KV - 7

113 16 9
                                    

Dafania dan Dean sekarang telah tiba di supermarket yang letak nya tidak terlalu jauh dengan rumahnya itu, mungkin hanya sekitar 15 menit pun sudah sampai.

"Pak Ibnu mau ikut atau tunggu disini?," Tanya Dafania.

"Belanjaan non banyak?," Tanya Pak Ibnu.

"Enggak sih pak," Jawab Dafania.

"Yaudah non saya tunggu di mobil lagi saja, nanti jika non butuh bantuan tinggal telepon saya yaa," Ucap Pak Ibnu.

"Baik pak, kalau begitu afa sama Dean masuk yaa," Ucap Dafania.

"Iya silahkan non aden,"

Keduanya memasuki supermarket tersebut, tidak lupa ada mengambil troli sebelum ia mengelilinginya jajaran kebutuhan pokok atau yang lainnya.

"Kak afa Iyan mau beli jajanan," Pinta Dean saat mereka berada di jajaran makanan ringan.

"Ambil aja sayang," Jawab Dafania.

Ia juga memilih beberapa makanan yang ia butuhkan nantinya, setelah itu ia berpindah mengelilingi jajaran demi jajaran.

"Kak afa ayo cari es krim," Ajak Dean sambil berlari-lari kesana kemari.

"Jangan lari-lari Dean nanti kamu jatuh," Ucap Dafania dengan sedikit berteriak.

Dafania sudah mengambil beberapa dari makanan minuman bahan pokok yang ia butuhkan serta kebutuhan bulanan nya.

"Dean jangan lari-lari kayak gitu, nanti kita cari es krim nya ada disana," Ucap Dafania namun setelah ia berucap seperti itu, ia melihat Dean terjatuh dengan menabrak tubuh seseorang yang membelakanginya.

Ia kira Dean akan berdiam disana, justru malah sebaliknya Dean bangkit dan berhamburan pergi dari sana dan memeluk sang kakaknya, Dafania.

"Iyan kenapa kabur? Kenapa gak minta maaf sayang?," Tanya Dafania.

"Iyan takut kak Afa," Jawab Dean sambil terus memeluk dirinya.

"Jangan takut iyan harus pemberani. Sekarang kita samperin kita minta maaf yaa, karena Iyan juga salah jadi iyan harus minta maaf yaa," Ucap Dafania dan Dean hanya mengangguk.

Keduanya berjalan menghampiri orang tersebut yang masih membelakangi dirinya.

"Hmm permisi, saya mau minta maaf tadi ade saya tidak sengaja menabrak tubuh anda," Ucap Dafania sontak membuat orang tersebut membalikkan tubuhnya untuk menghadap keduanya, sontak keduanya sama-sama kaget.

"Lo yang tadi pagi di perpustakaan sekolah kan?," Tanya orang tersebut, siapa lagi kalau bukan Kevin. Seseorang yang ditabrak oleh Dafania pagi tadi, dan sore ini juga ditabrak oleh adiknya Dafania, Dean.

"Akhirnya gue bisa ketemu dia lagi disini," Batin Kevin.

"Hmm maaf kak, kedua kalinya kakak ditabrak dihari yang sana," Ujar Dafania.

"Gapapa kok,"

"Iyan ayo minta maaf sama kakak nya," Pinta Dafania kepada Dean yang masih mengumpat di balik badan Dafania.

"Maaf kakak, Iyan gak sengaja tadi," Ucap Dean yang membuat Dafania berjongkok dan mensejajarkan tinggi dirinya dan juga sang adik.

"Iyan, kalau kita mau minta maaf harus berhadapan dengan orangnya langsung bukan mengumpat seperti ini, ayo maju dan tatap kakaknya," Ucap Dafania membuat Dean mau tak mau melangkah untuk berhadapan dengan Kevin.

"Maaf tadi iyan gak sengaja tabrak kakak," Ucap Dean sambil menunduk dan membuat Kevin juga mensejajarkan tubuhnya dengan Dean.

"Gapapa kok, lain kali hati-hati ya jangan lari-larian lagi," Jawab Kevin sambil mengelus puncak kepala Dean dengan gemas.

"Iya kak,"

"Ohiya nama kamu siapa?," Tanya Kevin kepada Dean.

"Iyan,"

"Iyan?,"

"Namanya Dean, lebih suka dipanggil Iyan," Jawab Dafania.

"Nama yang bagus,"

"Nama kakak siapa?," Tanya Dean.

"Kevin,"

"Kak epin,"

"Iyaa,"

"Kalau ini kakak aku namanya kakak iya," Ujar Dean.

"Iya?,"

"Maaf kak, Dean memang suka membuat panggilan khusus untuk seseorang yang membuatnya gampang mengingat," Ucap Dafania.

"Iya gapapa kok,"

"Kalau boleh tau nama lo siapa dan kelas berapa?," Tanya Kevin.

"Dafania, siswi kelas 11 IPS 5,"

"Sudah gue duga kalau dia Ade kelas gue," Batin Kevin.

"Gue Kevin anak 12 MIPA 2 salam kenal," Ucap Kevin dan Dafania hanya tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban.

"Hmm sekali lagi maaf kak atas kejadian hari ini, kalau begitu kami pamit permisi dulu," Ucap Dafania.

"Iya santai aja kok, lanjutin aja belanjaan lo," Jawab Kevin.

"Dadah kak epin," Ucap Dean sambil melambaikan tangannya kepada Kevin.

"Dah Dean," Jawab Kevin dan ikut melambaikan tangannya.

"Ternyata dia cewe yang beda dari yang lain dan kayaknya dia spesies cewe langka di dunia ini," Batin Kevin sambil terkekeh membayangkan kejadian hari ini.

SKIP

Dafania sudah tiba dirumahnya dengan barang belanjaan yang sudah ia beli tadi dan dibantu pak Ibnu untuk membawanya ke dapur.

"Iyan langsung mandi yaa sama bibi habis itu istirahat di kamar aja, kalau ada apa-apa panggil kakak" Ujar Dafania.

"Siap kakak iya,"

Dafania melanjutkan langkahnya menuju kamarnya, ia pun bergegas untuk segera mandi dan beristirahat.

Sekitar kurang lebih 15 menit Dafania keluar dari kamar mandi yang sudah lengkap dengan pakaian tidur nya.

Ia memilih duduk di teras depan kamarnya, entah angin malam ini sangat sejuk untuk dirinya merenung disana bersama bulan dan bintang yang menerangi diatas sana.

Ia memikirkan dengan kegiatan lomba cerpen itu, hatinya sangat ingin mengikuti lomba itu tapi entah kenapa perasaan nya merasa ragu untuk ia mengikuti lomba tersebut.

Entahlah hari ini membuatnya jenuh apalagi di tambah ia bertemu dengan kakak kelas nya yang membuat ia teringat dengan seseorang yang sudah hilang dari hidupnya hampir 2 tahun belakangan ini.

Hatinya kembali sakit mengingat kejadian-kejadian itu, namun ia harus tetap bisa melupakannya dan kembali dengan masa-masa remaja nya di SMA ini.

Memang kejadian beberapa tahun silam itu membuatnya bahagia dengan semua yang ada, tapi entahlah semenjak ia menginjak kaki nya di bangku SMA semua sudah berubah dan berbeda dengan semua nya.

Ia saat ingin merubah semuanya lebih baik, tapi entah mengapa dirinya selalu bertolak belakang dengan keadaan nya.

Bahkan saat ini dirinya masih merindukan seseorang yang menghilang 2 tahun ini, ia pun merindukan sosok sahabat nya yang ikut pergi menghilang, rasanya sakit tapi apa boleh buat? Setiap pertemuan akan berujung dengan perpisahan bukan?.

"Andai dari awal gue gak kenal kalian semua, mungkin gak akan sesakit ini," Pikir Dafania.

"Seandainya lo gak pergi dan tetap ada disini ru, mungkin semenjak gue menginjak kaki di SMP hidup gue gak akan serumit ini, jujur gue kangen gue pengen lo ada di samping gue lagi," Batin Dafania sambil meneteskan air matanya.

"Semoga lo baik-baik aja disana, tetap mengingat gue disini. Gue akan selalu tunggu lo pulang disini" Lanjutnya sambil memejamkan mata nya.

"Gue harus semangat menjalankan kehidupan gue, gue harus bisa mencapai semua yang harus gue capai," Pikir Dafania sambil menghapus air matanya dan kembali tersenyum sambil mengarah melihat kepada bulan dan bintang.

Next Part>>>>

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kapten VoliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang