PART 8

138 23 2
                                    

Sudah 3 tahun, Naya meninggalkan Dava. Hidup Dava juga sudah mulai membaik. Banyak perubahan yang terjadi pada Dava. Ia berubah untuk mengenang Naya. Supaya ia bisa merasakan berada diposisi Naya itu seperti apa. Dan hari ini ia merasakannya. Merasakan rasanya dibully. Ia yang sejak dulu sering dipuja karena ketampanannya berubah drastis saat ia mengambil keputusan ini.

Inilah lanjutan kisah hidup Dava di Universitas Sinar Bintang. Dava mengambil jurusan kedokteran.

“Dasar gendut!”

“Uu.. gentong!”

“Ga nyangka ya, Dava berubah gitu. Dulu dia kan ganteng”

“Iya, apa lagi kapten basket”

“Pacari dia gih. Hahaha”

“Idih ogah. Gendut gitu. Selera aku itu kayak dia dulu, bukan yang sekarang”

Dava hanya tersenyum menanggapi tiap makian dari teman kuliahannya. Ia biasa saja dan ia ga mau memperdulikan itu.

Sudah satu semester, Dava diperlakukan seperti itu. Ia tidak punya teman. Hanya Risa yang diam-diam memperhatikannya dan membantunya.

“Iya, benar. Aku dengar Pak Dion bilang, kalau ada mahasiswa baru”

“Cewek apa cowok?”

“Cewek dong. Cakep lagi. Tinggi, putih, mulus, beh bak model”

“Namanya siapa?”

“Kalau ga salah Freya Beatrice deh...”

Dava mendengar itu. Sepanjang perjalanan ke kelas, banyak mahasiswa yang mengghibah tentang mahasiswa baru itu.

Mendengar nama ujung mahasiswa baru itu, membuat Dava teringat pada Naya Beatrice. Nama ujung yang sama.

...

“Hallo semuanya! Nama saya Freya Beatrice, saya mahasiswa pindahan. Saya minta kerja samanya ya”

“Dengan senang hati, cantik!”

“Pasti dong!”

“Cantik duduk sini aja ya?”

Seisi kelas menjadi riuh karena kedatangan mahasiswa baru bernama Freya Beatrice ini.

Freya dipersilahkan memilih tempat duduk, dikarenakan banyak bangku yang kosong. Freya memilih bangku di barisan kedua paling ujung. Saat menghampiri bangkunya, Freya melirik ke sebelah kiri, tepat dimana seorang lelaki gendut yang sedari tadi menatapnya. Freya melemparkan senyum manisnya ke arah laki-laki itu.

...

“Eh ada si cantik”

“Cantik duduk sini dong”

“Woi! Geser oii! Si cantik mau duduk”

“Ca, kau duduk sana aja. Sini tempatnya Freya”

“Freya sayang, ini aku uda siapin tempat buat kamu”

Sepanjang perjalanan mencari tempat duduk, Freya mendapatkan tawaran dari teman-temannya itu, tak lain adalah laki-laki.

Freya hanya menanggapi dengan senyuman. Sedari tadi matanya sudah memfokuskan pada satu objek dan mumpung ada tempat kosong.
Saat hampir mencapai objek tersebut,

“Freya!”

Freya menoleh kesamping.

“Sini! Aku uda siapin tempat buat kamu. Kuy, kita makan sama-sama!” ucap Mira, teman sekelas Freya.

“Aku uda dapat tempat. Lain kali aja ya. Maaf” ujar Freya sopan.

Setelah itu, ia melanjutkan perjalanannya. Sesampainya disana, ternyata teman kelasnya itu memperhatikannya terus.

“Ih, apaan sih Freya itu. Mau-maunya duduk sama dia. Padahal uda kita sediain tempat kosong buat dia”

“Itulah”

“Aku boleh duduk disini?”

Lelaki yang sedang asik makan pun mendongak. Lelaki itu terkejut mendapati Freya dihadapannya. Secara tak sadar, lelaki itu menganggukkan kepalanya. Freya tersenyum manis. Kemudian meletakkan nampannya dan mendudukkan dirinya dihadapan lelaki itu.

“Kamu sendiri aja?”

Lelaki itu mengangguk pelan.

“Teman-teman kamu?”

Lelaki itu terdiam sesaat menatap manik coklat yang indah didepannya ini. Tak lama ia menunduk dan menggeleng pelan.

Freya mengerti. Ia pun tersenyum tipis.

“Aku mau kok jadi teman kamu”

Lelaki itu seketika mendongak, melihat tatapan gadis didepannya dengan senyuman yang sama sekali tidak menyiratkan kebohongan.

“Aku serius. Kita jadi teman ya? Aku juga kan masih baru disini. Mau ya jadi teman aku?” pinta Freya. Ia memohon. Membuat lelaki itu tersenyum.

“Makasih ya” ucap lelaki itu
Freya lagi-lagi mengembangkan senyumannya.

“Oh ya, kamu pasti udah tau namaku kan? kalau nama kamu siapa?” Freya menyodorkan tangannya.

Lelaki itu mengangguk dan melirik sekilas tangan Freya “Namaku Dava Anggario” ia membalas salaman Freya.

Freya seketika terdiam, menatap Dava tak berkedip, membuat Dava melambaikan tangan kirinya didepan wajah Freya.

“Kamu kenapa?”

Freya tersadar, langsung melepaskan salamannya.

“Eh, oh, enggak kok. Mari makan”

~

19-10-20

Friend? {TAMAT} ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang