menikmati percintaan ini,hanya aku yang akan terpuaskan.
Dan aku terlalu menyayangi nya di bandingkan harus menyakiti nya seperti ini.
Aku berdiri di hadapan nya,bersiap untuk keluar dari kamar pengantin ini.
"Saya gak akan memaksa kamu,pernikahan ini bukan hanya sekadar karena anak,apalagi hanya karena seks semata.Saya akan menunggu kamu benar benar siap untuk saya."
Cukup,aku tidak akan memaksa nya lagi.
-End-
KAMU SEDANG MEMBACA
Frist Stories
Historia CortaKumpulan cerpen hasil kegabutan ku... Hobi banget baca,namun suatu hari entah dari mana dapat dorongan yang sangat kuat untuk menulis Setelah di jalani,ternyata.....🤯🤯 Menulis tak semudah yang di bayangkan 😭😭😭 Salut banget untuk para Author y...